Merry-go-round ; LDH & KHW

BAB I : "Prologue"

"Kak! Ayo bangun ini udah pagi." Ucap seorang pria kepada perempuan yang masih tertidur pulas diatas tempat tidur.

Laki-laki itu menghela nafas panjang saat perempuan yang merupakan istrinya itu tidak kunjung bangun dan hanya bergumam tidak jelas didalam tidurnya. "Woi! Kak Kirana! Bangun cepetan! Ini aku mau berangkat ke kampus." Ucapnya lagi kini dengan nada jengkel.

"Yaudah. Berangkat aja sana. Aku masih ngantuk nih." Gumam perempuan itu sambil kembali menyamankan posisi tidurnya.

Laki-laki itu berdecak malas lalu menarik selimut yang menutupi tubuh perempuan yang ia panggil Kirana itu paksa. "Istri macem apa sih yang ngebiarin suaminya pergi tanpa makan dulu? Kak, ayo dong. Masakin aku sarapan dulu~"

Kirana membuka matanya kesal. Perempuan bernama lengkap Kirana Arsha Rahayu itu kemudian menunjuk lurus kearah sebuah papan yang bertuliskan peraturan rumah tangga mereka dengan wajah kusut. "Tuh! Kamu ga ingat apa peraturan yang kita buat semalem? Hari ini kamu yang masak, besok baru aku, begitu seterusnya, oke?"

"Ta-tapi kak aku ga bisa masak loh! Masa iya kakak tega ngelihat aku ga makan-"

"-iya aku tega! Hush! Pergi sana! Kalo ga mau masak beli sarapan aja di kantin kampus kamu. Aku mau balik tidur. Hari ini aku ga ada job jadi jangan coba-coba ganggu." Ujar Kirana sambil menarik selimut hingga menutupi semua tubuhnya.

Melihat itu tak ayal membuat dirinya seketika kesal luar biasa. Ia kemudian bergegas mengambil kunci motor nya dan berjalan keluar dari rumah dengan langkah kesal.

Disepanjang perjalanan ia tidak henti-hentinya mengeluhkan sikap istrinya yang suka berbuat seenaknya.

Baru satu hari setelah pernikahan mereka, ia sudah merasa sejengkel ini. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan pernikahannya jika istrinya terus-terusan bertindak seperti tadi. Apakah ia masih bisa bertahan? Dan harus sampai kapan ia akan mengalami hal seperti ini?

Pernikahan mereka memang tidak didasari oleh cinta. Perjodohan yang dirancang oleh kedua orang mereka benar-benar tidak terhindarkan. Ia tidak bisa menolak. Bagaimanapun ia menolak, pernikahan itu akan tetap terjadi karena Kirana-istrinya entah bagaimana malah menerima perjodohan mereka dengan santai.

Mereka belum lama mengenal, namun Ibunya dan Ibu istrinya kebetulan adalah sepasang sahabat yang sudah berteman sangat lama. Dan kakak perempuannya adalah sahabat dari istrinya. Mereka berdua belum mengenal dekat kepribadian masing-masing. Karena itu juga ia merasa begitu berat saat mengetahui ia akan dinikahkan dengan Kirana-orang yang tidak ia kenal.

Bukan hanya itu saja. Fakta bahwa Kirana lebih tua dua tahun dari nya benar-benar membuatnya merasa terbebani. Bahkan pekerjaan Kirana yang merupakan seorang model terkenal sudah cukup semakin membebani nya.

Sampai sekarang ia tidak mengerti dengan jalan pikir istrinya itu. Ah ralat. Ia mungkin tidak akan pernah mengerti apa yang ada didalam pikiran wanita itu.

"David!" Panggil seseorang dari kejauhan saat ia sudah memarkirkan motornya di parkiran.

Dirinya yang baru saja melepaskan helm seketika melonjak kaget saat merasakan seseorang memeluk dirinya dari arah belakang.

Namun ia tidak marah dan hanya tertawa kecil sambil merapikan rambutnya yang sedikit kusut.

"Jen? Kenapa nih? Kok kamu kelihatan seneng banget?" Ucapnya dengan alis terangkat.

Gadis bernama lengkap Jennika Viviana itu menggembungkan pipinya lucu dan mencubit perut David main-main. "Kamu ya! Mentang-mentang udah nikah kamu ga ada ngangkat telpon aku lagi. Kenapa? Enak ya main sama istri tadi malem?"

David yang mendengar itu terlihat memutar mata nya dan mendengus kesal. "Apaan? Aku sama kak Kirana ga ngelakuin apa-apa tadi malem. Tuh cewek bahkan ga ngebiarin aku tidur di atas kasur semaleman." Celoteh nya sambil berjalan menyusuri lorong kampus bersama Jennika yang mengikuti nya. Tujuannya saat ini hanyalah kantin kampus. Perut nya benar-benar sudah lapar dan minta diisi.