⚠️ trigger warning mention of sexual assault, abusive parents, and blood (just slightly)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sudah 3 hari penuh winter terkurung dalam kamar ibunya. keadaan winter sangat kacau dengan darah mengering di dahinya dan juga penampilannya yang acak-acakkan. bahkan ibunya hanya memberikan winter makan dan minum jika ingat, sesudah itu winter terus mendengar suara-suara menjijikan oleh ibunya dan jinho.
winter melihat ke luar jendela, ada satu mobil berwarna putih yang terus terparkir di depan apartemen mereka dari sejak dia dikurung.
di dalam kepalanya, winter menyusun rencana gila yang akan dia laksanakan hari ini. dia akan melakukannya ketika ibuny sedang tidak ada.
pintu terbuka sedikit. ternyata jinho yang membukanya bermaksud memberikan roti dan air pada winter.
"tuh makan cewek brengsek. harusnya waktu itu lo nurut gue aja, kan gak bakal kayak gini. karina si kesayangan lo juga pasti masih aman-aman aja sekarang."
winter hanya berdiri diam, menatap jinho dari kejauhan tanpa berniat membalas perkataan jinho. jinho tidak akan berbuat macam-macam padanya karena ibunya masih berada di apartemen mereka.
akhirnya pintu tertutup dan terkunci. winter melangkah pelan, mengambil roti dan air dan memakannya dengan cepat. tangannya meremas botol air, meyakinkan dirinya bahwa hari ini dia akan pergi dari sini dan menyelamatkan karina.
"sayang aku keluar sebentar ya. aku mau beli ramyeon untuk kita berdua."
winter mendekatkan telinganya ke arah pintu agar bisa mendengar percakapan ibunya dan jinho lebih jelas.
"biar aku aja yang pergi, kamu disini aja."
"gak usah, kamu disini jagain winter ys. aku gak bakal lama kok."
setelah memastikan ibunya pergi, winter mengetuk pelan pintunya agar jinho mau membukanya.
"jinho tolong gue!" teriak winter.
awalnya jinho ogah membuka pintu untuk winter, namun otak mesumnya memahami situasi sehingga dia segera membukakan pintu untuk winter.
pemandangan yang jinho lihat adalah winter yang sedang menangis tersedu-sedu, namun jinho malah menyunggingkan senyum jahatnya.
"lo bebas ngelakuin apapun sama gue. gue serahin badan gue ke lo. tapi tolong lepasin gue dari sini, gue harus nyelamatin karina."
jinho sempat kaget mendengar perkataan winter, tapi dia dengan senang hati mengiyakannya. kapan lagi ada yang mau berserah begini, pikirnya.
"lo serius kan?" tanya jinho sambil mendekat ke arah winter.
"gue serius. lakuin apapun yang lo mau," ucap winter dengan yakin.
jinho yang mendapat lampu hijau langsung berubah seperti binatang kelaparan. dia segera memeluk tubuh winter erat dan mulai menjamah lekuk tubuh winter. winter hanya menutup mata berharap semua cepat berlalu.