3. Perdamaian

19 18 3
                                    

"Aku hanya tidak ingin kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupku. Tapi ternyata itu salah"



Happy Reading:)



"Gue malu sama kalian. Pasti di hati kalian lagi ngetawain gue kan? karna keadaan gue hancur kayak gini!" Ucap Gita menatap mereka satu persatu bergantian.

"Jujur gue iri sama Lo Ra. Lo orang baik dan sekarang balasannya, Lo punya sahabat yang masih temenin Lo sampai sekarang" lanjut Gita sambil melepaskan pelukannya.

"Key" Gita memandang Keyla sambil terkekeh kecil. "Ucapan Sumpah Lo yang dulu.. Gue kabulin sekarang" ucapnya tersenyum getir.

Ini yang di takutkan Gita dari dulu... Ucapan Sumpah Keyla. Ucapan itulah yang sering menghantui pikiran Gita. Gita selalu takut bagaimana jika ucapan itu terjadi, Gita akan terus diluburi dengan perasaan malu dan bersalah.

"... dan gue sumpahin ya Lo Git! Lo bakalan berlutut memohon sama Raina di hadapan gue!"

"dan gue sumpahin ya Lo Git! Lo bakalan berlutut memohon sama Raina di hadapan gue!"

Lagi lagi perkataan itu datang di benak Gita. Jujur Gita memang sangat lelah. Sebenarnya dari dulu ia ingin sekali dekat dengan Keyla bercanda bersama seperti yang dilakukan Raina pada mereka, tetapi.. ucapan itulah yang menghalangi Gita menuju kebahagiaannya.

"Gue gak ngetawain Lo Git. Gue seneng, gue bersyukur karena Lo bebas dari orang yang bikin Lo menderita kayak gini, dan gue seneng Lo bertemu Naufal yang udah ngerubah sikap Lo" ucap Keyla.

Gita tersenyum getir pada Keyla. "Thanks" ucapnya lalu kembali menghadap Raina.

Gita menundukkan kepalanya lalu menumpukan kedua lututnya pada permukaan lantai yang dingin. Dengan sigap Raina menahan Gita.

"Lo gak usah lakuin ini git" ucap Raina ikut tertunduk menahan bahu Gita.

"Maafin gue Ra, gue egois, gue mentingin kebahagiaan gue sendiri dari pada perasaan Lo... Maafin gue" lirih Gita tanpa mempedulikan ucap Raina.

"Gue maafin Lo Git. Lo gak boleh gini" ucap Raina membantu Gita berdiri.

"Key sekarang terkabul kan?" Tanya Gita.

Keyla bergeming tidak mengeluarkan sepatah katapun. Lalu tubuhnya bergetar pertanda bahwa ia telah menangis. Ia merasa bersalah, ia tidak tau kalau perkataannya itu yang membuat kehidupan Gita terusik dan menderita.

"Gue mau lupain masalalu gue. Gue mulai dari awal" ucap Gita tersenyum.

"Kenalin nama gue Gita Nafashya Algibra, panggil gue... Nafa" lanjutnya sambil mengulurkan tangannya pada Raina. "Kalo kalian gak keberatan, boleh gak gue jadi sahabat kalian" ucapnya sambil tersenyum tulus menatap satu persatu tiga orang yang ada di hadapannya.

Raina membalas uluran tangan Gita sambil membalas senyuman Gita dengan senyuman sendunya.

"Gue Raina Misella, Gue gak keberatan jadi sahabat Lo... Nafa" jawab Raina.

Lalu Diki mendekati Gita mengulurkan tangannya pada Gita.

"Gue Diki Akhtar Algara, nerima Lo jadi sahabat gue" ucapnya dan uluran tangannya di balas oleh Gita.

Gita memandang Keyla yang masih bergeming disana, menatap sendu Keyla yang tertunduk dan tanpa di sadari Gita Keyla sudah duduk di bangkunya.

Gita berjalan mendekati Keyla lalu ia berlutut mensejajarkan tubuhnya dengan Keyla. Lalu ngulurkan tangannya pada Keyla.

NAFASHYA (N3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang