The Black Beauty | Part.3 Wrath!

28 5 0
                                    

Emily dengan cepat membuka gorden kamar yang membuat Carmen menggeliat dan menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut tebal miliknya. Merasa tidak nyaman dengan sinar matahari yang menyilaukan matanya.

"bangunlah Zamo, mommy membawakan matcha kesukaanmu apa kau tidak tahu sudah jam berapa sekarang? sudah jam sepuluh Zamo!! kau selalu membuat pegawaimu disiplin tapi kau saja tidak disiplin bagaimana kalau mereka--"Carmen segera membuka selimut yang menutupi dirinya dan mengambil matcha dari tangan mommynya dan langsung menegukya sampai habis.

"mom, my name is Carmen"

Carmen menguncir rambutnya asal-asalan dengan masih menatap wanita cantik yang sangat disayanginya itu. Emily mempunyai alis melengkung yang sangat indah, hidung mancung dan juga bibir merahnya menjadikan wajah itu nyaris sempurna. Senyuman manis dari bibir emily menjadikan daya tarik bagi wanita itu. Terkadang Carmen sangat iri dengan kesempurnaan mommynya sendiri.

"no. mommy akan terus memanggilmu dengan Zamo karena itu adalah panggilan sayang dari mommy untukmu." Emily mencium pipi putrinya

"aku wanita berumur 26 tahun dan kau masih menciumku seolah aku adalah anak kecil berumur enam tahun? mom pleasee..."

Emily tersenyum menatap putrinya "sorry. aku hanya merindukanmu"

"aku selalu datang jika kau memanggilku mom" desis Carmen

"kau tidak pernah mengangkat telepon dariku" rajuk Emily dengan memanyunkan bibirnya

Carmen tergelak menatap tampang merajuk dari mommynya "kau tahu aku sangat sibuk mom"

"ya kau sangat sibuk memikirkan bagaimana cara menjadi orang terkaya didunia melebihi Elon Musk bukankah begitu sampai kau melupakan mommymu ini"

"mmhm..pernyataanmu memang benar adanya mom aku menginginkan itu semua--" Emily tidak menyangka putrinya akan menindaki ini semua dengan serius ia hanya bercanda  tapi putrinya satu ini selalu menganggapnya serius."--tapi kau sangat tahu aku benci menjadi terkenal. jadi, menjadi biasa seperti ini saja sudah sangat cukup bagiku" ucap Carmen santai

"yang kau maksud dengan biasa adalah menjadi wanita terkaya didunia di urutan nomer tiga. ya itu adalah hal yang sangat biasa honey"

"cckk...sudah aku bilang mom" Carmen mengambil ponsel yang berada di atas nakas dan membuka layar chat dari Jack sedangkan Emily menggeram pelan merasa sangat gemas dengan tingkah putri gilanya itu.

+1 (293)764-XXXX : "saya meminta secara tertulis kepada sponsor tentang daftar cacatnya dan mereka bilang kualitas kontruksi bangunan itu nyaris sempurna. saya telah berkonsultasi dengan pengacara dan menunggu tanda tangan dari anda untuk menandatangani perjanjian pembelian. butuh waktu beberapa hari untuk menyelesaikan ini semua dan gedung itu akan menjadi milik Mrs. Whiteley nona"

Menyunggingkan sedikit senyumnya Carmen membeli sebuah gedung yang berada di Brooklyn sebagai hadiah untuk mommynya. Emily adalah desainer dan ia memiliki butik di kawasan Long Island. Butik itu cukup terkenal karena menjual pakaian-pakaian orang terkaya didunia. Tujuan Carmen membeli gedung itu untuk cabang dari butik Emily nantinya.

"mom aku membeli sebuah gedung di Brooklyn untuk cabang dari butikmu" ucap Carmen santai. ia menapakkan kakinya menuju tempat riasnya sekedar ingin menyapa dirinya dicermin sebelum mandi.

"what? kau bercanda dengan mom Zamo?" tanya Emily dengan nada serius sambil menaikkan kedua alisnya.

"aku tidak punya waktu untuk bercanda"

Emily menarik napasnya dalam lupa kalau putrinya satu ini tidak mempunyai selera humor "kenapa kau harus mengeluarkan uangmu untuk gedung yang pasti harganya sangat fantastis itu untukku?"

The Black Beauty {H.S}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang