10

65 10 0
                                    

Di kamar Clora...

Dirinya tengah menahan rasa sakit di lehernya, pria yang bernama Lan Lianxia benar-benar membuat dirinya ingin membunuh pria itu. Sang tabib yang sejak tadi memperhatikan Clora hanya tersenyum kecil, ia paham betul sifat Tuannya yang begitu santai dan menyebalkan. Tetapi, baru kali ini dirinya melihat seorang gadis berani mengumpat Tuannya.

"Sudah selesai Nona," ucap tabib tersebut telah selesai mengobati luka Clora.

"Terima kasih sudah mengobati lukaku."

"Sama-sama Nona, sudah tugas saya melayani Perguruan Wuzang ini, baiklah Nona saya izin undur diri."

"Baiklah, sekali lagi terima kasih," ucap Clora, lagi-lagi tabib tersenyum dan mengangguk.

Setelah tabib tersebut pergi, masuklah Lan Lianxia ke dalam kamar Clora. Clora yang melihat pria itu hanya bisa menghembuskan nafasnya.

Ada keperluan apa pria itu masuk ke dalam kamarku, batinnya.

Di sana Clora hanya memasang ekspresi datarnya, seolah-olah tidak senang akan kedatangan pria itu ke dalam kamarnya. Sementara pria itu hanya bisa tersenyum kecil, dirinya tahu betul bahwa wanita yang ada di hadapannya sedang kesal terhadap dirinya, di lain sisi Lan Lianxia kesal kepada Clora lantaran gadis tersebut pergi tanpa sepengetahuannya. Sekarang, Clora langsung melengkungkan bibirnya, hal ini dilakukan supaya Lan Lianxia mengintrogasi dirinya akibat pergi tanpa izin terlebih dahulu.

Clora yang masih duduk di atas ranjang hanya bisa diam dan diikuti raut wajahnya yang panik, dirinya pasti tidak bisa kabur dari tatapan pria yang sedang berjalan mendekatinya itu. Clora yang kebetulan melihat Yingying, segera menyuruh pelayannya untuk tetap di kamarnya, dengan kode mata yang Clora berikan kepada Yingying. Yingying yang melihat itu menggelengkan kepalanya, dirinya enggan ikut campur masalah Tuan dan Nonanya.

"Tuan, hamba izin undur diri," ucap Yingying kepada Lan Lianxia.

"Yingying ... bisa kah kau tetap di sini saja," pinta Clora kepada pelayannya itu.

"Maaf Nona, saya ada urusan sebentar," seketika Yingying langsung hilang dari pandangan Clora.

"Hehe ..."

Akhirnya mereka hanya berdua saja di dalam kamar, Clora hanya bisa melirik Lan Lianxia dan kemudian mengalihkan pandangannya begitu seterusnya, namun pria itu tetap menatap dingin kepada gadis yang ada di hadapannya.

"Aku butuh penjelasanmu--"

"Kau harus bertanggung jawab, leherku terluka gara-gara kau!" ucap Clora dengan raut wajah kesalnya.

Lan Lianxia kemudian duduk tepat di samping Clora, jarak mereka bisa dibilang cukup dekat, membuat gadis itu memundurkan kepalanya ke belakang.

"Tanggung jawab apa yang harus aku lakukan?" tatapan Lan Lianxia membuat tubuh Clora seketika keringat dingin.

Sial, pria ini benar-benar membuatku terpojok, batin Clora.

"Baiklah-baiklah, anggap saja luka di leherku ini sebagai ganti hukumanku, bagaimana?" tanya Clora.

"Tidak! Jangan mengalihkan topikku, aku butuh penjelasanmu, kenapa kau pergi tanpa sepengetahuanku."

Glek!

Bohong demi kebaikan, demi keamanan diri sendiri, demi dia juga sih biar gak banyak musuh, batin Clora.

"Anu ... emm ... aku ... mengambil barang yang tertinggal di rumah nenek hehe, terus aku tidak sengaja bertemu pria di hutan dan aku ikut dengannya, lantaran aku tidak hafal jalan menuju ke sini hehe."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan Guru BesarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang