CHAPTER 15 |. KENYATAAN

91 5 0
                                    

Happy reading.........


Malam ini terasa berbeda, tak ada bintang yang bersinar dan sinar rembulan slalu terhalang oleh gumpalan awan malam, malam ini juga tak seperti malam malam biasanya karena Reza pulang ke rumah lebih awal dari jam biasanya, sehingga  mengundang tanda tanya dibenak orang orang rumah yang melihatnya.

'' Pa.'' panggil Kelvin membuat orang yang ia panggil menghentikan langkahnya dan menoleh kearah cowok itu.

'' Kangen rumah ?''

'' Iya, emang kenapa?''

'' Nggak papa cuma tanya doang.'' Jawab Kelvin cuek dan cowok itu mulai melanjutkan aktivitasnya menonton televisi.

Reza juga ikut melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga menuju kamarnya, tapi langkah laki laki itu terhenti saat melewati kamar Frael. Sebuah perasaan rindu memenuhi hatinya, tangannya terulur membuka knop pintu.

Gelap, itulah yang pertama kali Reza lihat, dengan cepat Reza langsung menyalakan lampu kamar tersebut.

Hampir 9 tahun lamanya Reza tak pernah memasuki kamar ini, ia duduk ditepi ranjang , matanya menjalar penjuru arah tak ada yang berubah dan masih sama seperti dulu. Reza bangkit dari duduknya, berjalan menuju meja belajar Frael, sebuah senyuman ia berikan saat melihat  bingkai foto keluarga yang masih terpajang rapi disana. Tapi senyuman itu tak bertahan lama.

'' Ck, kapan terakhir anak itu membersihkan kamar.'' Kesal Reza saat mengetahui bahwa yang rapi hanya tempat terpajang bingkai foto keluarga selepasnya hanya kata berantakan seperti kapal pecah.

Dengan malas Reza menata setiap buku buku itu dan sesekali membaca judul buku tersebut, penasaran dengan apa saja yang selama ini putranya pelajari.

Sebuah buku dengan sampul berwarna coklat tua mengundang perhatian Reza, laki laki itu mengambil buku tersebut  tanpa sengaja lengannya menyenggol sebuah botol obat membuat semua isinya jatuh berceceran dilantai.

Reza berdecih merututi kecerobohan yang barusan ia lakukan, lalu ia berjongkok memungut setiap butir obat tersebut.

'' Nggak mungkin.'' Ucapnya tak percaya semua yang barusan ia lihat.

Hati Reza kacau berantakan saat mengetahui kenyataan yang selama ini Frael sembunyikan, dengan cepat ia memungut dan mengambil buku beserta botol obat tersebut dan lekas pergi dari kamar itu dengan nafas memburu menahan rasa sesak di dada.

****

Suara dentuman lagu yang mengalun alun mengiringi tempat itu, banyak dari mereka menari mengikuti irama lagu sembari tangan mengangkat gelas yang berisikan minuman keras dengan kadar alkohol tinggi, tawa dan senyum mereka ukir, terlihat menyenangkan tapi apakah itu benar benar menyenangkan atau hanya pengaruh minuman.

Frael duduk dibagian pojok bar café sambil sesekali meneguk minumannya yang tadi ia pesan, rasa pahit dan sensasi panas menjalar ditenggorokan Frael, membuat cowok itu memejamkan matanya menikmati sensasi yang diberikan.

Sebuah tangan menepuk bahunya mebuat Frael menoleh ke orang tersebut tapi tak lama kemudian Frael memalingkan wajahnya kembali enggan menanggapi orang yang sama sekali tidak ia kenal.

FRARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang