07 • Fakta

1.3K 149 2
                                    

Haechan berada di parkiran. Kali ini dia sedang emosional dan tidak ingin diganggu siapapun. Emosinya benar-benar tidak terkendali selepas insiden yang mengejutkannya di kantin tadi.

Haechan menghembuskan asap rokoknya ke udara yang bebas. Merasa sedikit lega karna rokok yang ia hisap. Terhitung sudah enam batang ia habiskan hanya untuk melegakan hati dan pikirannya.

Jangan tanya Haechan darimana ia mendapatkan rokok tersebut, ia dapat dari Hyunjin karna pemuda itu sedang puasa merokok. Jika Hyunjin merokok, kekasihnya akan mendiamkan dirinya seminggu.

Haechan sebenarnya sudah mengurangi rokoknya. Tentu karena si pemuda bule, Mark Lee. Yang tadinya bisa sampai dua bungkus menjadi dua batang sehari. Dia sedikit terkontrol dengan adanya Mark.

Tapi pemuda Canada itu justru mengembalikan sisi preman Haechan lagi ke permukaan. Haechan masa bodoh, dia sudah tidak peduli dengan Mark.

Iya tidak peduli, tapi dalan pikirannya selalu ada Mark yang berkeliling dan berjalan santai. Sialan!

Jika Haechan boleh jujur, tidak mungkin dia tidak menyimpan perasaan khusus pada Mark. Karna dari awal, Mark sudah membawa perubahan yang drastis pada dirinya.

Tidak mungkin ciuman yang pernah Haechan serahkan tidak menyalurkan rasa di hatinya. Haechan menyukai Mark.

"Chan." Haechan yang sedari tadi bergelut dengan pikirannya kini menoleh. Mark dan gadis itu.

Oh apa mereka akan bilang 'kami akan menikah nyenyenyenye', MENYEBALKAN!

Haechan tersenyum remeh menatap kedua orang di depannya.

"Widihh, mau nikah lo berdua? Gih sana, gue gausah diundang karna gue juga ga bakalan dateng." Mark menatap datar Haechan. Berbeda dengan si gadis yang tengah gemetar menghadapi si preman yang terkenal kejam itu.

"Dengerin dulu."

"Dengerin apasih Mark? Semua udah jelas." Haechan kembali menghisap rokok yang kali ini berasa mint itu.

Tapi rokoknya ditepis oleh Mark, membuatnya terjatuh ke got dan mati. Haechan menatap Mark nyalang. Mau apalagi si bangsat ini?!

"Chan, m-maaf sebenernya yang gue lakuin itu karna gue suka sama Mark aja. G-gue ga bermaksud hancurin hubungan kalian karena yang gue mau cuma Mark. Maaf, hiks." Haechan kini diam.

Menatap sang gadis yang kemudian pergi dengan tangisannya atas suruhan Mark.

"Itu bukan anak gue. Testpack itu palsu, Chan. Gimanapun gue sayangnya ke lo bukan ke dia." Haechan menatap mata Mark. Tidak ada setitik kebohongan disana yang membuat Haechan terdiam seribu bahasa.

"Maaf." Ucap Haechan lalu diangguki sang lawan.

"Chan, gue suka sama lo. Dari awal gue deketin lo itu karna gue nyimpen perasaan hampir dua tahun lamanya. Gue sempet putus asa karna denger kabar lo jadian sama Renjun, tapi pas lo putus gue niat deketin lo. Gue emang salah karna gak gerak cepet sih, tapi sekarang gue udah berani. Berani deketin lo." Haechan yang mendengarnya sontak membulatkan matanya. Terkejut dengan kata yang Mark lontarkan.

"Gue cuma mau ngomong itu aj-

Belum selesai Mark mengucapkan kalimatnya, kini Haechan malah menubruk tubuh Mark hingga hampir jatuh. Haechan memeluk leher Mark. Ia gemas.

"Bangsat lo anjing, kenapa baru bilang sekarang tolol gue juga suka sama lo bajingan. ASKBDOSBXOSHSAO!"

Mark yang mendengarnya terkejut bukan main. Kini dirinya membalas pelukan erat Haechan dengan merengkuh pinggangnya.

Haechan sampai salah tingkah dan mengucapkan celotehan tak jelas karna saking malunya. Sedangkan Mark tertawa dan menciumi pipi Haechan.

"Jadi, sekarang?" Tanya Mark setelah mereka melepaskan pelukannya.

"Best-

"No no Lee, pacaran." Dan Haechan kembali salah tingkah untuk kesekian kalinya.

Dominant [Markhyuck]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang