DUA BELAS

401 52 3
                                    

Suara debaman pintu yang ditutup dengan keras membuat Yibo tersadar dari imajinasi liarnya. Kepalanya menoleh menatap pintu kamar mandi yang kini telah tertutup rapat. Aish! Yibo mengusap kasar wajahnya. Bagaimana bisa ia membayangkan hal seliar itu disaat ada Sean Xiao di sekitarnya. Lalu bagaimana tanggapan Sean Xiao dengan wajah konyolnya yang pasti sangat memalukan itu. Yah! Memikirkan hal itu saja membuat Yibo serasa ingin menenggelamkan tubuhnya ke dasar laut.

Sedangkan Sean Xiao masih terdiam membeku dibalik pintu kamar mandi. Tangan kanannya meraba dada tepat dimana jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Perasaan apa ini? Pertanyaan itu berputar memenuhi benaknya, hingga ia berfikir mungkin dengan membenturkan kepalanya ke dinding kamar mandi akan mengalihkan sejenak pikirannya dari hal itu. Akan tetapi, entah kenapa hatinya berdesir nikmat. Ohh tidak-tidak. Kau pasti hanya gugup Sean Xiao. Ya. Hanya gugup semata, tidak ada yang aneh.

"Hyahh! Menjauhlah pikiran-pikiran konyol." Sean Xiao memekik tanpa sadar. Tangan kanannya yang mengepal erat memukul pelan dadanya. Mencoba menghilangkan desiran aneh yang bersemayam disana. Belum hilang rasa aneh di dalam hatinya, Sean Xiao sudah dikejutkan dengan ketukan pintu yang luar biasa berisik.

"Hei apa yang kau lakukan huh? Cepat keluar Sean Xiao."

"Aku tidak mau. dan aku tidak akan keluar." bantah Sean Xiao tegas. Bukankah seharusnya ia lah yang marah kepada Yibo karena dengan lancang telah memandang 'lapar' kearahnya? Tapi entah kenapa ia sungguh tidak punya nyali untuk keluar dan marah-marah didepan wajah menyebalkan lelaki itu. Yang ada nyalinya menciut dengan wajah memerah karena rasa malu.

"Aishh. Dasar kekanakan. Cepat keluar sekarang juga." Yibo mendengus kasar. Ia jadi tak habis pikir, kenapa Sean Xiao hobi sekali mengurung diri di dalam kamar mandi. Tadi saja sudah mengurung diri hingga berjam-jam. Sekarang mau di ulang lagi? Ohh Astaga. Baru pertama kali ini ia benci dengan yang namanya pintu kamar mandi. "Cepat keluar. Hyaah! Aku bisa kencing di celana, buka pintunya sekarang juga."

Mendengar itu Sean Xiao dengan perlahan segera membuka pintu kamar mandi. Tidak ingin lebih lama lagi mengurung diri disana. Kasihan juga jika Yibo harus kesakitan menahan buang air kecil hanya karena sikap -sedikit kekanakannya. Jadi mengalah sedikit saja tidak akan membuatnya rugi bukan?

"Kenapa masih berdiri disitu? Kau ingin melihatku buang air kecil huh?"

"Dasar mesum."

Beberapa menit setelah Yibo menutup pintu kamar mandi suara ketukan pintu terdengar dari luar. Dengan sedikit malas Sean Xiao segera membuka pintu, sedangkan tubuhnya segera bersembunyi dibalik pintu dan hanya kepalanya yang menengok keluar. Tentu ia masih mempunyai rasa malu jika menampakkan dirinya dengan hanya memakai bathrobe saja. Jadi, bersembunyi adalah pilihan yang bijak, meski sedikit tidak sopan.

"Apakah anda Sean Xiao-laoshi?".

"Errr..." Sean Xiao mengernyit bingung. Pasalnya ia tidak cukup paham dengan bahasa Turki. Dan saat ini seorang pelayan hotel dengan perawakan tinggi dihadapannya mengatakan sesuatu yang entah apa itu maksudnya.

"Ya, dia Sean Xiao."

Sean Xiao segera menoleh kebelakang. Tepat dimana Yibo sudah berdiri dibelakangnya. Lelaki itu berbicara dalam logat Turki dengan cukup lancar. Ia akui, Yibo memang seorang penguasa profesional yang tidak diragukan lagi kemampuannya. Dengan pengetahuan bahasa asingnya yang menakjubkan, dia menjadi sosok seorang pemimpin perusahaan yang dikagumi banyak orang. Terlepas dari sifatnya yang dibenci banyak orang.

Seakan tersadar oleh sesuatu, Sean Xiao segera menarik pelan lengan Yibo. "Wang Yibo bantu aku bertanya kepadanya. Kau tahu aku tidak tahu bahasa mereka, jadi bisa tolong katakan padanya apa salah satu dari mereka menemukan ponsel ku?"

[TAMAT] THE DOMINANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang