Baca chapter 6 dulu gengs, kalian pasti ngerasa alurnya canggung pas baca ini. Baru Chii nomorin biar pada ga bingung wkwk
•
Sekeluarnya dari gudang arsip, Floryn memerhatikan handphonenya yang masih berdering di mejanya. Sedangkan Aamon membicarakan pintu lab otomatis dengan Alice. Alice meminta Aamon untuk segera mengumpulkan kartu IDnya kepada Floryn.
Saat itu, Aamon melihat Floryn memegang handphonenya yang masih berdering. Gadis itu hanya menatap kosong si pemanggil yang tidak diketahuinya sampai dering handphonenya berhenti.
"Tidak masalah kamu tidak mengangkat panggilan itu?" tanya Aamon sambil mendekati Floryn.
Floryn mendongak kearah Aamon yang menunggu jawabannya. Gadis itu sempat meragu sambil mematikan handphonenya. "Aku tidak mengenal nomornya." jawabnya sedikit pelan. "Mungkin salah sambung."
Raut muka Floryn terlihat memiliki banyak masalah setelah mendapatkan panggilan tersebut. Aamon menyadari itu lalu mengeluarkan handphonenya.
"Kalau begitu aku akan memberikan nomor handphoneku." celetuknya sambil menarik perhatian Floryn dari handphonenya. "Jadi kalau ada kejadian seperti ini kita bisa saling berkomunikasi."
Floryn yang mendapatkan nomor handphone Aamon kontan tersenyum kecil. Spontan ia merasa tenang mengetahui dia dan Aamon bisa mengobrol seperti semula.
Setelah keduanya selesai mengobrol, Alice muncul di belakang mereka. Meminta mereka untuk memulai pekerjaan yang meriset tanaman untuk bahan materi kuliah mahasiswa dan mahasiswi pertanian.
Malamnya, selesai dengan pekerjaan di lab Aamon pulang ke apartemennya. Karena kelelahan, ia langsung terlelap di atas ranjangnya.
Lagi. Aamon memimpikan seorang gadis dalam tidurnya. Kali ini dia tahu siapa perempuan dimimpinya.
Dia sedang menggandeng tangan Floryn di tengah padang bunga, menikmati desiran angin bertiup kearah mereka. Sepasang kelereng biru milik Floryn menatapnya tulus sembari tersenyum lebar. Aamon merapikan helaian rambut panjang milik Floryn, ia menunduk demi mencuri ciuman lagi dari gadis itu.
"Rata-rata lelaki yang melecehkannya adalah orang-orang yang tertarik pada Floryn."
Kalimat Natan mengenai Floryn kembali terngiang di kepalanya, sontak Aamon merasakan nyeri di wajahnya. Floryn mendorongnya menjauh setelah menamparnya. Wajah gadis itu menatapnya jijik yang membuat Aamon merasa nelangsa.
"Ngh!"
Aamon membuka matanya, ia merasakan sakit pada sisi pipinya. Meskipun hanya mimpi dia bertanya-tanya mengapa tamparan Floryn bisa sampai ke dunia nyata. Dia menengok ke sisi ranjangnya. Banyak buku-buku berserakan dan lembaran kertas di sebelahnya. Sepertinya ia tergores oleh lembaran kertas bukunya sendiri. Lelaki itu mengerinyit dengan wajah sedikit memerah.
Spontan dia merasa berdosa karena di mimpinya ia berniat mencium gadis itu. Dia mendesah sambil menyisir rambutnya ke belakang. Aamon tidak menyangka mimpi kali ini sangatlah berbeda.
Sebelum fajar menjelang hadir, Aamon merutuki dirinya yang tidak bisa mengeluarkan gadis itu dari pikirannya. Tentu saja dia merasa debaran di jantungnya berdetak tidak normal hanya karena Floryn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Spring [END]
FanficAnother Title: When Flowers Blooming in Spring Saat itu, bunga bermekaran di sekitar pejalanan. Udaranya mulai bersahabat sehingga banyak orang-orang menghabiskan waktunya pergi keluar. Kehidupan Aamon di universitas berjalan baik-baik saja. Orang-o...