Malam itu 5 milimeter mengadakan meeting dadakan melalui vidio call whatsapp. Biangnya tentu saja Haris yang mengatakan Aku harus klarifikasi. Untung Mbak Alya tadi pamit ingin ke kamar temannya jadi aku bebas untuk bergosip ria.
"Nggak gitu Ra, ini pertama kali Aku ndelok senyum yang kaya gitu dari Pak Danes." Haris kembali mendebat hal yang jelas dilihatnya saat di Lobi Resort.
"Lah kan Pak Danes memang sering senyumm." Aku jelas mengelak tidak ingin terlalu percaya diri.
"Udah deh Ra mending to the point kamu jelasin kamu abis darimana karena Haris lihat kamu masuk ke Lobi bareng Pak Danes." Kayla mencoba menengahi perdebatan antara Aku dan Haris.
"Kalau gaada kejadian apa-apa gapelu gugup Ra." Egan meledekku dengan tertawa sumbang, "Inget semboyan kita. Lima milimeter no secret muach." Egan terkekeh menirukan gaya Feni Rose.
"Nyenyenye." Aku mempertahankan diri untuk menguji kesabaran 4 manusia laknat ini.
"Ooh gitu ya Rara." Bima yang tadinya sibuk dengan game di laptopnya mulai tertarik dengan obrolan yang terjadi.
"Gausah ditemenin Rara." Haris yang masih penasaran mencoba mempengaruhi.
"Okey Aku jelasin ini ya. Didenger. Dicatet kalau bisa. Kayla jadi notulensi."
"Dikira rapat himpunan ada notulensi." Kayla membalas sewot.
Aku kemudian menceritakan kejadian yang sebenarnya. Dari aku yang tidak sengaja bertemu Pak Danes yang sedang merokok karena mengejar kucing hingga aku yang memberi permen sebagai pengganti rokok.
"Lihat foto-fotonya dong Ra." Itu respon pertama dari Bima. Aku curiga dia Gay.
"BIMA KAMU GAY YA!" Aku menatap ngeri.
"Nggak ya enak aja. Penasaran doang sih." Bima membalas sewot.
"Ngomongin foto aku baru ingat janji mau kirimin fotonya ke Pak Danes." Aku mengambil kamera untuk memindahkan foto.
"Ra," Kayla memanggilku yang sibuk dengan kamera, "Kamu ga usah inisiatif. Coba pura-pura lupa gitu Ra kira-kira Pak Danes mau mulai chat kamu nggak buat nanya fotonya."
"Ide yang amat bagus dari seorang Fakgirl." Egan meledekk Kayla.
Umm menarik dicob ide dari Kayla, "Okedeh. Udah mau Jam 7 bentar lagi waktu makan malam. Kita akhiri saja meeting klarifikasi hari ini." Haris bersuara untuk menyudahi Vidio Call ini.
"Okey Bye guys love you muach." Aku membalas dengan mencium layar Handphoneku.
"Dih gelay."
***
Ruang makan kembali ramai oleh para mahasiswa. Saat aku dan Haris memasuki ruang makan semua sudah sibuk mengantri untuk mengambil makan.
Aku dan Haris bergabung dengan Elkan dan Barra yang ku ketahui merupakan anak semester 2. Aku melirik ke arah Pak Danes nan jauh disana yang tengah sibuk dengan ponselnya. Sesekali dia mengunyah permen yang ku beri tadi siang.
Malam ini aku melihat Pak Danes yang lebih kasual lagi. Hoodie berwarna biru tua dan Celana Training berwarna hitam begitu indah di tubuhnya. Kapan sih dia nggak ganteng?
Pak Danes kemudian berdiri untuk mengambil makan. Mataku masih jelalatan memperhatikannya. Cara jalannya saja ganteng dan rupawan. Begini ya kalau sudah Cinta. Segalanya tentang beliau indah sekali.
Selesai makan Pak Danes mengumumkan agar seluruh peserta membuat kelompok yang berisikan 5 orang. Nantinya kelompok-kelompok ini akan mempresentasikan mengenai pos-pos yang kami kunjungi selama Agriculture Camp ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sustainable Love
ChickLitAku pertama kali melihatnya saat kegiatan pengenalan kampus. Dia dengan kemeja putihnya yang begitu rapi. Awalnya aku mengira ini hanya rasa kagum biasa, nyatanya rasa kagum ini berkelanjutan. Aku merasa salah tingkah saat dia ada di sekitarku, pada...