Bab. 32. Menikah!?

333 24 56
                                    

Happy Reading
Typo Bertebaran!

***

Malam telah tiba. Rania terdiam menatap hamparan langit yang di hiasi beribu bintang. Wajah terlihat damai, namun berbeda dengan isi pikirannya.

Ia masih memikirkan kejadian tadi sore.

Flashback on

"Kau merusaknya!?" bentak Kakung marah. Mendengar bentakan itu, yang lain diam mati
kutu.

"Maafkan aku. Tapi aku tak sengaja menjatuhkannya," ucap Rania menyesal.

"Sengaja atau tidak, tapi kau sudah merusaknya!"

Rega mengernyit melihat reaksi Kakung yang berlebihan.

Dengan amarah yang masih menguasainya, Kakung merampas benda itu dari tangan Rania. Mendapat pergerakan yang mendadak, Rania jadi sedikit terkejut. Rega geram dengan perilaku Kakung yang menurutnya kasar.

"Dia sudah meminta maaf. Haruskah anda berperilaku kasar seperti ini?" geram Rega dengan tatapan sedikit tajam menatap Kakung.

"Ini bukan urusanmu!"

"Urusannya, urusanku juga," ucap Rega dengan penuh penekanan di setiap kata-katanya.

Rania yang menyadari Rega kesal, meremas tangan kiri Rega, berniat menenangkan.
"Irgi udah, enggak pa-pa."

"Aku akan memperbaiki benda itu," ucap Rania setelah berdiri di sebelah Rega.

Kakung tertawa remeh. "Kau tidak akan bisa!" ucap Kakung meremehkan.

"Aku akan mempelajarinya,"

"Bahkan jika kau mempelajari selama berbulan-bulan pun, kau tak akan bisa memperbaikinya. Karena ini bukan sembarang benda," ucap Kakung menatap Rania tajam.

"Jika saja kau tak di anggap tamu oleh Arung, sudah ku pastikan kau mendapatkan hukuman karena kesalahanmu ini!" Setelah mengatakan itu, Kakung pun meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang masih diselimuti kemarahan.

Kakung memasuki rumah yang berada tak jauh dari sana dengan menggerutu.

"Dasar anak-anak kota yang hanya bisa membuat masalah saja."

Flashback off

Helaan napas panjang keluar dari bibir ranum milik Rania. Jujur ia sangat menyesalinya hal itu, namun setelah mendengar penjelasan Sinta yang mengatakan jika Kakung memang sangat pemarah ia pun memaklumi hal itu.

Hari sudah sangat larut. Tetapi, Rania tak sedikitpun beranjak dari tempatnya. Meskipun keadaan sangat gelap, tak ada rasa takut sedikitpun yang menyelimutinya. Di desa ini, tak ada listriknya. Jadi, warga masih mengguna penerang yang orang dulu-dulu pakai sebelum adanya listrik.

Tanpa ia sadari, ada seseorang yang menghampirinya.

"Masih memikirkan kejadian tadi sore?" tanya Rega membuyarkan lamunan Rania.

Rania tersenyum, kemudian sedikit menggeser posisinya agar Rega dapat duduk di sebelahnya. Mereka berada sedikit jauh dari pemukiman, jadi aman tak akan ada yang memergoki mereka.

"Seharusnya kamu enggak di sini. Kalau warga lihat, kita bisa di nikahin waktu itu juga." Berbeda dengan apa yang Rania ucapkan, tangannya bergerak melingkar di pinggang Rega. Padahal dari perkataannya, ia seakan mengusir Rega dari sana.

Rega hanya menatap Rania datar. Rania yang melihat hal itu kemudian terkekeh geli.

Kebetulan, Rega duduk di sebelah kanannya membuat dirinya bebas memeluk cowok itu dari samping. Ditaruhnya dagunya dibahu Rega.

REGARA: Mysterious CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang