Chapter 19

338 44 121
                                    

Saatnya memasuki kelas Hukum Konstitusi oleh Wadek Hong.

"Kenapa? Masih gak ada kabar?" tanya Woozi pada Hoshi yang baru saja menghubungi Seungkwan.

"Nada bicaranya aneh... Apa yang terjadi dengan Seungkwan?" kata Hoshi.

Tiba-tiba, Prof. Ok masuk ke kelas dan menuliskan sesuatu di papan tulis.

KELAS DILIBURKAN.

"Apa? Luar biasa." kata Hoshi saat melihat tulisan tersebut.

"Aneh... Aku kira Prof. Hong gak akan pernah meliburkan kelas." kata Woozi.

Joshua yang baru saja tiba di kelas pun terkejut saat melihat tulisan di papan tulis.

Kelas ayahnya tiba-tiba diliburkan, kenapa?

***

Di koridor kelas.

Joshua pun mencoba menanyakan tentang alasan mengapa kelas Wadek Hong diliburkan pada Prof. Ok saat berada di koridor.

"Permisi. Kenapa kelasnya diliburkan?" tanya Joshua.

"Prof. Hong gak masuk. Sepertinya beliau sedang sakit. Oh, iya. Apakah kau sudah mengambil laptopmu?" kata Prof. Ok dan kebetulan ada Vernon yang lewat di belakang Joshua.

"Iya, petugas keamanan telah memberikannya pada saya." kata Joshua.

"Petugas keamanan? Baguslah kalau sudah diterima. Prof. Hong terus bertanya padaku apakah benar laptop itu milikmu." kata Prof. Ok lalu pergi meninggalkan Joshua.

Saat Prof. Ok hampir memasuki ruangannya, tiba-tiba Vernon menghampirinya.

"Tunggu sebentar. Ada sesuatu yang ingin saya tanyakan." kata Vernon.

Syukurlah kalau Joshua sudah menemukan laptop miliknya kembali.

***

Di ruang percetakan.

Kebetulan sekali Junhui sedang mampir ke kampus dan menemui Myungho di ruang kerjanya.

"Aku sudah membayar semua hutangku. Jadi, berhentilah meminta makanan padaku." kata Junhui dengan sedikit merengut.

"Kau tetap harus mendampingi Prof. Choi untuk sidang nanti. Aku mau makan dulu, dan kau fotokopi di itu." kata Myungho sambil memakan roti isi pemberian Junhui.

"Kenapa harus aku?"

"Bolehkah aku menceritakan pada istrimu tentang gadis yang kau incar?" ancam Myungho.

"Lakukan saja!"

"Sungguh?"

"Maksudku, aku akan melakukannya. Fotokopi ini akan kukerjakan. Biasanya kau gak mau melakukan tindakan ilegal. Lupakanlah visi misimu itu." kata Junhui beranjak ke mesin fotokopi.

"Itu bukan tindakan ilegal. Pemegang hak ciptanya saja memintaku untuk memberikan hasil fotokopi buku itu kepada para mahasiswa."

SEVENTEEN : Law School ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang