Aku masuk ke dalam rumahnya yang besarnya pakai banget, dan dia mempersilahkan aku untuk duduk di ruangan tengah. Yang dimana disini sudah tersedia sofa empuk berwarna merah yang ter-set di depan TV yang lebarnya sampai aku gak tahu inch nya berapa.
"Duduk aja dulu, aku ambil minuman!" serunya mempersilahkan aku duduk.
"Eh maaf, kamu minum apa?" tambahnya pada saat dia kembali membalikkan badannya setelah berjalan beberapa langkah.
"Hmm Up to you" (Terserah kamu) aku hanya berserah padanya untuk masalah minum. Karena kalau minum mah aku bisa semuanya, asal bukan jus wortel, karena ku alergi sama wortel.
Seketika itu, Bryant meninggalkanku sendiri duduk di sofa ruang tengah ini.
Woah, rumahnya gede banget, dan Bagus pokoknya.
Aku bangkit berdiri dan melihat photo kenangan di almari sebelah TV, dimana kalau kelihatan dari fotonya saja si Bryant ini adalah atlet bola basket. Pantesan tingginya gak nguati.
Ku melihat foto polaroid yang berada disini, seolah menceritakan perjuangan Bryant dari usianya yang masih belia hingga dewasa, dia mendapatkan banyak sekali medali dan piala dalam ajang olahraga yaitu basket.
Hmmm pandangan ku terhenti ketika melihat sebuah foto yang bersama dengan Bryant.
Hmmm kok wajahnya familiar gitu sih, siapa ya kok kayak kenal!
"Stroberi squash, Coming!"
Aku membalikkan badanku pada saat Bryant datang membawa dua minuman berwarna merah muda, yang berada di genggaman tangannya.
"Thank you So much!" seruku sambil menyeruput Stroberi Squash yang berada di tanganku.
Uhh rasanya enak banget. Sumpah, pasti ini beli.
"Bryant, did you buy it? Or make it by yourself? (Bryant, kamu beli ini? atau kamu buat sendiri?) tanyaku penasaran sambil mengangkat gelas panjang yang yang berisi racikan manis dan enak banget yang berada di tanganku sekarang.
"Ah, I made it!" (Ah, itu buatan ku) jawabnya tersenyum sambil mengangkat satu alis kananya.
Njir, ganteng banget sih dia, aku sampe beku bagaikan terkena sihir pada waktu dia nyengir kepadaku.
Tenggorokanku kering seketika dan detik itu juga aku langsung memalingkan wajahku dari tatapan wajahnya, saat aku rasa melihatnya terlalu lama.
"Ehem, so can you guiding me to walk around at your lovely house?" (Ehem, jadi bisakah kamu mengantarku untuk berjalan keliling rumahmu tercinta?) tanyaku sesaat untuk memecahkan keheningan.
"Ya, tentu saja!" jawabnya mantap.
Aku dan Bryant berjalan keliling ke seluruh rumah, mulai dari dapur yang begitu wow banget, dapur saja luasnya kayak gini banget. Terus aku di ajak menuju ke area belakang yaitu kolam renang, gila nih orang rumahnya kayak istana. Kolam renangnya disini besar banget malahan, dan udah kayak kolam renang kalau kita pergi ke waterboom. Tapi design nya ya yang elegan, gak kayak waterboom juga.
Tadi aku sempat bertanya, pada saat aku di ajak keliling ke area kolam renang.
Apakah rumah sebesar ini kok cuma kita berdua yang menghuni sekarang, tidak ada pembantunya atau apa gitu. nah si dia hanya jawab.
My Mom & My Daddy masih di luar mengurus keperluan, jadi pastinya pulangnya larut malam, biasa orang sibuk.
Kalau untuk pembantu, mamanya lagi nyari, soalnya barusan saja pindah, jadi belum dapat semuanya, karena nyari pembantu bukan seperti kita beli mainan robot di market. Karena harus benar-benar mendapatkan yang sesuai dan benar-benar mau dan jujur. Intinya itu sih.
![](https://img.wattpad.com/cover/297534858-288-k275272.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Brother (BL)
Romance(Khusus 18+) Ini Cerita Banyak Yang Tabu dan Gak Pantes. Jadi kalau Kamu Homophobic Gak usah mampir n Baca Cerita Ini. Karena cerita ini berisi Hal yang seperti itu. Atas perhatiannya Terimakasih. -------------------------- "Kak, Gimana kalau aku s...