Typo dimana-mana
***
Gracia sedang bingung. Harusnya hari ini Shani sudah minggat dari apartemen. Alias berangkat kerja. Tapi, sampai tengah hari kakaknya itu masih santai di ruang tamu, dengan laptopnya.
Selama libur pun, Gracia hanya menghabiskan waktu dengan rebahan. Dia tak bergairah untuk keluar ataupun untuk jalan-jalan. Pergi ke supermarket saja Gracia malas.
Seperti sekarang, Gracia masih nyaman menggeljat di tempat tidur. Kasur empuk juga nayaman itu seakan mengunci pergerakan Gracia.
"Ge, ganti baju gih. Kita jalan-jalan, ya. Ga bosan kamu dirumah terus?" Shani bertanya. Duduk di sofa kamar, melirik Gracia sebentar. Kemudian lanjut fokus ke laptopnya.
Sang adik menggeleng. Sifat pemalasnya memang akan meningkat drastis jika sedang libur begini. Bagi Gracia, libur adalah waktu untuk mengistirahatkan tubuh. Bukan malah membuat tubuh makin lelah dengan liburan.
Melihat respon adiknya. Shani menutup laptopnya, menyimpan di sofa dan bangkit menuju Gracia. Ia duduk di samping Gracia yang sedang rebahan sambil scroll scroll manja instagram nya.
"Graciaaa," panggil Shani lembut.
Oh, Gracia harus waspada sekarang. Dia segera bangkit dan mengambil handuk. Langsung berlari memasuki kamar mandi, langkahnya tergesa hingga sempat tersandung.
Shani geleng-geleng kepala.
***
Gracia tak tahu Shani akan mengajak Feni. Gracia fikir jalan-jalan kali ini hanya akan ada mereka berdua. Semacam menghabiskan waktu dengan saudarimu.
Ternyata, ada penambahan satu orang lagi. Entah penambahan, atau mungkin sudah direncanakan terlebih dahulu. Hanya saja, Gracia kurang briefing. Atau sengaja tak diberi tahu. Entahlah.
Yang pasti sekarang gadis pendek itu hanya bisa mengikuti jalan dua orang di depannya. Feni benar-benar mengambil alih Shani sepenuhnya. Dari tadi Gracia seakan hanya seorang pengawas mereka.
Perhatian Shani hanya terfokus ke Feni saja. Feni menunjukan kemanjaannya di depan Shani, dan Shani menyambut itu dengan baik. Mereka seakan saudari kandung yang sangat akrab. Bahkan sesekali Shani tertawa karna kerecehan Feni. Ingat, bahwa Shani itu sulit tertawa.
Gracia jadi iri.
Bukan. Bukan cemburu, apalagi dalam artian, 'Shani tidak boleh dekat-dekat dengan orang lain selain Gracia.'
Gracia iri ke konsep, 'kenapa Feni bisa sangat akrab dengan Shani. Sedangkan Gracia tidak.'
Gracia fikir, mungkin karena Feni dan Shani sudah sering bersama sejak kecil. Sedangkan Gracia baru serumah beberapa bulan saja.
Gracia juga jadi terpikir, kenapa Feni bisa betah dengan Shani yang freak? Atau, Shani hanya bersikap seperti itu ke Gracia saja?
OH! TUNGGU? JANGAN BILANG FENI JUGA PERNAH ....
Gracia langsung menghentikan jalannya. Sedangkan Shani dan Feni yang jalan di depan, tak menyadari jika Gracia tertinggal di belakang.
Terdiam dengan pertanyaan mengejutkannya.
"Feni pernah dicium Kak Shani gak ya?"
"Gree! Lo ngapain berdiri di sana?" Teriakan Feni yang agak melengking, menarik kembali perhatian Gracia ke kenyataan. Juga menarik perhatian para pengunjung mall lainnya.
Feni memang suka malu-maluin.
Dengan terburu-buru, Gracia melangkah mendekati Feni dan Shani yang sudah cukup jauh. Melotot pada Feni.
![](https://img.wattpad.com/cover/292197484-288-k898935.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SIST
RomanceShania Gracia kedatangan anggota keluarga baru. Lebih tua darinya. Kakak baru, kehidupan baru. Shani Indira. dengan segala keajaibannya. *** "Stop ngatur gue!" Gracia berucap dengan lantang. Ada raut keputus-asaan di sela-sela ia mengambil nafas. Me...