Tok tok tok
Alyansa terbangun dari tidurnya, pukul menunjukkan jam 10 malam, selama itukah ia tertidur?, batinnya.
"Siapa yang bertamu jam segini?" Gumam Alyansa sambil membuka lubang kecil untuk mengintip tamunya. Alyansa langsung membuka pintu ketika mengetahui yang datang adalah ayah mertuanya.
"Om Wijaya," sapa Alyansa dengan nada kebingungan.
"Om ada apa bertamu semalam ini?"
"Apa boleh saya masuk?"
"Iya boleh silahkan om!" ucap Alyansa lalu mengizinkan pria paruh baya itu masuk.
"Bagaimana keadaan kamu sehat?" tanya Wijaya pada wanita itu.
"Iya om baik, om mau minum dulu? Biar Ansa bikin dulu!".
"Nggk usah, saya datang kesini hanya ingin memberikan ini!" Wijaya menyerahkan black card pada Alyansa namun gadis itu kebingungan melihatnya.
"Gunakan kartu ini buat keperluan sehari-hari kamu, saya tahu kamu baru saja diterima di perusahaan yang kamu inginkan!" Wijaya menatap Alyansa yang kebingungan dengan situasi saat ini.
"Saya harap kamu tetap melanjutkan magang di perusahaan Argaino, gunakan kesempatan ini untuk memperbaiki hubungan kalian, saya sangat berharap kalian bisa bersama mempertahankan pernikahan ini!" Goresan kesedihan terpancar diwajah pria tua itu, seolah rasa kecewa dan benci itu bersatu.
"Om tidak perlu khawatir tentang pernikahan ini, saya akan mempertahankannya!" sejujurnya Alyansa pun ragu dengan ucapannya, tapi ia harus meyakinkan Wijaya akan hal ini.
"Saya tahu, kalian tidak serumah lalu dimana kalian harus bertemu kalau bukan dikantor, gunakan kesempatan ini!"
Alyansa seolah terhipnotis dan menganggukkan kepalanya dengan mantap, "baik Om, tapi Ansa bisa kok om membiayai kebutuhan Ansa dan bayi ini sendiri!" ujarnya.
"Tidak, saya sudah mempersiapkan kartu ini khusus untuk istri Arga, dan sekarang kamu istrinya saya harap kamu mau menerima nya!".
"Arga memiliki seorang yang sangat bijaksana Om!" Alyansa tertegun dengan sikap mertuanya, suami nya sangat beruntung memiliki ayah yang begitu memikirkan dan mempersiapkan masa depan pria itu.
"Saya masih banyak belajar Alyansa!"
Ucap nya."Dan satu hal lagi, saya harap kamu bisa membantu saya dengan memberikan informasi apapun tentang kecurangan di perusahaan Argaino, kamu bisa melaporkan nya kepada saya akan hal itu!" ucap Wijaya sebelum berpamitan pergi meninggalkan Alyansa.
"Baik Om, pasti akan saya laporkan!"
Sebelum benar-benar meninggalkan Alyansa, Wijaya melihat perawakan wanita hamil itu yang tampak kacau.
"Dan juga jaga kesehatan kamu dan calon cucu saya, ingat untuk selalu menjaga kesehatan kamu, jika kamu merasa sakit atau membutuhkan bantuan jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi saya, sebisa mungkin saya akan membantu!"
"Terima kasih Om, Alyansa akan langsung menghubungi Om!"
"Alyansa saya bukan orang lain dan juga bukan paman kamu, panggil saya selayaknya Arga memanggil saya, kamu menantu saya bukan?" ucapnya.
"Papa, panggil saya papa!"
Alyansa hanya mengangguk rasanya sebutan itu sudah lama tidak keluar dari mulutnya untuk siapapun.
"Alyansa!" Wijaya memaksa Alyansa untuk mengucapkannya.
"Baik Pa?" Balas Alyansa dengan lega.
"Baiklah saya pamit dulu, kamu hati-hati dirumah yaa!" ucap mertuanya itu sebelum benar-benar pergi meninggalkan Alyansa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Wanita Sendu
RomanceAlyansa shanza perempuan 22 tahun yang sangat mencintai karir dan studinya, hidup sebatang kara membuat dia harus melakukan banyak pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Namun apa jadinya ketika ia menyadari bahwa ia tengah hamil anak...