Permintaan maaf

9.1K 983 660
                                    

Jee balik, ada yang kangen? Gak ada? Berarti Draco punya Jee😎

Maaf kalau banyak typo

Langsung aja

Happy reading gaess!!!!

James menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Dirinya sama sekali tak merasa bersemangat. Bahkan di pertandingan Quidditch melawan Hufflepuff tadi. Itu semua karena Rouvin dan Dryas yang memonopoli Severus hingga ia tak punya kesempatan mendekati pemuda manis itu.

Yah walau Severus sendiri juga menghindarinya karena kejadian di Hospital Wings tempo hari. Seperti kemarin saat mereka berpapasan di lorong.

"Sev! Aku ingin bicara sesua-"

"Ayo ke perpustakaan Lios, kau harus menyelesaikan essay ramalan mu." Ucap Severus tanpa menunggu James menyelesaikan ucapan nya. Severus dan Helios meninggalkan James yang hanya memandang Severus sendu dapat ia lihat Helios mengadu tentang betapa menyebalkan nya pelajaran ramalan itu dan dibalas Severus dengan usapan di rambut nya.

Juga semalam,

"Sev! Kita harus bica-"

Belum selesai James berbicara Ethan Dryas menginterupsi perkataannya.

"Severus, kau dicari Helios sedari tadi. Ia ingin bertanya sesuatu tanpa memberitahuku." Dengus pemuda bermanik ice-blue itu.

Tanpa menganggap keberadaan James, Severus mengangguk lalu pergi mengikuti Ethan.

Cukup!

James mengerang kesal. Ia tak sanggup lagi dihindari Severus. Ia harus menemui pemuda itu tapi bagaimana?

Mendapat ide, James mengambil peta Marauders di laci tempat para Marauders menyimpan barang milik bersama. Setelah mengucapkan kata kunci nya, terlihat lah titik nama Severus di perpustakaan sendirian sedang Rouvin dan Dryas berada di lapangan.

Menaruh petanya kembali, James segera menyusul Severus di perpustakaan sebelum pemuda itu kembali berpindah tempat.

Begitu mendapati Severus, pemuda jangkung itu langsung menariknya keluar perpustakaan.

"Hei apa yang kau lakukan? Dan siapa ka-Potter?" Severus menatap pewaris Potter itu bingung.

James tak menjawab, ia semakin mengeratkan genggamannya dan membawa Severus menuju ke suatu tempat yang tentunya di selingi beberapa penolakan dari pemuda manis itu.

"Potter! Lepaskan aku! Dan di mana ini?!" Kesal Severus. Ia berulang kali menarik tangannya dari genggaman James walau tak membuahkan hasil berarti.

"Diam dan panggil aku James, Sev." Balas James. Ia berputar tiga kali membuat Severus menatapnya aneh.

Tak lama sebuah pintu muncul. Severus membelalak tak percaya. Ini ruang kebutuhan? Ruang kebutuhan yang itu? Kini Severus menatap James membuat pemuda jangkung itu menaikkan sebelah alisnya.

Sebenarnya Severus ingin bertanya kenapa James membawanya kesini namun memutuskan untuk lebih baik diam. Beberapa saat mereka dilanda keheningan sampai James menarik tangan Severus memasuki ruangan tersebut.

Yang pertama kali netra hitam itu lihat adalah perapian berwarna merah dengan ornamen emas, juga sofa berwarna kuning dengan ornamen hitam yang kentara. Di sebelah kanan perapian ada ranjang biru dengan ornamen abu-abu di sekitar nya, dinding ruangan tersebut berwarna hijau dengan ornamen perak di setiap sudut. Siapapun akan mengira ini adalah ruang bersantai milik para pendiri Hogwarts.

"Duduk Sev." Ucap James setelah sekian lama terdiam. Severus diam tanpa bertanya apapun, menunggu pewaris Potter menjelaskan. Mereka duduk berhadapan di depan perapian.

i alítheiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang