PROLOG

81 21 11
                                    

Seseorang dengan mimpi yang tinggi akan terus memperjuangkan mimpinya. Bangun lebih awal, bergerak lebih cepat, dan belajar lebih giat. Supaya apa? Tentu saja supaya mempersingkat proses mewujudkan mimpinya menjadi nyata.

Sama seperti yang sedang Zahra lakukan. Berusaha untuk bangun sepagi mungkin agar mimpinya segera menjadi nyata. Meski realitanya tak sesimpel itu, tak semudah yang dibayangkan, dan prosesnya pun membutuhkan waktu yang sangat luar biasa lamanya.

Mimpi yang Zahra miliki sebenarnya sangatlah sederhana. Hanya menimba ilmu di Pondok Pesantren. Tapi disini Zahra tahu, bahwa  Pesantren pun pasti mengharuskan dirinya mengeluarkan biaya. Sedangkan untuk makan saja, Zahra dan Ayahnya sangat kesulitan. Syukurlah untuk Sekolah Zahra mendapatkan beasiswa, jadi dia masih bisa menimba ilmu yang bersifat umum.

Zahra sebenarnya dilahirkan oleh Ibu dengan Keluarga yang bisa dibilang kaya. Kehidupan Zahra dahulu sangatlah makmur, jika hanya untuk biaya masuk Pesantren, pasti akan terpenuhi. Namun sayangnya, Allah memberikan ujian pada Keluarganya. Kejadian di masa lalu itu, benar-benar membuat ekonomi Keluarga Zahra menurun drastis. Itulah sebabnya kenapa sekarang dia hanya bisa memendam mimpi tersebut dan hanya menuangkan keluh kesah atas mimpinya pada Allah.

Jika saja Zahra adalah orang yang mudah menyerah, mungkin dia akan berhenti sekarang juga, detik ini juga. Tapi dia tidak bisa. Karena saat dirinya sudah menginginkan sesuatu, sudah menargetkan sebuah pencapaian, dia akan memperjuangkan itu semua sekeras mungkin. Menyingkirkan apapun yang menghalanginya, dan terus berlari supaya segera mencapai garis finish.

Untuk ukuran seorang remaja yang sedang menempuh pendidikan SMP, Zahra sungguh hebat karena tidak pernah goyah dengan impiannya. Disaat teman-temannya berlomba mengejar cinta manusia, dirinya justru berlomba mengejar cinta sang pencipta. Dirinya selalu meyisihkan sebagian uang jajan yang tidak seberapa untuk mendaftar ke pesantren suatu hari nanti. Dirinya menabung dengan sungguh-sungguh, tidak pernah terpengaruh dengan teman-temannya yang jika menabung uang pasti terpakai untuk membeli seblak, bakso aci dan makanan-makanan lainnya.

Selain menyisihkan uang jajannya, dia juga melakukan usaha lain yang diniatkan mencari bekal ilmu sebelum masuk ke Pesantren. Kebetulan rumahnya dekat dengan salah satu Pesantren Salafy, akhirnya Zahra memutuskan untuk melakukan hal gila yang entah bagaimana bisa terpikir di benaknya. Meski tahu cara itu salah, dia tetap melakukannya demi mendapatkan ilmu. Tidak lupa, dia berdo'a dan memohon ampunan atas apa yang diperbuatnya kepada Allah Swt.

Akankah perjuangannya harus sia-sia begitu saja? Tidak menghasilkan apapun? Zahra sendiri berharap itu tidak terjadi. Karena Zahra percaya, perjuangan yang keras akan memberikan hasil yang memuaskan. Tapi, dia tidak yakin dengan apa yang dilakukannya akan berbuah baik, karena dirinya tahu kalau apa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan.

***

Ig: jasjusolen_


Awal publish:

Sabtu, 15 Januari 2022

Publish ulang:
Sabtu, 01 April 2023

JasjusOlen❤

Az-Zahra: Kesalahan yang Tidak DisesaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang