"Nami, Luffy dan yang lain sudah datang" Chopper memberitahu Nami
Chopper dengan semangat pergi ke gerbang, sementara Nami sedikit ragu
'Aku harus minta maaf' batin Luffy
"Oi, ada masalah Luffy? Kau tampak tidak bersemangat, ayolah kita akan bertemu dengan Nami dan yang lain" Usopp menyemangati
"Ya" ucap Luffy sambil memegamg dadanya yang diperban
'Aku harus benar benar minta maaf'
"OH itu dia....OIII" sorak usopp
"USOPPP" si kecil lucu chopper berlari menerjangnya
Luffy dan Nami saling berpandangan, namun Nami kembali mengalihkan pandangannya
'Dia itu masih takut padaku ya?' Batin Luffy yang terus memandangi Nami
Nami berjalan sambil terus mengalihkan perhatiannya agar tidak melihat Luffy
'G-gawat, aku merasa bahwa dia memandangiku terus'
Nami terus menunduk hingga dia melewati Luffy begitu saja
Robin heran kenapa mereka begitu dingin satu sama lain
'Bagaimana cara aku mengatakannya, nanti dia tambah marah' batin Nami
'Dia benar benar takut ya...aku harus minta maaf' batin Luffy
"Go-"
"Gomen" ucapan permintaan maaf Luffy keduluan
Nami memegang baju Luffy dengan dua jarinya
"Ha" Luffy melirik Nami dan melihat...
'Kenapa dia nangis? Ulahku?'
Malah Nami yang meminta maaf
"Oi kenapa kau nangis?" Tanya Luffy
"Hiks, gomen...Sanji-kun pergi"
"Sanji?" Luffy lalu memeriksa sekeliling dan benar saja dia tidak ada
'Lalu kenapa Nami nangis? Karena Sanji pergi?' Luffy bingung
"Aku perlu bicara denganmu, nanti" bisik Luffy
'Gawat dia marah'
🍊👒🍊
"Nami"
"Ada apa?"
Mereka lagi berduaan di luar
"Kenapa kau menangis?"
"Eh, apa?" Nami terkejut
"Kenapa kau?"
"Hanya itu pertanyaanmu?" Tanya Nami
"Ya hanya itu"
"K-kau tidak marah?" Tanya Nami
"Tidak, lagipula aku bisa membawanya kembali" kata Luffy
"S-sokka, aku kira kau marah, makanya aku nangis tadi" ucap Nami terus terang
"Nami, kenapa kau takut padaku?"
"Menurutmu?" Nami balik bertanya
"Aku tidak tahu"
"Yang benar? Kau tidak tahu?" Kaget Nami walau ngomongnya lemes
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Cinta ( Luffy x Nami )
Fanfictionseorang kapten yang polos dan navigatornya yang galak juga tidak terus terang, membuat kru topi jerami yang lain tidak berfikir keduanya ada perasaan, namun seringin berjalannya waktu, seringin kedekatan mereka, membuat perasaan membingungkan timbul...