Memang benar kata orang, benci dan cinta itu beda tipis. Siapa sangka perasaan manusia bisa berubah dengan waktu yang singkat?
Dulu, Amelia Rahmawati tidak suka dengan sosok Wisnu Wicaksono.
Di mata Amel, Wisnu adalah cowok playboy yang sama sekali tidak masuk dalam kriterianya. Bahkan, di umur yang menginjak tiga puluh lima tahun Wisnu masih menyandang status lajang. Hingga, kini laki-laki tersebut resmi menjadi suami Amel yang terpaut umur lima belas tahun dibawahnya.
Kisah asmara mereka sangatlah singkat. Mereka dipertemukan di satu lingkup pekerjaan, yang akhirnya Wisnu mengundurkan diri untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa.
Dorongan dan permintaan dari keluarga, membuat hati Wisnu tergerak untuk mengabdikan dirinya pada Desa Belimbing tercinta. Di mana dia dibesarkan dan menemukan separuh hatinya, yang kini resmi menjadi istrinya.
Disela kesibukan pendekatan dengan masyarakat, Wisnu juga pendekatan dengan keluarga Amel. Hingga restu orang tua Amel berhasil dikantonginya, dan mereka resmi menjadi suami istri di satu bulan sebelum pemilihan berlangsung.
oOo
Amel menepuk punggung laki-laki yang tengah tengkurap di tempat tidur. Pemilik punggung berbalut kaos hitam itu enggan membuka mata, bahkan tidak menghiraukan silaunya sinar mentari yang menyapa melalui jendela kamar.
Laki-laki itu masih mendengkur dengan keras, menandakan bahwa masih menikmati kegiatan hibernasi di minggu pagi.
"Mas Nuk! Bangun!" Panggil Amel suara dengan keras, berharap suaminya mau membuka mata. Sayang sekali, hanya gumaman tidak jelas yang dia dapatkan dari sang suami.
"Udah jam sembilan, Mas. Bangun dulu sarapan, terus mandi nanti siang balik tidur lagi." Omel si istri yang sebenarnya merasa kasihan juga dengan suaminya. Mungkin, dua sampai tiga bulan belakangan ini energi suaminya benar-benar terkuras mengurus kampanye, pernikahan mereka, waktu pemilihan, hingga tiga hari lalu pelantikan kepala desa berlangsung. Wisnu benar-benar melakukan semua itu dengan totalitas, laki-laki itu tidak pernah mengeluh lelah dan capek, padahal Amel yang melihat dan ikut serta dibeberapa kegiatan, merasa sangat lelah.
Dielus rambut sang suami yang berpotongan cepak, rambut yang biasanya disisir rapi dengan pomade kini berantakan tak karuhan. Namun, wangi rambut itu tidak berubah, bahkan Amel sangat menyukai wangi rambut suaminya.
"Mas Nuk, ayo bangun dulu," bisik Amel dengan lembut, berharap kali ini berhasil membuat suaminya membuka mata. "Aku udah masak nasi uduk, ayo sarapan dulu, habis itu lanjut tidur gapapa."
"Hmmm..."
"Jangan ham hem ham hem terus. Ayo buka mata." Ujar Amel sedikit kesal lalu menepuk pundak sang suami dengan agak keras. Sontak Wisnu membuka mata dan melayangkan tatapan tajam pada istrinya.
"Kasar banget sih banguninnya."
"Salah siapa nggak bangun-bangun." Gumam Amel lalu beranjak dari ranjang, lalu meninggalkan sang suami yang masih berusaha mengumpulkan nyawa.
Menikah muda dan menjadi istri dari seorang kepala desa bukanlah goals yang diimpikan oleh Amel dalam hidupnya. Usai lulus sekolah menengah atas, ia memutuskan untuk bekerja dan menolak permintaan kedua orang tuanya untuk melanjutkan ke bangku perguruan tinggi. Banyaknya pertimbangan yang dipikirkan oleh Amel, ada adik-adiknya yang masih membutuhkan biaya sekolah juga apabila dia melanjutkan ke bangku kuliah tandanya dia harus berangkat ke kota dan berpisah dengan kedua orang tuanya, itu adalah hal terberat dalam hidup Amel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Kades
Chick-LitHolla!! Anak baru menetas nih :) lagi-lagi tak jauh dari age-gap dan kehidupan di desa. Semoga kalian suka 🤗 -shejasmine- oOo Baru menikah langsung memegang amanah sebagai ibu kepala desa? Belum lagi di usianya yang baru memasuki kepala dua ini...