Bab 10.Kelemahan Rania

456 23 0
                                    

Happy Reading
Typo bertebaran!

***

Sebuah mobil Lamborghini menjadi pusat perhatian para siswa siswi SMA Bimasena pagi ini. Setelah mobil itu terparkir rapi di parkiran, keluarlah orang-orang yang menumpangi mobil tersebut membuat decakan kagum dari mereka.

Gila ganteng banget!

Murid baru ya?

Astaga, nambah lagi nih most wanted di sekolah kita!

Mas ganteng siapa namanya?

Eh eh, kok bareng Rania?

Teriakan terakhir yang terlontar dari seorang siswi membuat Rania cekikikan yang baru saja keluar dari mobil, di susul oleh Rafael yang berjalan di sebelahnya.

"Weis, cuci mata gue," girang Rafael, "gila, cewek Indonesia sama Prancis beda ya," sambungnya yang dapat di dengar oleh Rania.

"Mata lo ya, kak. Jelalatan banget, kayak kagak pernah liat cewek cantik. Padahal kan gue ada, lebih cantik lagi dari mereka," ucap Rania dengan nada pedenya dan mengibaskan rambutnya.

"Dih pede banget lo," ucap Rafael remeh, "tapi emang iya sih," gumamnya.

Rania tertawa mendengar perkataan terakhir Rafael.
"Nah kan, apa gue bilang."

Rega hanya menatap dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan. kemudian, melihat kesekelilingnya. Melihat keadaan di sekolah krluarganya ini.

Tidak buruk batinnya.

"Yaudah, yuk gue anterin di ruang kepala sekolah," ajak rania. rega mengangguk sekali diikuti oleh rafael yang berjalan mengikuti rania menuju ruang kepala sekolah.

***

Saat ini Rania dan Zara berada di kantin. menunggu Gibran yang sedang memesan makanan untuk mereka. Tapi, keramaian yang berasal dari pintu masuk menarik perhatian mereka.

"Ada apaan tuh Ran?" tanya Zara dengan mengankat-angat kepalanya utuk melihat apa yang ada di balik keramaian, "kok rame banget. kesana yuk!" sambungnya.

"Ayo. gue udah terlanjur kepo," timpal rania menyetujui.

mereka berdua pun berjalan kearah kerumunan tadi dan dalam sekejap mereka dapat menembus keramaian itu. terlihat disana, Oliv sang quen bully sedang berbicara dengan dua orang pemuda di depanya, lebih tepatnya pada salah satu di antara kedua pemuda tersebut.

"Gue boleh minta nomor telepon lo gak?"

"Gak!"

"Ih, gak papa kali,"

"Gue bilang, G-A-K!"

"Ayolah, ya ya ya," ucap Oliv dengan lancangnya menggelayut di lengan salah satu pemuda tadi. Dan nampak sekali bahwa pemuda itu risih dengan berusaha untuk melepaskan diri.

"Misi-misi orang cantik mau lewat!" seru Rania. "WOY, LO APA-APAAN?" teriak Rania heboh saat melihat siapa dua pemuda yang di hadang oleh Oliv.

Oliv yang tadinya memeluk lengan pemuda tadi, melihat ke arah Rania, kemudian di berdecak saat melihat keberadaan Rania.

"Ck, lo gak usah ikut campur deh!" ucapnya dengan menunjuk tepat dimuka Rania yang langsung saja di tepis oleh Rania.

"Heh, kak. Gimana gue gak mau ikut campur kalau orang yang lo hadang itu kakak gue? ya gue gak bisa diem lah. Gue tau lo tuh orangnya kek gimana," jawab rania lantang, "gak bisa diam kalau ngeliat yang bening dikit ajah," sambungnya dengan nada mengejek.

REGARA: Mysterious CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang