CHAPTER 45 |. ADEK KECIL KITA

91 5 0
                                    

Happy reading.....

'' Gunanya rumah apa?'' Ketus Frael, ia masih tak menyangka kenapa abangnya mengajak ke bangunan tua yang sudah tak dihuni dan anehnya tatapan Kelvin sangat tajam  seperti burung elang mencari mangsa.

Kelvin mendengus tak ada gunanya ia bersikap seperti ini didepan adiknya, tatapannya berubah seperti biasanya hangat dan penuh kasih sayang. Sedangkan Frael masih menatap tajam kearah Kelvin tak semudah itu ia akan merubah ekspresinya selagi ia masih belum bisa membaca situasi yang terjadi sekarang.

'' Bagi lo Arviver apa?'' Tanya Kelvin tanpa basa basi, tujuannya ia mengajak Frael disini adalah menanyai Frael lebih tepatnya menguji Frael pasalnya Kelvin adalah pendiri Arviver, ia tak ingin geng motor yang ia buat akan hancur dan memiliki reputasi buruk.

" Beban." Jawab Frael singkat, padat, jelas dan kelewatan jujur.

Mata Kelvin membulat tangannya mengepal kuat sampai urat uratnya terlihat. Apa sehina itu geng motor ini bagi Frael.

" Reputasi, tanggung jawab, nama baik bakal dipikul, terlebih lagi gue bisa hancurin itu semua." Imbuh Frael mengutarakan pendapatnya.

 Kelvin memijat pangkal hidungnya, apa yang Frael ucapkan benar, adiknya ini sulit sekali ditebak dan terlalu penuh teka teki sampai saat ini dirinya masih belum bisa dekat ataupun akrab seperti kakak adek pada umumnya.

" Gimana?" Tanya Kelvin memberitahu beberapa orang yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka berdua.

Orang orang itu keluar dari persembunyiannya, orang yang dimana berstatus mantan ketua dan wakil Arviver. Mereka semua berdiri mengitari Frael, menilai seberapa layaknya Frael sebagai ketua baru.

Frael sempat terkejut melihat Alsen ada disana tapi dengan cepat ia menetralkan kembali seperti sebelumnya datar dan tegas.

" Kalau gue serah." Ucap Xinlin selaku mantan ketua Arviver angkatan ke kedua.

" Gue sih oke oke aja, dia calon adek ipar gue." Ucap Alsen santai, ia pernah menjadi wakil Arviver bersama Kelvin.

Semua pandangan langsung mengarah ke arah Alsen dan Frael, terutama tatapan terkejut Kelvin yang baru mengetahui hal itu.

'' Maksud lo pacar adik gue si mamunah?'' Tanya Kelvin mengingat jelas saat dulu Alsen sering memanggil adeknya dengan sebutan itu

Alsen tersenyum. '' iya dong, benerkan adek ipar?'' 

'' hmm." Balas Frael.

Kelvin seketika menutup mulutnya, semalam ia mimpi apa sampai mendapatkan plot twist seperti ini.

" Sen, ingat nggak rencana kita dulu?" Tanya Kelvin menepuk bahu Alsen dengan alis yang ia naik turunkan.

Alsen mengangguk dengan senyum terus mengembang.

" Ingat dong rencana jodohin adik kita, tapi kenyataannya malah beneran pacaran  tanpa ada campur tangan kita." Ucap Alsen dan tawa mereka berdua pecah.

Sedangkan Daniel, mantan wakil ketua angkatan kedua menatap tajam kearah Frael menilai dari atas sampai bawa. Frael yang mendapati tatapan seperti itu memilih bodo amat dan sama sekali tak peduli. Pandangannya kembali beralih kearah Zyon karena cowok itu yang merekrut Frael menjadi kadidat ketua.

'' Lo yakin?'' tanyanya.

" Yakin lah, coba lo tes.'' jawab Zyon.

Daniel pun mengambing botol kaca yang berserakan, tanpa aba aba botol itu ia arahkan kearah Frael, menimbulkan suara pecahan yang begitu keras.

Darah segar keluar dari lengan Frael, Daniel benar benar tak main main dengan tes yang ia berikan.

Frael yang tak terima lantas menghajar pipi mulus Daniel sampai menimbulkan luka memar dan bibir cowok itu sedikit robek.  Daniel menyeringai ia menyukai hal ini. Mata tajam Frael terus menatap kearah Daniel seolah mata itu seperti seekor binatang buas yang mengunci sebuah target yang akan menjadi santapan.

FRARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang