Haii ketemu Ello><
Ello mau cerita nih Ama kakak emes nya Ello:)
Mo dengerin ga?
Ya udah baca ini dulu nanti Ello Ceritain<33"Ooh jadi anak kamu atau telur kamu ini jadi hewan kontrak aku nanti? Gitu?" Tanya Alona sambil berbaring di sayang lebar milik Phoenix itu.
"Iya."
Alona tersenyum manis saat mendapat kan ide yang sangat cemerlang.
"Em bibi? Atau Paman?" Tanya Alona menatap polos burung itu.
"Aku bukan jantan ya!" Ketus burung itu.
"Jadi bibi betina?"
"Ya iya lah! Kalau aku jantan mana mungkin aku bertelur!" Sinis nya.
"Baik lah baik sekarang pergi aku akan menemui calon Papa ku." Usir Alona.
Burung besar itu mengertu dan langsung menghilang tanpa memikirkan Alona yang belum turun dari atas tubuh nya.
Alona terhempas ke bawah cukup kuat yang pasti nya akan menimbulkan bekas atau warna memar.
"Burung sialan ku sumpah kau menjadi burung selama nya!"
"Eh dia kan sudah jadi burung! Aku tak perduli!"
Alona menyenggir lebar saat melihat para pelayan istana dan beberapa rakyat yang sedang antusias menyiapkan pesta di alun alun.
"Paman? Boleh Ona membantu?" Tanya Alona.
Bocah berumur lima tahun itu menatap antusias ke arah prajurit yang sedang berkeliling memantau pekerjaan pekerja.
"Iya? Bisa apa kau bocah jelek?"
"Aku bisa makan dan tidur~ hehe" cengir Alona.
"Selain itu?"
"Aku bisa pup dan aku bisa membuat orang darah tinggi"
"Kau lapar?" Tanya prajurit itu.
Alona tampak berfikir perut ku kenyang, tapi masih ada sedikit ruang untuk memakan beberapa makan.
"Iya paman Ona lapar~"
Prajurit itu mengedong tubuh mungil Alona.
"Paman? Paman Sangat tampan." Puji Alona memain Hidung Bagir prajurit itu.
"Hm."
"Mata paman indah."
"Hm."
"Paman jadikan aku Istri mu ya?"
"Hm, E-eh?"
"heheh~"
Prajurit itu terus berjalan tanpa menghiraukan Alona yang mengigit hidung nya.
"Apa kau lapar?"
"Tidak juga."
"Baiklah ini makanan mu! Aku pergi keluar sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy My Lover
FantasyAku menatap datar para manusia penjilat di depan ku, termasuk orang yang melahir kan ku. Dan seluruh rakyat di negeri Air, Di tempat khusus duduk tempat para petinggi. Ada seorang Pria tampan yang selama ini aku panggil Papa. Dia menatap sedih ke ar...