06 • Bohong

1.2K 142 7
                                    

Jika ditanya seberapa dekatnya Haechan dan Mark, mereka semakin dekat dan bahkan banyak rumor beredar mereka berpacaran.

Haechan dan Mark tentu menepis hal tersebut karna memang itu sebuah kebohongan yang dibuat hanya untuk bahan obrolan.

Haechan bahkan baru tau jika Mark anggota OSIS dan merupakan wakilnya. Haechan tentu terkejut dengan komplotan yang selalu memarahinya.

Bagi Haechan, komplotan OSIS itu sangat tidak berguna karna tidak semua anggotanya baik. Ada yang suka membully dan meminta contekan dengan cara mengatakan bahwa dia anggota OSIS.

Para guru tidak tau saja kelakuan anak OSIS yang banyak merugikan siswa. Guru akan membantah saat OSIS dilaporkan. Para guru juga tidak akan mempercayai para muridnya yang menjadi korban dengan alasan anggota OSIS sudah dipercaya.

Bangsat sekali.

Mark dan Haechan kini sudah menjadi teman baik. Ya walaupun sebenarnya bukan teman karna Mark dan Haechan yang masih suka memeluk dan berciuman. Aneh. Sahabat aneh.

Dua bulan terakhir mereka dekat dan selama itu juga Haechan sudah sepenuhnya melupakan mantan kekasihnya. Haechan sudah berhasil melepaskan semuanya.

Mulai dari kebiasaannya yang menjadi stalker dadakan, mengirimkan chat singkat, ataupun memergoki sang mantan.

Itu semua dengan bantuan Mark juga tentunya.

Mark dan Haechan kini makan bersama di kantin. Tak luput dari belasan pasang mata yang melihat mereka saling menyuapi. Sesekali para murid merasakan hawa menggemaskan yang menguar dari Haechan.

Dia bukan Haechan si berandal kan?

Tapi baru saja mereka menyuapkan sesendok makan ke mulut, sebuah gebrakan meja membuat kegiatan mereka terhenti.

Haechan dan Mark mendongak, menatap seorang siswi yang berdiri dengan wajah menahan air mata. Tapi yang lebih mengejutkan ketika siswi tersebut melempar alat berupa testpack bertanda positif. Hamil.

"Lo jahat Mark." Haechan tidak paham dengan ini. Dia hanya menatap Mark dan siswi itu bergantian.

"Gue hamil anak lo." Mark yang mendengar pernyataan itu lantas mendelik dan berdiri menatap siswi tersebut.

Haechan yang ikut mendengar kini mengangkat tubuhnya dan merubah raut wajahnya menjadi datar. Sangat datar. Mark yang melihat ekspresi Haechan lantas menggeleng kuat.

Haechan lalu berjalan pergi menjauhi tempat tersebut menuju ke tempat yang biasa ia datangi.

"Gak gak, Chan!" Teriak Mark saat Haechan sudah jauh dan menghilang dari pandangannya. Tapi lengannya justru dicekal membuatnya berhenti tak bisa mengejar Haechan.

Mark yang melihat itu menghempaskan lengannya dan berganti mencengkram erat pergelangan tangan siswi tersebut.

"Akh!" Sungguh, cengkraman Mark sangat kuat hingga siswi tersebut merasakan sakit yang liar biasa hebat.

Mark menggeret nya ke arah toilet dan bersembunyi disana.

"Apa maksud lo?!" teriak si bule sambil menatap nyalang gadis tersebut. Nyali yang gadis utu kumpulkan lantas terkuras begitu saja saat mendengar teriakan menggelegar milik Mark.

"G-gue hamil anak lo, Mark." Mark diam. Masih dengan ekspresi sebelumnya.

"Gue bahkan ga kenal lo? Dan lo seenaknya ngaku?" Siswi tersebut menunduk. Memainkan jarinya.

"Lo tau kan apa akibatnya kalau lo hamil anak gue?" Ujarnya mengintimidasi membuat gadis di depannya mendongak.

Gadis itu tak tahan lagi. Dia mengumpulkan semua nyalinya lalu menatap balik obsidian membunuh milik siswa di depannya.

"GUE CEMBURU MARK. LO TAU? GUE UDAH SUKA SAMA LO SEJAK PEMILIHAN OSIS. DAN GUE SUKA BANGET SAMA LO MARK! LO GAK TAU PERJUANGAN GUE DAPETIN LO, GUE PIKIR INI JALAN SATU-SATUNYA BUAT DAPETIN LO!" Gadis itu menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menjeda kalimatnya.

"Gue udah berusaha dapetin hati lo, tapi semenjak lo deket sama preman itu gue benci sama dia!" Mark diam. Menahan emosinya agar tidak meluap kapan saja.

"Drama yang gue lakuin cuma buat lo. Andai lo jadi gue, lo juga bakal milih jalan ini." Gadis itu menangis. Menangis kencang membuat Mark terdiam.

Mark mengingat lagi, jika dipikir dia tidak pernah bertemu gadis ini sebelumnya.

"Cara lo murahan." Desis Mark yang membuat sang gadis menatapnya kembali.

"Gue udah coba semua cara, tapi nolak gue. Terpaksa Mark." Mark diam lagi.

"Tapi ngeliat lo ngebentak gue, gue nyerah. Gue udah males sama lo. Gue capek berjuang sendirian bangsat!" Gadis itu mengelap air matanya.

Tapi sang gadis terkejut saat Mark mendekapnya.

"Maaf, gue ga nyadarin lo. Anggep ini pelukan pertama dan terakhir gue buat lo." Sang gadis kini mendekap erat Mark. Melampiaskan semua emosi yang terpendam di lubuk hatinya lewat tangisan.

Dominant [Markhyuck]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang