Aku terbangun kaget pada saat alarm hp ku berbunyi dengan nyaring. Ku singkirkan selimut yang menutupi badanku dan bangkit duduk di tepi ranjang. Aku langsung teringat tentang tadi malam kak Tristan menghampiriku ke kamar.
Sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan hal itu, namun ada apa dengan kak Tristan?..
Aku turun dari ranjang mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu dan bergegas untuk mandi.
Aku putuskan untuk mandi dengan cepat karena ingin segera bersiap-siap pergi ke sekolah. Karena biasanya aku kalau mandi agak lama, gak agak lama tapi memang lama.
Pagi ini mama dan papa pergi untuk keluar kota dalam waktu yang agak lama alias dalam waktu yang panjang. Di rumah cuma tinggal aku kak Tristan dan bibi aja. Agak sepi memang namun aku sudah terbiasa dengan hal itu. Karena memang sekarang mama dan papa ada project kerjaan keluar kota agar selalu bisa mencukupi kebutuhan setiap hari. Yang sebenarnya pun meskipun tidak berkerja selama dua tahun uang yang di miliki papa tidak akan habis meskipun di hambur-hamburkan sekalian. Maaf bukan sombong, tapi memang iya.
Selesai mandi aku langsung berganti pakaian.
Karena hari ini pelajaran olahraga maka aku langsung berganti dengan kaus merah kesukaan ku, ini bukan seragam olahraga sih aku cuma sering memakainya pada saat olahraga.
Kumasukan seragam biru putih ke dalam tas, untuk berganti nanti di sekolah setelah selesai pelajaran olahraga.
"Woe buruan udah siap belum!" Aku terkejut pada saat suara yang aku tunggu itu tiba-tiba muncul di balik pintu kamarku.
Dengan cepat aku langsung menjawabnya.
"Iya iya kak bentar!" Dengan buru-buru aku langsung mengambil semua barang bawaanku. Karena tidak seperti biasa kak Tristan seperti ini.
"Aduh, lama aku tinggal nih!"
Ku mendengar serap kaki kak Tristan berlari menjauhi depan kamar.
"Ahhh kak Tristan!!!" Aku langsung berlari menyusul kak Tristan karena takut kalau di tinggal. Ku buka pintu dengan paksa dan aku langsung cabut gas dan berlari dengan keras.
Buuuggghhh
Aku terjatuh dengan keras pada saat menabrak sesuatu di depanku.
Ku buka mata perlahan, aku kaget pada saat melihat kak Tristan sudah berada di bawah ku. Dia mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya.
"Aduh-aduh maaf kak, tak Kira in kaka udah ninggalin aku!" Ku ucapkan dengan nada memelas kepadanya.
"Iya, tapi buruan berdiri. Kamu pikir badanmu itu ringan!" Sambil menggerutu kepadaku.
"Eh iya iya" aku bangun perlahan dan memegangi lutut ku yang agak nyeri karena habis jatuh barusan.
"Hei, tolongin napa masak diem aja!"
Aduh salah lagi, ku ulurkan tanganku di hadapannya dan meraihnya.
Ku tarik dengan cepat untuk berdiri.
Aku diam membeku pada saat kak Tristan berdiri pas di hadapanku. Dan wajah kami sangat dekat. Aku hanya diam tidak berani melihatnya.
Nafas hangat kak Tristan terasa dengan sangat jelas di hidungku.
Tak lama setelah itu kak Tristan mengangkat daguku dengan tangan kirinya.
Dia melihat ku kalem, dan aku balas melihatnya pelan.
Tak lama kemudian wajah kak Tristan semakin dekat ke arahku. Deru nafasnya semakin kerasa di wajahku. Kak Tristan menarik pinggangku dengan tangan kanannya hingga tidak ada jarak di antara kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Brother (BL)
Romansa(Khusus 18+) Ini Cerita Banyak Yang Tabu dan Gak Pantes. Jadi kalau Kamu Homophobic Gak usah mampir n Baca Cerita Ini. Karena cerita ini berisi Hal yang seperti itu. Atas perhatiannya Terimakasih. -------------------------- "Kak, Gimana kalau aku s...