5 hari kemudian ....
"Shing, ayo kita pergi memancing," ajak Clora yang sudah berada di luar rumah.
"Tunggu sebentar, Kak." Clora pun menunggu Shing yang tengah mempersiapkan sesuatu, setelah itu Shing menyusul Clora yang sedang menunggu dirinya itu.
"Nek, kami berdua pergi dulu," ucap Clora kepada sang nenek.
Nenek itu tersenyum kepada keduanya. "Hati-hati di jalan," ucap nenek tersebut.
Sementara mereka berdua mengangguk, dan melangkah pergi sembari melambaikan tangan kepada sang nenek. Di sana Clora tampak terlihat sangat bahagia sekali, lantaran dirinya merasa memiliki keluarga yang lengkap, walau tanpa seorang ayah dan ibu di dalamnya. Memang sangat menyakitkan bagi Clora, jika dirinya mengingat kedua orangtuanya yang sudah tidak mengakui dirinya itu. Tapi, di sini ia justru bertemu dengan sosok anak kecil yang sangat ia sayangi, dan juga seorang nenek yang sangat Clora sayangi.
Di dalam lubuk hati Clora, dirinya ingin melindung keduanya walau nyawanya menjadi taruhan. Clora merasa ... hanya mereka berdua lah yang selalu ada untuknya, ia tidak ingin kehilangan seseorang yang ia cintai lagi. Takdir yang dirinya dapatkan sudah cukup membuatnya kesepian, bahkan hidupnya terasa sangat hampa, sebelum dirinya bertemu dengan dua orang yang ia sayang.
"Kak, ayo cepat! Aku sudah tidak sabar menangkap ikan," ucap Shing dengan sangat antusias.
"Hahaha, menangkap ikan atau ingin berenang?" ejek Clora, membuat Shing memamerkan sederet gigi putihnya.
"Hehe."
"Baiklah ... bagaimana ... kalau kita lomba lari saja, siapa yang cepat sampai di sungai maka dialah pemenangnya," tantang Clora.
"Boleh juga, baiklah Kak. Mari kita mulai perlombaannya," ucap Shing.
Mereka berdua pun memulai perlombaan, Clora mulai menghitung mundur, dan bersiap untuk berlari.
"3 ... 2 ... 1."
Tap
Tap
Tap
Mereka berdua berlari dengan sangat cepat, nafas mereka diikuti dengan kekehan kecil, yang membuat mereka terlihat sangat bahagia sekali.
Benar katamu Lili, bahagia itu sederhana. Kini aku bisa merasakan apa itu bahagia, batin Clora.
Setelah cukup lama berlari, mereka berdua akhirnya hampir sampai mendekati sungai, Clora yang mengetahui dirinta hampir sampai itu, kemudian memperlambat larinya. Dirinya sengaja melakukan hal tersebut, lantaran ingin melihat Shing memenangkan perlombaan itu.
BYUR!
"YEEEE AKU MENANG!" seru Shing. Clora tersenyum melihat raut wajah Shing bahagia, setelah itu raut wajah Clora berubah menjadi sedih.
"Yah ... aku kalah, kau berlari sangat cepat Shing," keluh Clora.
"Akan aku beritahu cara berlari cepat, Kak!" ucap Shing, membuat Clora tersenyum sembari mengangguk.
Di sana Clora dan Shing memancing. Tidak, Clora lah yang memancing, sementara Shing bermain air di sana, dirinya sengaja menyuruh Shing bermain air, ia hanya tidak ingin membuat Shing bosan menunggu ikan memakan umpan mereka.
"Kak!" panggil Shing.
"Iya––" belum sempat Clora menoleh ke sumber suara, dirinya lebih dulu mendapatkan air yang sudah mengenai wajahnya. "Shing ... kau ingin bermain-main denganku ya? Baiklah, aku akan membalas perbuatanmu padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Guru Besar
FantasyBukan Novel terjemahan Seorang gadis berumur 19 tahun, yang baru saja pulang dari kampus, tiba-tiba masuk ke dalam sebuah portal saat dirinya hendak masuk ke dalam rumahnya, dan saat itu juga ... ia menyadari jika dirinya berada di masa lampau. * *...