9. New Home

31 3 0
                                    

Arga memberhentikan mobilnya di depan rumah yang aku yakini adalah rumah Geana. Aku bersandar dikursi melihat tepat didepan mata Arga memberikan pelukan kecil sebelum Geana keluar dari mobil.

Aku harus terbiasa dengan situasi ini, lihatlah bahkan sekarang Geana seolah segan dengan ku, aku mengeluarkan senyumku seolah mereka melakukan tindakan yang manis.
Ya, tentu itu hanya palsu agar wanitanya Arga tidak berlarut-larut dengan perasaan canggung.

"Gue balik dulu yaa" ucap gadis itu sambil tersenyum kearah ku.

Arga menjalankan mobilnya, ia terlihat sangat fokus pada kemudi sedangkan aku mencoba untuk mengalihkan pandanganku kepada objek apapun yang kulihat.

Namun setelah beberapa menit pria itu memberhentikan mobilnya lalu melihat kearah ku.

"Pindah kedepan!" Perintah nya.

Tak usah basa basi aku langsung saja pindah kedepan.

Sial dengan posisi seperti ini aku tidak bisa mencuri pandang lagi, aku tau pasti Arga dari tadi sadar aku memperhatikannya.

"Kenapa tadi lo kabur pas lihat gue?"
Ia menatap ku berharap aku menjawab pertanyaan itu.

"Hmm, nggak kok aku cuman mau cepat pulang aja!" Jawab ku santai sambil mengalihkan tatapan.

"Lo nggk mikir apa?, Itu bisa bahayain kandungan lo?" meski jelas sekali Arga saat ini sedang marah, tapi aku sadar ia mencoba untuk tidak meninggikan suaranya.

"Maaf!" ucapku sambil tertunduk memainkan Jaket ujung jaket.

"Maaf lo nggk nyelesain masalah, lo tau karena lo yang pakai acara lari-larian ditengah hujan Geana maksa gue buat antar lo, dan gue benci saat Geana harus terus mengalah demi lo?" lagi lagi tentang Geana, sungguh aku tidak habis fikir dengan hati nurani pria ini.

"What, really Arga? Sekarang yang kamu fikirin cuman Geana?" ucapku yang tersulut emosi.

"Siapa lagi yang harus gue fikirin, lo?" sakit Arga memang sakit jiwa tapi aku lebih gila bagaimana bisa menggantungkan harapan pada Pria ini.

"Aku lari juga menghindari kalian supaya kamu dan Geana nggak melihat keberadaan aku, aku juga nggk mau ganggu kalian!" Arga bak batu, raut wajahnya seolah menilai aku yang salah.

"Caper!" Singkat dan padat seolah pria itu menyindirku.

"Caper? Toh kalau iyapun caper juga sama suami sendiri nggk suami orang!" ucapku dingin sambil melihat keluar jendela.

Tiba-tiba ia memberhentikan mobilnya, menatapku dalam diam.

"Kenapa? Mau nyuruh turun? Fine! dari awal pun aku sama bayi aku tidak pernah bergantung dan butuh kamu?" ucapku sambil membuka pintu namun sialnya pintu ini terkunci. Aku sudah muak bermanja dan bersikap sopan padanya. Rasanya semua itu akan sia sia saja.

Arga hanya menatapku sekilas lalu melanjutkan mobilnya, kami kembali membisu aku sibuk dengan fikiranku sedangkan pria itu terlihat tenang dengan kemudinya.

Author POV

Arga membawa Alyansa kerumahnya.

"Loh kok kesini?" ucapnya sambil keluar dari mobil.

"Lo nggak lihat hari hujan!" ucap Arga sambil meninggalkan Alyansa.

Mau tidak mau ia ikut memasuki rumah pria itu, baru saja memasuki ruang tamu Alyansa bingung harus ngapain, karena Arga langsung beranjak kekamarnya. Alyansa memutuskan untuk duduk di kursi kayu yang berada disamping meja kecil.

Ia mencoba menghangatkan tubuhnya sembari melihat sekeliling rumah Arga dengan barang-barang yang tersusun rapi, terlihat sekali rumah ini sangat terjaga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sang Wanita SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang