SEPULUH

444 56 8
                                    

Warning ⚠️This story is not for underage 🔞BoyxBoy story!

~A psychopath can tell what you're thinking but what they don't do is feel what you feel. These are people without a conscience. ―Robert D. Hare~

~The Dominant~

Sean Xiao tidak percaya ini. Ia benar-benar dibawa pergi ke Cappadocia dengan cara paksa hanya karena jika dirinya tidak ikut maka sebuah kemungkinan besar yang terjadi di Vatikan adalah namanya yang sudah tersebar sebagai buronan. Sean Xiao menatap kabin dengan tatapan kosong. Sepanjang mata memandang hanya ada awan putih yang mengisi langit. Ia tidak tahu sudah berapa lama jet milik Yibo ini mengudara setelah lepas landas dari bandara di Yunani. Sementara Pria tampan itu langsung pergi ke belakang kabin dimana sebuah pintu berada. Sean Xiao tidak tahu ruangan apa yang ada di balik pintu itu, tapi meneliti dari kemewahan Jet, Ia berani bertaruh kalau ruangan itu adalah kamar tidur yang memang biasa disediakan di pesawat pribadi semacam ini. Beberapa pramugari yang memang bertugas di dalam Jet ini selalu melirik kea rah pintu itu dengan tatapan yang sangat sulit di jelaskan.

Sean Xiao melirik sekilas ketika seorang pria berdiri dari salah satu kursi yang Sean Xiao kenal bernama Rudolph, Pria itu berjalan ke arah pramugari yang berdiri di dekat bar. Pramugari itu terbilang cantik karena memiliki rambut pirang bergelombang dan wajah rupawan. Tubuhnya tinggi semampai dan memiliki lekukan tubuh yang sempurna, saking sempurnanya bahkan Sean Xiao mampu membayangkan letak area intim yang paling di cari pria. Wanita pramugari itu mampu membuat Sean Xiao iri dengan semua asset yang dimiliki tubuh sempurnanya. Pria bernama Rudolph itu melirik Sean Xiao beberapa saat ketika menghampiri pramugari cantik itu lalu membisikkan sesuatu ditelinga wanita pramugari itu. sang pramugari mengangguk antusias dan berjalan kea rah belakang kabin dengan langkah cepat. Wajahnya terlihat merekah dan senyum lebar terpampang jelas dibibirnya.

Sean Xiao mendengus dalam hati.

Matanya kembali fokus ke arah jendela dan tidak lama setelah pramugari itu menghilang ke belakang kabin, Pria bernama Rudolph tersebut duduk di sebelahnya dan berkata, "Kau akan terbiasa melihat hal itu jika berpergian bersama Mr. Wang" tak mengerti apa yang di ucapkan oleh Rudolph, Sean Xiao hanya mengangkat bahunya tak perduli. Lalu mereka kembali dalam keterdiaman dengan pemikiran Sean Xiao yang melayang kemana-mana.

Selama satu jam lebih duduk terdiam tanpa berbicara, hanya menatap keluar. Sean Xiao mencoba menutup mata agar bisa tertidur namun matanya tidak bisa di ajak kompromi kali ini. Mata itu tetap segar seperti baru saja bangun setelah puluhan tahun lamanya tertidur.

Kemudian, terdengar pintu yang ada di belakang kabin terbuka. Pramugari cantik yang sebelumnya masuk ke dalam, kini berjalan dengan penampilan yang sedikit berantakan dan senyum puas terpampang diwajahnya yang sempurna. Semua pria yang ada di dalam kabin termasuk Rudolph mengerutkan kening mereka dan menatap wanita pramugari itu dengan tatapan jijik dan membunuh.

Ah! Sean Xiao mengerti, sepertinya adegan panas baru saja terjadi di dalam sana. Namun, ia tidak melihat Yibo keluar dari dalam sana. Persetan dengan kemarahan yang mungkin akan terjadi, ia benar-benar sangat bosan dan rasa penasaran yang teramat tinggi. Lantas Sean Xiao bangun dari duduknya dan melangkah menuju ruang belakang kabin. Tangan lelaki cantik itu perlahan mengetuk pintu di depannya dengan pelan. Tak mendapat jawaban, selama beberapa detik, lelaki itu diam bersabar menunggu pintu ruang itu terbuka. Jika saja bukan karena rasa penasaran yang teramat tinggi serta keterdiaman pria itu sejak awal memasuki pesawat, Sean Xiao tidak akan mau repot-repot mengetuk pintu coklat panjang di depannya yang memiliki papan hitam dengan garis berwarna hijau daun yang bertuliskan 'President Director's Room'.

[TAMAT] THE DOMINANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang