5. Ciuman tak terduga

666 61 42
                                    

Pasti pada bingung, aku sengaja ganti judul. Soalnya tiap mo bikin covernya ga muat. Kepanjangan judulnya hiks. Tapi esensinya masih sama kok 🗿🗿👌

Enjoy reading💙

🌺

Genap satu minggu Aamon telah menjadi partner Floryn di lab milik Alice. Floryn seringkali menahan ketakjubannya karena kemampuan pria itu yang begitu cepat merinci semua data bersamanya.

Terkadang lelaki itu muncul di belakangnya, sekedar penasaran dengan apa yang Floryn kerjakan. Membuat gadis itu terkejut sehingga langsung menegurnya untuk tidak mengganggunya.

Floryn tidak tahu apa yang membuat Aamon bertahan di tempat yang membosankan ini. Sepengetahuannya, Aamon ini orang yang lumayan populer di kampus manapun, termasuk kampusnya sendiri. Dan, orang populer tidak suka mengurung dirinya di dalam lab dengan bau tanaman dan arsip data yang sudah berdebu.

'Hari ini ke mall yuk.'

'Yuk! Kebetulan udah lama tidak pergi ke sana.'

Floryn melihat dua gadis dari tempatnya duduk sedang mengobrol. Dinding berkaca ini membuatnya bisa melihat seperti apa pemandangan di luar kampus pertanian. Benar, Aamon harusnya sering keluar dan bergaul dengan kawannya sendiri. Menikmati udara segar dan langit yang terlihat cerah daripada melakukan riset yang bahkan tidak menguntungkan cowok ini sendiri.

Lagipula apa yang membuat Aamon betah disini?

Gadis itu memandang lelaki itu sambil menebak-nebak alasan Aamon bertahan cukup lama. Lagipula secara sifat, Floryn dan Aamon tidak memiliki kesamaan dalam sifat maupun pemikiran pada umumnya. Ataupun, obrolan yang menarik sampai keduanya bereaksi cukup antusias. Floryn cenderung pendiam sedangkan Aamon dominan sangat tenang dan tidak berniat mengusiknya.

Orang yang Floryn perhatikan itu sedang duduk dan membaca buku spesies tanaman dengan jas putih terpasang di tubuh tingginya. Floryn masih menatapnya, ia penasaran mengapa profesor Alice sempat mengatakan bahwa lelaki ini terlihat senang.

Merasa diperhatikan, sepasang bola mata terang itu beralih dari tulisan dan gambar di bukunya. Aamon melihat Floryn yang sedang menatapnya.

"A-Ah! Aku tidak bermaksud--" Celaka! Sekarang cowok itu tersenyum, rutuk Floryn yang telah tertangkap basah memerhatikan lelaki bermarga Paxley itu. Dia tidak ingin perhatian Aamon dari bukunya kini berganti padanya. Semburat kemerahan muncul di pipinya karena dia telah ketahuan.

Aamon beranjak dari kursinya, dia mendekati Floryn yang salah tingkah di mejanya sendiri. Dia membungkuk sambil membawa buku yang dibukanya sedari tadi. "Aku menemukannya. Ini tanaman yang kamu cari, bukan?"

Floryn melihat jari panjang milik Aamon itu menunjuk gambar di buku spesies tanaman. Mendadak ia penasaran apakah lelaki ini bermain piano karena ruas jemarinya terlihat indah.

"Ya.." Floryn menerima buku tersebut dan merasa takjub lagi karena riset Aamon tidak membutuhkan waktu lama. "Kamu benar."

Terkadang kalau Floryn tidak sengaja saling bersitatap dengan Aamon, ia merasa lelaki ini bisa membaca pikirannya. Hal itu sering membuatnya salah tingkah dan memalingkan pandangannya dari Aamon.

Once Upon A Spring [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang