3.

5.8K 618 31
                                    


Greshan habis LDR

Kalau typo koreksi ya.

***

Semenjak Gracia membuka mata, Gracia dan Shani tanpak lebih canggung dari biasa.  Padahal, Shani sudah memperlihatkan perhatian dengan menyuapi makan dan mengobati luka di wajah Gracia.

Tapi semua itu Shani laksanakan dengan kebisuan. Seakan enggan hanya untuk mengeluarkan suaranya. Bahkan berdehem pun tak mau.

'Lah kan yang dipukuli gue, kok dia yang ga mau ngomong sih. Aneh!'

Gracia sebenarnya berusaha tak peduli. Dari awal bangun dia sudah merencanakan untuk tak berbicara pada Shani. Apapun yang terjadi.

Tetapi, diamnya Shani lebih parah darinya.

Gracia kesal? Oh, tentu saja. Saking kesal, Gracia ingin rasanya melempar tabung gas ke kepala sang kakak. Dijamin Shani tak akan marah, karna sudah terlanjur mati.

Ya ampun. Gracia dan pemikiran psyco-nya.

"Shania."

Shani memanggil sang adik dengan nama depan. Itu artinya, Shani masih marah. Gadis tinggi itu berdiri di ambang pintu kamar, meluruskan pandangan pada sang adik.

"Hm?" jawab Gracia sekenanya.

Shani kembali diam. Berjalan menuju lemari dan mengamati isinya. Dominan diisi pakaian berwarna ungu. Bahkan di rak bagian sepatu pun kebanyakan ungu.

Menurut Shani, warna kesukaan adiknya itu adalah warna alay, lebay, janda. Untuk point pertama dan kedua, sangat cocok dengan Gracia.

Shani berbalik menghadap Gracia, dengan satu gaun ungu di tangan. Sejenak ia perhatikan tubuh Gracia---yang sedang tak tertutup selimut---dan kembali meneliti gaun.

"Gaunnya bagus. Kamu pakai ini untuk party nanti malam. Sekarang mandi."

Tentu Gracia merengut. Wajahnya seakan ingin men-demo.

"Sekarang!"

Kata penegas Shani menutup kembali bibir Gracia yang sudah terbuka, ingin protes. Dengan berat hati, ia rapatkan kembali bibirnya. Menelan semua kata-kata protes yang tak bisa disampaikan.

Langkah malas Gracia gerakan menuju lemari. Tepat disamping Gracia. Ia lepas dengan mudah baju dan celana, melempar pada keranjang kain kotor. Kemudian dalaman yang juga diletak di tempat yang sama.

***

Disini Shani berdiri. Dengan nafas yang seakan menyangkut di tenggorokan. Seakan ada yang mencekiknya, menyebabkan sulit menelan ludah dan menarik nafas.

Manik hitam legamnya menangkap atensi Gracia yang sedang membuka baju. Terlihat seperti melambat, sensual dan menggoda.

Shani dapat melihat tubuh naked adiknya untuk beberapa detik. Sebelum tubuh putih mulus itu ditutup kembali dengan handuk putih pula. Matanya terus mengikuti gerak Gracia, hingga Gracia menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Nafas Shani kembali normal. Benda kasat mata yang mencekiknya tadi seakan t'lah hilang.

Shani menghela nafas. Merasa digoda adiknya.

Digoda atau tergoda?

"Huh! Naughty girl."

***

"Sayang! Gimana kabar kamu? Udah lama banget kita ga jumpa. Mama kangen banget ih rasanya." Wanita yang sebenarnya sudah tua namun masih nampak muda, mendekap Gracia dalam pelukannya. Mengecup kepala sang anak tiri beberapa kali.

SISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang