6. Nafa di Hukum

19 17 8
                                        


"Aku senang karena kita kembali"

-Nathan Adelio Brian.

Happy Reading:)

"Kenalin nama gue Nathan Adelio Brian"

Dengan cepat Nafa mendogak melihat seseorang yang berdiri di depan kelas. Drama apa lagi ini? Mengapa dia harus satu kelas dengan Nathan?

Baru bertemu beberapa kali saja sudah membuat hati Nafa terasa tersayat mengingat kebersamaan dia dan Nathan saat kecil dan juga saat ia tiba-tiba di tinggalkan oleh kedua sahabatnya itu. Apalagi ia sudah berjanji akan melupakan semuanya. Dan sekarang dia satu kelas? Apa yang harus Nafa lakukan. Ia tidak ingin tersakiti untuk kedua kalinya.

"Bro! Pindahan dari mana?" Tanya Riyan teman satu bangku Azka yang selalu ngintilin Azka kemanapun.

"Gue dari SMAN 1 Bhinneka Jaya Semarang" jawab Nathan.

"Widihh dari luar kota ternyata" sorak Azka dan Riyan barengan.

"Udah sesi tanya tanya-nya tunda dulu. Nathan kamu duduk di baku belakang yang kosong bersama Rizal" ucap Bu Nirma.

"Permisi Bu Nirma!"

Bu Nirma mendongak ke arah pintu ketika mendengar seseorang memanggilnya. Bu Nirma ber oh ria ketika menemukan sosok pria paruh baya tampan di ambang pintu.

"Ehk Pak Harris. Ada apa pak?" Tanya Bu Nirma sambil menghampiri pak Harris yang ada di ambang pintu.

"Saya minta waktunya sebentar. Ada yang harus saya bicarakan pada Bu Nirma" ucap pak Harris.

"Oh baik. Sebentar saya izin dulu sama anak anak" ucap Bu Nirma dan di balas anggukan oleh pak Harris.

"Anak anak. Ibu izin keluar sebentar. Tolong jangan ada yang ribut" kata Bu Nirma lalu melenggang pergi.

"Sini Bro!" Panggil Rizal melambaikan tangannya setelah Bu Nirma sudah menghilang di balik pintu.

Nathan mengangguk lalu berjalan menuju bangku Rizal. seketika ia berhenti di salah satu bangku.

Nafa tercekat ketika Nathan tiba tiba berhenti di sampingnya. Nafa diam berusaha untuk pura pura tida tahu.

Namun Danan  tetap menyadari hal itu, ia segera mendongak menatap Nathan dengan tajam.

"Mau ngapain?" Ketus Danan.

Jujur saja Danan awal biasa saja dengan kedatangan Nathan. Namun ia menyadari ekspresi wajah Nafa yang tiba tiba berubah walaupun ia tidak bisa membaca raut wajah Nafa yang entah takut atau sedih atau entahlah ia tidak tahu yang jelas setelah si anak baru itu masuk kelas ia menjadi khawatir dan tidak suka dengan Nathan terlebih sekarang anak baru itu tiba-tiba berdiri di sebelah Nafa.

"Jadi ini orang yang Raina maksud?" Batin Danan.

Sebenarnya Danan sudah mengetahui masa lalu Nafa. Karena Raina menceritakan semua padanya.

Flashback on

"Mereka sahabatan dari kecil?" Tanya Danan ketika melihat kebersamaan Nafa dan Naufal.

"Enggak mereka sahabatan baru dua tahun" jawab Raina.

Danan mengerutkan keningnya. Dua tahun? Tapi kok udah kayak saudara?

"Gue juga heran sama mereka berdua. Tapi gue bersyukur sih karena Naufal, Nafa jadi berubah drastis" ucap Raina dengan senyum senang.

"Berubah?" Danan semakin tidak mengerti dengan apa yang di katakan Raina.

NAFASHYA (N3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang