Setelah memakamkan nenek mereka, Clora meminta kepada Shing untuk menunggunya di rumah, dirinya akan pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan. Sebenarnya ia tidak tega meninggalkan Shing sendiri di rumah, tapi disisi lain ia juga ingin memberikan Shing waktu agar bisa menerima kepergian neneknya.
Merasa sudah cukup membeli bahan makanan, Clora pun segera bergegas kembali ke rumah. Ia takut terjadi apa-apa kepada Shing, sesampainya di rumah ... Clora mencari keberadaan Shing.
"Shing! Kau di mana?!" panggil Clora dengan nada cukup tinggi.
"Eemmm ... emmm ...." terdengar suara seseorang dari dalam gudang, Clora segera berlari menuju gudang tersebut.
Saat pintu gudang tersebut terbuka, terlihatlah Shing yang tengah terikat dalam keadaan duduk di kursi, serta mulutnya dibekap oleh seorang pria tidak dikenal.
"Kudengar kau berasal dari Negara yang sangat jauh," ucap seorang pria yang berada di belakangnya.
"Siapa kau?!" bentaknya.
"Kau tidak akan tahu siapa aku, aku di sini hanya ingin kau mengikuti semua perintahku," ucapnya dengan santai.
Raut wajah Clora memerah menahan emosi, dirinya tidak boleh lepas kendali, ia harus mencari cara agar terbebas dari 2 pria tidak dikenalnya. Tak lama, akhirnya Clora mendapatkan sebuah ide cemerlang, ia pun menatap pria tersebut lekat-lekat, begitu juga sebaliknya.
"Saat kau menatap mataku, kuperintahkan kau untuk membebaskan Adikku," ucap Clora, menghipnotis pria tersebut, dengan satu tepukan di pundak pria itu.
Hipnotisnya jelas tidak pernah gagal, pria itupun menyuruh anak buahnya untuk melepaskan Shing.
"Tapi, Tuan ...."
"Lepaskan anak itu," titahnya lagi.
Shing yang sudah terlepas dari ikatan tersebut, segera berlari mendekati Clora.
"Ayo kita kabur dari sini," ajak Clora.
Keduanya pun berlari dan berusaha kabur dari 2 pria yang tidak dikenal itu, mereka yang sudah berlari cukup jauh ke dalam hutan, merasa sudah aman di sana. Mereka pun beristirahat di bawah pohon rindang, sesekali perut mereka berdua berbunyi, lantaran perut mereka belum terisi apa-apa.
"Kak, aku lapar sekali ... di sini tidak ada pohon buah sama sekali," keluh Shing.
Kresek! Kresek!
Terdengar suara langkah kaki seseorang dari arah belakang mereka, Clora yang was-was segera mencari kayu di sekitarnya, dan kebetulan di sana ada 2 kayu yang berukuran cukup besar.
"Pegang," bisik Clora, Shing pun mengangguk paham.
Suara itupun semakin lama semakin mendekat, Clora dan Shing yang sudah siap memukul seseorang--berdiri sembari mengintip di balik pohon tempat mereka beristirahat.
"Kak, aku rasa ... itu bukanlah pria yang mengejar kita," bisik Shing.
Mendengar ucapan dari Shing, Clora merasa apa yang dikatakan Shing adalah benar. Pria yang mengejar mereka pastinya memakai pakaian serba hitam, dan juga sebuah lambang berbentuk aneh yang berada di pinggang.
"Kau di sini saja, biar aku yang akan mendekati pria itu," ucap Clora, yang mendapat anggukan dari Shing.
Clora pun berjalan mengendap-endap, agar dirinya tidak diketahui oleh pria tersebut. Sementara pria yang diikuti oleh Clora itu, justru diam-diam melirik dan langsung berbalik manghadap gadis tersebut.
"Hai!" sapa pria tersebut.
Melihat pria itu menyapanya, Clora justru sedikit menelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Guru Besar
FantasyBukan Novel terjemahan Seorang gadis berumur 19 tahun, yang baru saja pulang dari kampus, tiba-tiba masuk ke dalam sebuah portal saat dirinya hendak masuk ke dalam rumahnya, dan saat itu juga ... ia menyadari jika dirinya berada di masa lampau. * *...