CHAPTER 13 |. MAAF

106 6 0
                                    

Happy reading......

Tatapan tajam seolah ingin membunuh siapapun orang yang mengganggu jalan cowok itu, tatapan yang tak pernah luntur sedari tadi.

Frael bukanlah cowok yang paling ditakuti seantero SMA Candra Bakti, melainkan geng motor Arviver yang paling ditakuti dan lagi ketuanya yang memiliki sikap bengis dan tak memiliki rasa kasihan.

Sebuah obrolan tak sengaja Frael dengar membuat amarahnya kembali meluap, dengan gerakan perlahan dan penuh kehati hatian Frael bersembunyi dibalik dinding penyekat antara ia dan 4 orang tersebut. Senyum sebelah tersungging di bibirnya mendengar obrolan itu yang ternyata membahas tentang taruhan yang tenpo hari ia buat.

''  Emang di dunia ini ada namanya kebetulan bukannya semuanya sudah ditulis oleh Tuhan.'' Gumam Frael yang masih santai mendengarkan obrolan itu. 

Makin kesini obrolan itu semakin tak tentu arah menjelek jelekan dirinya dan kedua sahabatnya membuat tangan Frael sudah mengepaal kuat.

'' Udah bacotnya?'' Ketus Frael.

Betapa terkejutnya mereka saat orang yang mereka bicarakan tiba tiba datang dan berdiri tegap dihadapan mereka dengan tatapan tajam bak seekor elang yang sedang mencari mangsa.

Tanpa menungguu aba aba Frael langsung membabi buta 3 cowok itu sedangkan cowok yang memakai kacamata kabur meninggalkan ketiga temannya saat mengetahui situasinya tak lagi aman.

Pukulan demi pukulan Frael layangkan, seolah mata hatinya sudah tertutup rapat tak ada rasa empatai atau kasihan sedikit pun yang hanya ada hanyalah lampiaskan dan bunuh.

Sesekali mata Frael terpenjam saat mendengar sebuah bisikan untuk menghentikan ini semua, bisikan itu terdengar seperi suara mamanya membuat Frael mengerang tak tahan dengan itu semua. Apakah ini hanya halusinasi atau malah bukan sebuah halusinasi.

Ketiga cowok itu kewalahan menghadapi Frael, nafas mereka tersenggal senggal. Saat ada kesempatan 2 cowok itu mengunci pergerakan Frael disusul Rian melayangkan pukulan dan tendangan dengan betubi tubi berharap dengan cara ini Frael akan tumbang.

'' Cuma segini, lemah.'' Ejek Frael meludah kesamping, cowok itu menyeringai tak ada rasa takut sedikit pun diraut wajahnya. Ke 3 cowok itu saling memandang, apakah merekah salah mencari lawan padahal mereka sudah melawan Frael secara bersamaan tapi perlawanaan mereka bertiga terlihat amat  sia sia.

Frael lansung memanfaatkan situasi ini, cowok itu melintir tangan kedua cowok yang mengunci pergerakannya sampai sampai terdengar sebuah retakan ditangan kedua cowok itu. Kedua cowok itu seketika tumbang dan tubuh mereka tersungkur mencium dinginnya lantai.

Tinggal si cowok berambut spake, berjalan mundur dengan langkah perlahan, tapi langkahnya langsung dihentikan Frael, dengan gerakan cepat Frael menarik kerah seragam Rian dan tanpa babibu Frael membanting tubuh Rian.

Helaan nafas keluar dari mulut Frael, ia berjongkok menjajarkan tingginya dengan 3 cowok tersebut.

'' Jangan pernah ngeremehin orang lain kalau belum tau seberapa kuat orang tersebut.'' Ucapnya, Frael bangkit dan pergi menjauh dari tempat tersebut.

'' Kayaknya gue nemuin orang yang cocok.'' Ujar orang lain yang sedari tadi melihat perkelahian tersebut dari awal sampai akhir.

FRARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang