𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘩𝘢𝘬

820 167 5
                                    

⚠️ trigger warning
mention of abusive parents, blood, rape, and homophobic

⚠️ trigger warningmention of abusive parents, blood, rape, and homophobic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

winter mendengar semuanya. suara karina, teriakan ayahnya karina, bunyi tamparan yang nyaring dan juga tangisan karina . bohong jika winter tidak takut. kakinya gemetar setengah mati, mencoba menahan beban tubuhnya.

winter ingin keluar, ingin melihat bagaimana keadaan karina tapi dia juga takut jika ayahnya karina tahu keberadaannya maka karina lagi yang akan menjadi sasaran emosi ayahnya.

winter bertambah panik ketika dia tidak lagi mendengar suara tamparan dan tangisan karina. pikirannya coba menebak apa yang mungkin terjadi pada karina.

"karina? dasar lemah kamu, baru begini saja sudah pingsan."

perkataan ayahnya karina barusan membuat winter seolah tak merasa takut lagi. pikirannya hanya tertuju pada karina yang pingsan. dengan yakin, winter membuka pintu kamar karina. kalaupun hari ini jadi hari terakhirnya, setidaknya karina bisa selamat.

"SIAPA KAMU?!" seru ayahnya karina kaget. tentu saja, siapa yang tidak kaget melihat orang asing di rumahnya sendiri terlebih winter selama ini berada di kamar karina.

winter tidak menjawab, dia langsung berlari menghampiri karina yang tergeletak pingsan tak jauh darinya.

"karina!" winter merengkuh tubuh karina, berharap karina masih sadar.

"karina? tolong bangun karina, tunggu gue cariin bantuan ya," winter terdengar sangat putus asa. winter ingin berteriak namun dia mencoba untuk berpikir rasional.

"KAMU SIAPA?! KALO DI TANYA TUH JAWAB!"

winter hanya diam menatap nyalang pria tua di depannya ini, sambil bersumpah serapah dalam hatinya.

"oh kamu perempuan yang diselamatkan si sampah ini ya? kamu pacarnya karina?!"

"om gak liat karina udah pingsan karna om?" tanya winter sambil lebih erat merengkuh karina.

"kamu pikir saya peduli hah?!"

"apa om akan berubah pikiran kalo om masuk penjara karna berusaha lukain anak om sendiri?"

"wah memang anak muda sudah bisa menentang perkataan orangtua ya! kamu pikir kamu siapa?!"

"TERUS OM PIKIR OM SIAPA SAMPE BIKIN KARINA KAYAK GINI! OM PIKIR OM PANTES DI SEBUT AYAH?!" lepas sudah emosi winter. dia ingin pergi mencari bantuan tapi dia takut meninggalkan karina sendirian.

[✓] garis terdepan | winrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang