Main Bertiga [Part 6]

11.3K 145 2
                                    

"Ayo, tunggu apalagi?" tanya Mas Tomi sambil menyodorkan adik kecilnya itu di hadapanku.

Melihat tubuh Mas Tomi yang putih dan bersih, aku pun perlahan mendekati pria itu dan mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa ini tidak seburuk yang aku pikirkan. Selangkangannya pun terbilang bersih dan terawat, bulu-bulu halusnya pun dipangkas habis dan hanya menyisakan pentungan miliknya itu yang menjulang tegak. Berbeda sekali dengan diriku yang malas membersihkannya-paling kalau mandi aja, itupun bersihinnya secukupnya aja. Bulu-bulu halus di sekitar penis dan buah zakarku pun sangatlah lebat.

Aku meraih batang penisnya dan aku mulai mengocoknya pelan. Benar-benar aku merasa dipermalukan.

Sama sekali aku tidak pernah membayangkan akan melakukan hal yang serendah ini. Disuruh mengocok penis milik orang lain? Oh, shit! Mimpi apa aku semalam?

"Jangan dikocok terus dong, Sayang. Sekarang hisap pakai mulutmu."

Sesaat aku menelan ludah saat menatapi penis milik Mas Tomi yang ada di hadapanku ini. Memang, ukurannya terbilang biasa seperti yang dikatakan si Sita. Namun, tetap saja ukuran itu bagiku yang belum pernah dan tak pernah terpikirkan mengulum penis, masihlah sulit untuk diterima. Singkatnya, aku pun mulai secara perlahan menelan batang kenyal itu ke dalam mulutku sambil memejamkan mata.

Kedua tangan Mas Tomi pun menekan kepalaku dengan paksa dan mulai menarik dan mendorong secara bergantian, sehingga penis miliknya itu keluar masuk dari mulutku yang sempit ini.

"Ouhh... aahhhh... ahh...."

Dia terus memaju mundurkan mulutku dan memompa penisnya itu di dalam mulutku. Semakin lama semakin aku merasakan penisnya itu mulai hangat di dalam sana. Selang beberapa detik, tiba-tiba saja aku kaget dan tersedak saat pria itu dengan tidak sopannya menyemprotkan air maninya itu di dalam rongga mulutku. Bahkan ada beberapa lelehan spermanya yang menyelinap masuk ke dalam tenggorokanku, sehingga aku yang tidak siap pun menelannya.

"Gimana, enak kan? Jangan sampai ada satu tetes yang terjatuh, atau kamu akan tau akibatnya."

Aku yang mendapatkan ancaman itu pun tidak ada pilihan lain selain menelan semua sisa pejunya dengan penuh siksaan batin. Pasalnya, rasa spermanya itu entah mengapa sangat berbeda dengan rasa spermaku! Rasa sperma miliknya itu seperti rasa asin dan sedikit pahit.

Setelah suami si Sita itu mencapai klimaksnya, dia pun kemudian turun dari kasur dan berjalan ke arah sebuah lemari pakaian di dalam kamar itu. Setelahnya, dia kembali lagi deng membawa sebuah kotak yang sukses membuatku kaget dan juga penasaran.

Sebenarnya, apa lagi yang ingin dilakukan pria ini terhadapku? Bukankah dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan? Dia sudah mencapai klimaksnya! Sekarang apa lagi coba?

"Sekarang giliran kamu," kata Mas Tomi sembari mendorong tubuhku sampai terlentang di atas kasur.

Setelahnya, aku merasakan sensasi geli dan juga nikmat di bagian batang kejantananku itu. Ternyata dia lagi dan lagi mengulum penisku itu dengan sangat rakus!

Oh, Shit!

Lebih gilanya lagi, dia mulai menyuruh istrinya itu untuk membantunya merangsang diriku. Sita pun sama gilanya, dia tanpa berkomentar langsung melaap kedua putingku dan meremas-remasnya. Aku yang merasa terangsang dengan Sita pun mulai terbakar napsu dan tanpa bisa dicegah penisku pun mulai menjulang tegak seperti monas.

"Gila! Gede banget punyamu!" kata Mas Tomi saat menyaksikan senjata pamungkasku yang ada di hadapannya itu. Dia pun kembali melahap batangku itu dan semakin rakus mengocoknya dengan mulutnya.

Aku tanpa sadar melenguh saat penisku itu mulai tak tahan dan akan segera mencapai klimaksnya. Namun, di saat waktu yang krusial itu, Mas Tomi dengan kurang ajarnya tiba-tiba menghentikan permainannya. Hal itu sukses membuatku kesal karena aku tidak jadi mencapai orgasme. Di sisi lain, Mas Tomi melemparkan senyuman miring kepada aku. Setelahnya, dia pun meraih sesuatu dari dalam box kecil yang dibawanya sebelumnya laku memasangkan benda transparan itu pada batang kejantananku.

Sialan! Sebenarnya mau apa pria ini? Aku bertanya-tanya dalam hati. Tak berselang lama, aku menyaksikan Mas Tomi bangkit dan naik ke atas selangkanganku, kemudian dia pun mulai mengangkang dan mencoba mengarahkan kepala penisku ke dalam lubang pantatnya itu.

Dengan sekali hentakan, seluruh batang penisku yang berukuran jumbo itu pun secara mengejutkan masuk ke dalam pantat Mas Tomi tanpa sulit sama sekali. Sensasi geli dan juga nikmat kurasakan dan membuatku merinding saking bahagianya. Entah ini karena kali pertamaku melepas keperjakaanku atau memang karena pantat milik Mas Tomi ini yang membuatku merasa sangat keenakan.

Beralih kulihat Mas Tomi yang duduk di atas sana pun mulai melenguh kesakitan dengan mimik wajah yang bertolak belakang. Bagaimana ya aku menggambarkannya, dia terlihat seperti kesakitan tapi secara bersamaan juga menikmatinya.

"Ouhh... sshh.... uuuhhh... kontolmu gede banget! Hampir mirip sama punyanya Keenan!"

Dia terus melenguh dan mengerang seperti orang kesetanan ketika mulai mengangkat dan menurunkan badannya Itu. Batang penisku itu pun keluar masuk pantatnya yang mulus. Aku benar-benar merasakan rasa nikmat tiada tara, terlebih lagi saat Sita terus menyerang aku dengan menjilat dan menggigit kecil kedua putingku yang cukup sensitif itu.

"Mas, aku butuh bantuanmu," bisik Sita dengan nada pelan.

Sita yang terlihat seperti kesal melihat tingkah sang suami pun tak mau kalah. Secara tak disangka-sangka dia pun bangkit dan mulai mengangkang tepat di atas wajahku ini. Belum siap dengan apa yang akan terjadi, Sita sudah lebih dulu membenamkan lubang kenikmatannya itu tepat di atas mulutku. Refleks aku pun yang sudah terbakar birahi langsung menyeruputnya dan menjilatinya seperti orang yang rakus. Hal ini tentu saja membuat Sita menjerit dan melenguh keenakan seperti orang kesetanan.

Main Bertiga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang