Akhirnya setelah sekian lama menjomblo, sekarang aku bisa merasakan yang namanya disepong oleh seorang wanita. Rasanya sungguh benar-benar nikmat persis seperti ekspektasiku setiap kali menonton adegan film bokep barat yang ada di koleksi ponselku itu.
Aku terus memaju mundurkan pinggulku dengan kecepatan intens sehingga batang kejantananku itu keluar masuk dari mulutnya si Sita. Sementara itu, kedua tangan wanita itu meraih kedua puting dadaku dan mulai meraba dan menarik-nariknya dengan cara yang tak biasa. Memang, aku sebenarnya sedikit terkejut karena merasa aneh saja kalau si Sita ini malah mainin putingku ini. Namun, karena aku merasakan sensasi geli-geli nikmat gitu dari permainan tangannya, jadi aku membiarkannya saja toh aku juga menikmatinya.
"Ouhh.... Sittt... aku mau keluar nih... cabut yaahhh...."
"Sshhhh uuhhh... ouuhh...."
Aku semakin mempercepat sodokan penisku dalam mulutnya. Setelah merasa aku akan segera mencapai klimaks, aku pun hendak mencabut penisku dari dalam mulutnya. Namun, sebelum sempat aku menariknya si Sita ini sudah menahan batangku dan akhirnya pub aku menembakan lahar spermaku di dalam mulutnya itu.
"Agghhh... ahhh...."
Crottt... crot... crotttt....
Aku benar-benar sangat puas dengan permainan ini. Si sita ini memang sangat bisa membuat pria sepertiku ini jatuh hati kepadanya.
"Duh, kok malah ditahan? Jadi nyemprot di dalem mulutmu kan? Sini aku bantu bersihin." Aku mengambil beberapa helai tisu yang ada di atas meja samping kasur. Selanjutnya aku mendekatkannya kepada bibir manis wanita itu.
"Sayang banget tau Mas, sini bantu aku habisin saja," balas Sita sembari menuntunku untuk menibannya dan kedua mulut kita pun berciuman dengan begitu mesra.
Langsung saja rasa manis dan segar kurasakan begitu lendir dari dalam mulut Sita masuk ke dalam mulutku. Sebenarnya, aku merasa sedikit engga karena sadar bahwa itu adalah air maniku sendiri. Namun, setelah dipikir-pikir tapi kok ya lumayan enak, jadi aku pun menerimanya dan menelannya dengan senang hati.
Setelah beberapa saat kita bercumbu, aku dan dia yang sudah merasa lemas pun menghentikan pergumulan ini. Aku terbaring di atas kasur itu, tempat yang biasa digunakan suaminya si Sita, sedangkan si Sita sendiri memelukku dari samping dan merebahkan kepalanya tepat di atas dadaku.
"Mas, makasih ya kamu udah bantuin aku nuntasin hasratku ini."
"Mm... tapi ada yang perlu aku luruskan di sini, sebenarnya aku ga ada niatan sampai sejauh ini."
"Tapi Mas suka kan?" tanya Sita sembari memainkan dua jarinya seperti berjalan-jalan di atas dadaku.
"Iya sih, abisnya kamu yang mulai duluan sih godain aku."
"Iya, sengaja."
Aku dan Sita pun tertawa dengan puas lalu kita berdua melanjutkan obrolan ringan tentang cerita kehidupan keseharian masing-masing. Namun, sesuatu yang tidak diinginkan dan disangka terjadi tak lama setelahnya. Sekitar kurang lebih sepuluh menit saat kita asik saling bertukar cerita, tiba-tiba saja pintu kamar itu terbuka dan seorang pria dengan stelan pakaian kerjanya itu masuk ke dalam kamar. Sontak aku dan Sita pun kaget dan segera menoleh untuk melihat siapa orang yang masuk itu.
Aku pribadi sangat terkejut dan juga panik, pasalnya aku yakin sekali sudah mengunci pintu itu, tapi mengapa orang itu bisa masuk ke dalam kamar?
Secara mengejutkan pria itu berjalan mendekat ke arah aku dan Sita berada. Dengan perasaan campur aduk aku bangkit dan duduk di atas ranjang sambil menerka sosok pria di hadapanku itu.
"Mas Romi? Kok kamu pulangnya bisa cepet banget?" tanya Sita.
"Di-dia, suamimu?" Aku bertanya dengan sedikit berkeringat dingin. Kulirik lagi wajah pria itu, tapi aku sama sekali menyangka bahwa itu adalah suaminya.
Pasalnya, sewajarnya pria di hadapanku ini marah dan langsung menghajar pria brengsek sepertiku karena sudah bermain api dengan istrinya itu. Namun, berbeda dari kenyataannya pria itu malah berdiam diri seolah-olah menikmati tontonan yang ada di depannya itu.
"Sit, gimana ini? Aku harus bilang apa ke suamimu?" tanyaku dengan nada setengah berbisik pada Sita.
"Yah, kalau udah sampai ketahuan kaya gini, mau gimana lagi?"
"Maksudnya?"
"Udah tenang aja, suamiku ga bakal gebukin kamu atau ngelaporin kamu ke polisi kok."
"Hah?"
Aku benar-benar tidak mengerti denhan arah pembicaraannya. Bagaimanapun aneh saja gitu masa suaminya Sita ga marah sama aku? Apa jangan-jangan keduanya adalah pasangan yang tidak saling mencintai karena dijodohkan seperti yang sering kulihat di sinetron-sinetron? Aku masih berpikir sambil menunggu apa yang akan dilakukan pria itu.
Sekitar semenit berlalu, pria itu pun menghela napas berat dan berkaca pinggang.
"Siapa lagi ini pria yang kamu bawa?" tanya pria itu.
"Hanya kenalan."
"Jadi, begitu," balas pria itu sambil menatapku dengan penuh arti.
"Jangan coba-coba ya kamu menyentuhnya, dia milikku."
"Oh, ya? Tapi kamu sendiri kan istriku? Semua milikmu adalah milikku juga."

KAMU SEDANG MEMBACA
Main Bertiga ✔
Fiksi Penggemar[MATURE] [BL] [BI] [18+] [MANXBOY] Akibat nekat bermain api dengan istri orang, sebagai balasannya keperjakaanku berakhir direnggut oleh sang suami. Original story by : algojopria. Cerita ini mengandung unsur konten dewasa. Harap bijak dalam memilih...