Siang itu Jihoon pulang sedikit lebih cepat dari hari-hari biasa. Kelas sore sengaja diliburkan karena Seungkwan ada janji penting dengan fotografer untuk membahas perihal foto pra pernikahannya dengan sang pacar. Tidak ada guru pengganti jadi sekalian diliburkan saja. Jihoon sama sekali tidak keberatan karena dia juga sangat ingin cepat-cepat pulang ke rumah. Dia sedikit lebih sering merindukan Hoshi akhir-akhir ini.
Saat dia akhirnya memasuki rumah, sama sekali tak mendapati Hoshi di dalam. Memanggil namanya pun tak ada yang menyahut. Jihoon pun berjalan ke dapur karena mungkin saja Hoshi sedang memasak dan begitu keasyikan sampai tidak mendengar panggilannya. Sayangnya dia juga tidak ada di sana, namun pintu ke halaman belakang terbuka.
"Dia pasti sedang berkebun," batin Jihoon agak aneh karena ini masih terbilang siang hari yang panas untuk menyirami tanaman. Tanpa pikir panjang dia segera menyusul, dan begitu kakinya melangkah keluar, ia segera disambut pemandangan sekitar yang tertutupi asap. Sepertinya Hoshi sedang membakar sampah.
Jihoon mengedar sedikit dan menemukan lelaki yang dia cari sedang berdiri di depan tempat sampah besi yang memang biasa digunakan sebagai tong pembakaran. Tampaknya Hoshi sama sekali tidak menyadari kehadiran Jihoon karena dia masih terlalu fokus menjatuhkan kertas satu demi satu ke dalam lalapan api.
Jihoon memutuskan mendekati. Senyum kecil tertarik dari bibirnya melihat raut wajah kloningan itu tampak begitu serius. Memang apa sih yang tengah dia bakar?
Saat Jihoon hampir mendekat, dia melirik sesuatu yang tergeletak di dekat kaki Hoshi. Seketika saja napasnya tercekat. Itu kotak lavender yang sangat dia kenal."Apa yang kau lakukan?" Tanyanya lantang, berjalan cepat menghampiri si kloning yang terperanjat kaget mendengar suaranya itu.
"J-Jihoonie-"
"Aku tanya apa yang kau lakukan!?" Suaranya meninggi dan Hoshi terdiam.
Jihoon menatap marah kemudian membungkuk demi mengambil kotak lavender milik Soonyoung yang sudah terbuka lebar dan mendapati isinya kosong. Dia lalu melihat ke arah tangan Hoshi yang masih menggenggam sebuah buku dengan beberapa helai kertas tersisa. Hatinya seketika tenggelam. Dia memandang kobaran api yang semakin membesar dengan sorot tak percaya.
"Kau pikir apa yang sedang kau lakukan!?"
"Jihoonie, aku-"
Jihoon segera berbalik mengambil selang kemudian langsung menyemprotkan air ke api yang meluap-luap. Tak memedulikan raut wajah panik dan ketakutan Hoshi saat ini. Dia berkali-kali mengumpat dan memaki karena apinya tidak mau padam.
"SIALAN! KENAPA TIDAK MAU PADAM!?"
"Jihoon-"
"DIAM!!!"
Kloningan itu tersentak, dia sampai memejamkan mata saat mendengar bentakan itu.
"KAU PIKIR APA YANG KAU LAKUKAN? KENAPA KAU MEMBAKAR BARANG MILIK SOONYOUNG!?"
Hoshi tampak bergetar, matanya berkaca-kaca menatap sosok lelaki di hadapannya. "Ini tidak seperti yang kau pikirkan...."
Jihoon semakin naik pitam. "KAU MEMBAKAR BARANG PENINGGALAN KEKASIHKU DAN MENURUTMU APA YANG KUPIKIRKAN, HAH? JANGAN KARENA AKU BERKATA SUDAH MENERIMAMU, KAU BISA BEBAS BERBUAT SEENAKNYA! KAU TIDAK AKAN BISA MENGGANTIKAN SOONYOUNG!! KAU TIDAK AKAN BISA DAN TIDAK AKAN PERNAH, BRENGSEK!!!"
Kini air mata sudah menggenang di pelupuk mata sipit Hoshi. Bibirnya bergetar dan dia berusaha keras mengeluarkan suara dari tenggorokannya.
"Jihoonie, dengarkan aku dulu...." Dia mencoba meraih lengan Jihoon, namun lelaki yang lebih pendek itu menepisnya dengan kasar. Hoshi meringis merasakan perih di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade | HoonSoon ✔
FanfictionJihoon kehilangan Soonyoung. 5 tahun waktu berlalu sama sekali tak membuat hatinya berguyur sembuh. Sampai ketika Jeonghan datang kepadanya membawa seseorang yang tak pernah diduga, namun selalu diharap. Sayang, takdir lagi-lagi bermain dengannya. "...