5. wedding

69 13 19
                                    


Alyansa terbangun dari tidurnya, seperti biasa ia harus berlari ke toilet dan memuntahkan isi perutnya, pening yang ia rasakan membuat ia enggan untuk melanjutkan harinya. Gadis itu memandang dirinya di cermin, betapa malangnya wanita ini batinnya. Alyansa mencuci mulut nya lalu kembali merangkak keatas kasur.

Ia teringat akan pernikahan yang yang dikatakan Argaino kemaren sore, tidak ada Persiapan yang di lakukan, bahkan untuk menghubungi keluarga nya pun tidak bisa, siapa yang akan duduk di kursi keluarga nya nanti. Ia memandang foto keluarga yang harmonis terpajang di nakas. Apa mungkin ia harus mencari tahu keberadaan keluarga ayah dan ibunya? Gadis itu mengurungkan niat tersebut.

Alyansa tiba-tiba kembali merasakan oening yang sangat hebat, ia beranjak dari kasur mengambil segelas air minum, gadis itu melihat kulkasnya yang penuh dengan makanan hari ini. Itu semua ulah Aurora yang memaksa nya berbelanja dengan banyak agar dirinya tidak kekurangan.

Alyansa memotong sebuah apel dan mengambil segelas air ia duduk didepan TV, ia merasa tidak ada yang perlu ia lakukan untuk persiapan pernikahan nya ia yakin pria itu pasti mempersiapkan segalanya.

"Tok tok"
Alyansa melihat kearah pintu lalu membukanya  nya, ia melihat Aurora dengan banyak barang bawaannya.

"Lo ngapain pagi-pagi udah kesini?" ucap gadis itu sambil mengambil alih salah satu paper bag yang dibawa Aurora.

Aurora bukan menjawabnya, ia malah mendahului Alyansa lalu menatap wanita itu sengit, "Lo yang kenapa? Lo mau nikah hari ini dan nggk ngasih tau gue."

Alyansa memandang gadis itu sekilas lalu kembali duduk sambil memakan apelnya.
"Lagian pernikahannya juga bakalan biasa aja, gue nggak ada niat dan semangat makanya gue belum ngasih tau lo"

"Tapi tetap aja Ansa lo harus ngasih tau gue, lo kok seperti nggak nganggap gue sama sekali sih."

"Heh gua tu belum ngasih tau lo bukannya nggak ngasih tau lo, budek ya kuping lo." ucap Alyansa yang tak kalah sewot. Aurora yang mendengar nya pun terdiam pasalnya Alyansa belakangan ini  Alyansa sering marah dan tersinggung jika gadis itu memarahinya. Kerena biasanya Alyansa bakalan minta maaf atau diam saja jika Aurora ceramah.

"Hormon ibu hamil benar-benar hebat ya." Aurora membuka salah satu jinjingan nya lalu menyerahkan sebuah dress pada Alyansa.

"Ganti baju lo, kita ke rumah Arga sekarang!"
perintah Aurora yang langsung saja dituruti Alyansa.

Aurora juga membantu Alyansa dengan riasan nya, ia mendandani gadis itu dengan sangat cantik dan elegan. Dengan sedikit polesan wajah polos Alyansa berubah menjadi wanita cantik dan berkelas.

"Ra, yang datang nanti siapa aja ke pernikahan gue?" Tanya Alyansa ketika ia selesai dirias oleh Aurora.

"Nanti yang bakalan datang di akad lo cuman keluarga gue." Alyansa mendengar perkataan Aurora dengan kebingungan, ia fikir yang datang hanya bokap nyokap Arga saja.

"Tapi saat pesta yang datang semua kolega bisnis bokap nya Arga, dan lo bakalan tetap di rumah saat resepsi itu!" Alyansa semakin bingung, ia fikir tidak ada pesta di pernikahan mereka nanti.

"Pesta? Emang ada pernikahan juga?" gumam gadis itu sambil mengerutkan keningnya.

"Ya, dan lo nggak boleh keluar, lo haris stay dikamar karena Arga nanti bakalan bilang ke semua tamu yang datang kalau lo lagi nggak enak badan."

"Hoo gue pengantin yang di sembunyikan ya Ra." Aurora yang mendengar itu juga ikut sedih, tapi semua ini juga demi kebaikan Alyansa.

"Semalam gue udah bernegosiasi sama nyokap bokap Argaino, dan mereka bilang ini keputusan yang bagus!"

Sang Wanita SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang