5

7 2 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT!

Adzan subuh telah berkumandang merdu,

Darma menggeliat dari tidurnya dan segera menuju kamar mandi.

"Waw merah banget, mayan lah hemat blush on hehehe. Bengkak dikit tapi ga papa," ucap Darma saat di wastafel.

Darma segera mandi dan bersiap siap untuk sholat subuh.

"Ngapain lagi ya? Ehh apa tuh kok ada asap." gumam Darma setelah sholat.

Darma berlari cepat menuju lantai 1 dilihatnya mbak Tika menunduk dan menangis.

"Ada apa mbak?" tanya Darma.

"Nanti adek ke rumahnya Gala aja ya, di sana ada susu nya adek kok." jawab mbak tika dengan senyum manis.

Darma masih belum paham apanyang di bicarakan Mbak Tika tapi dia menatap intens barang yang di bakar papanya itu.

Dan dapat, dia paham sekarang.

"Maksud papa apa?" tanya Darma.

"Nggak ada, papa hanya ingin kamu seperti Carla." acuh Randy.

"Dengan bakar semua barang kesukaan aku?" tanya Darma.

Bukan hanya susu tapi semua barang yang di sukai Darma di bakar habis oleh papanya.

"Buku itu?" lirih Darma.

Dengan gesit Darma mengambil air dan mematikan api.

"Nggak nggak mungkin, arghhhh." panik Darma.

"PAPA BOLEH BENCI SAMA AKU! PAPA BOLEH BAKAR SEMUA BARANG AKU TAPI NGGAK SAMA BUKU INI!" murka Darma.

Darma membuka buku itu dan benar saja ada beberapa bagian buku yang hancur dan itu adalah kunci dari teka teki bukunya.

"Apa berani kamu bentak papa hah?  Masih untung pistol sama pedang kesayangnmu nggak papa buang." sewot Randy.

"LEBIH BAIK PAPA BUANG ITU SEMUA TAPI JANGAN PERNAH SENTUH BUKU INI." tekan Darma.

Buku usang yang sangat penting baginya.

Keributan pagi ini sampai membuat Krisna berlari ke rumah Darma.

"Mbak ada apa?" tanya Krisna kepada Mbak Tika.

"Itu Gal, Eca sama papanya berantem lagi. Semua barang Eca di bakar sama papanya termasuk buku usang," lirih Mbak Tika.

"Buku?" bingung Krisna.

"JANGAN BUAT AKU MARAH PA!" saat sedang sibuk dengan pikirannya Krisna di kejutkan suara sentakan Darma.

Dengan cepat berlari ke arah taman belakang,

"Ca, udah nanti bisa tambah runyam masalahnya." cegah Krisna.

Hampir saja! Waktu yang tepat untuk menghentikan Darma yang terlihat sudah melayangkan pukulan ke muka Randy.

"Dia selalu paksa aku buat jadi Carla atau Febi! Aku nggak bisa dan nggak akan pernah bisa! Aku harus nanggung masalah yang nggak aku tau. Muak aku!" marah Darma.

"Udah ya, sekarang kamu siap-siap di kamar udah ada mbak Tika kita pindah ke apartemen aja." ucap Krisna.

"Nggak aku ga bakal pergi dari sini, kalau aku pergi yang ada mereka makin parah dan Febi bakal kena imbasnya." tolak Darma sembari menatap Randy.

Tuan besar Damanda melihat semua itu hanya mampu menghela nafas lelah.

"Kak, sana sarapan." putus Tuan besar damanda.

MY PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang