Chapter 3

4 0 0
                                    

Hari ini semua murid kelas XI telah bersiap siap untuk pergi mengikuti study Tour yang telah di tentukan selama tiga hari ke depan. Rey memasuki bus miliknya dia berniat duduk di samping Maura, namun saat di menghampiri Maura dia melihat Chandra yang ternyata telah dudk manis di kursi sampingnya, entah kenapa rey marah tanpa piker panjang Rey pun duduk di kursi yang berada di belakang Maura dan tak lama kemudian kara yang juga ternyata satu bus dengan mereka pun masuk dan melihat kursi di samping Rey kosong dia pun langsung mengisinya.
Bus pun berjalan setelah semua siswa masuk dan kursi terisi penuh, sebenarnya sedari tadi Maura merasa agak risih dengan keaadan yang bisa di bilang cukup hening, dia pun berinisiatif untuk memulai percakapan dengan Chandra
“ ehm, Chandra “ panggil Maura, chandra yang merasa dirinya di panggil menoleh kea rah Maura
“ anu.. lihat itu” lanjut mara sambil menunjukke luar jendela
Karena penasaran Chandra mendekatkan dirinya ke jendela untuk melihat arah yang di tunjuk Maura tadi tanda sadar kini mukanya yang tampan berada cukup dekat dengan wajah naura mungkin jika di berpaling ata bergeser sedikit saja bibir Maura bisa menyentuh pipinya. Rey yang memang sedari tadi melihat ke arah mereka merasa muak dengan apa yang dilihat nya padahal sedari tadi kara terus mengoceh dan berbicara padanya.
“ iya baguss..” kata Chandra, namun setelah itu hening kembali menyelimuti mereka
“Maura?” panggil Chandra yang kini ingin memecahkan keheningan
“ya” jawab Maura sambil memalingkan mukanya menghadap Chandra
“apa tak apa kita duduk berdua”
“memangnya kenapa “
“ itu aku hanya merasa tidak enak saja dengan laki laki yang duduk di belakang kita sepertinya dia dari tadi melihatku seperti ingin membunuhku saja “ lanjut Chandra yang ternyata sadar bahwa sedari tadi rey menatap kearahnya. Mendengar pernyataan Chandra Maura pun melihat ke arah belakangnya dan dia terkejut mendapati rey yang ternyata tepat di belaknangnya dia tidak sadar dengan kehadiran rey sedari tadi namun saat melihat kea rah samping rey dia meliaht kara yang sibuk dengan earphone nya dan seketika Maura merasa sedih “ga apa kok” jawab Maura setelah kembali menghadap kedepan. Rey yang melihat Maura membalikkan badanya dia hanya membuang muka kea rah luar jendela.
“ tapi aku tau kau menyukainya kan?” kata Chanda tidak enak karena menanyakan hal pribadi menurutnya
“enggak kok “ jawab Maura santai
“ah aku tau kok kau bohong” lanjut Chandra dengan tersenyum, Maura pun terdiaam sesaat
“ iya kau benar aku menyukainya” kata Maura lirih namun masih bisa didengar oleh Chandra
“yups tebakanku tak pernah salah “ ucap Chandra bangga akan tebakannya
“ sejak kapan” sambungchandra lagi, dia menyakan hal itu dengan santai padahal hatinya sedang kecewa mengetahui cewek yang di incarnya ternyata sudah mempunyai incaran
“kelas X” jawab Maura
“wow itu sudah sangat lama” kata Chandra takjub
“haha yah begitulah”
“hei coba ceritakan bagaimana kau bisa menyukainya?”
“ehm entahlah aku tak tahu harus bilang apa”
“ayolah aku penasaran”
“yah itu aku juga bingung tiba tiba saat aku melihatnya aku menyukainya ya begitu” jawab Maura bingung dia bahkan tak tahu bagaimana harus menjelaskan tentang persasaanya
“jawaban macam apa itu “ kata rey tak terima
“ hahaha” tawa Maura melihat wajah merajuk rey yang walaupun tak kentara karena wajah rey tipe wajah cool no expresi. Melihat Maura tetawa Rey pun tersenyum tipis namun dalam hatinya di merasatelah kalah telak dari cowok itu orang yang di cintai oleh Maura “yah ga apa lah asal dia bahagia itu cukup kok lagian kata orang kan cinta tak harus memiliki ” ucap Rey dalam hatinya.
Sekitar dua jam perjalanan pak Daniel mengumumkan bahwa mereka akan beristirahat selama tiga puluh menit, mendengar hal itu semua murid keluar dari bis untuk mrnghilangkan jenuh hingga tinggalah Rey, Chandra dan Maura saja.
“eh ra, turun yuk” ajak ory yang baru memasuki bus untuk menjenguk Maura karena memang mereka kebagian bus yang berbeda
“ga kalian aja” jawab Maura
“ya ampun Maura ga apa kali terbakar matahari dikit” sahut Agatha asal
“yah emang vampire ya ga bisa kena matahari” jawab ory
“udah lah yuk mana tahu Maura lagi pingin dekat sama Chandra kan mereka teman sebangku” cerecos iva yang memang sengaja dia hanya ingin tau bagaimana reaksi Rey saja namun ternyata Rey hanya memasang muka datar sambil melihat ke arah luar.
“ngaco ah si kalian yuk keluar keluar “ sahut Chandra yeng merasa tidak enak karena pernyataan Agatha tadi, Chandra pun beranjak keluar sambil mendorong para sahabat Maura itu keluar dari bis saat hendak keluar dia mengedipkan sebelah matanya pada Maura yang di balas senyuman singkat dari Maura.
Kini didalam bis hanya tertinggal Maura dan Rey saja, Rey bangkit dan langsung duduk I samping Maura yang hanya diam saja
“jadi, apa aku mengganggumu?” Tanya Rey
“ enggak kok, ehm engg..enggak ganggu” jawab Maura gugup
“bagus dong, oh iya kau senang?” Tanya rey dingin
“apanya?” Tanya Maura bigung
“ga lupakan” kata Rey, stelah itu mereka pun terdiam dengan keadaan canggung, hinnga waktu istirahat pun berakhir. Ketika melihat chandra telah kembali Rey ingin pindah namun di tahan oleh chanra dan dia hanya tersenyum singkat melihat ekspresi Rey yang seolah inginn protes. Perjalanan pun dimulai lagi dengan Rey yang akhirnya duduk di samping Maura
“jadi aku ingin Tanya “ kata rey membuka pembicaraan lagi
“kau ada hubungan apa dengan orang itu” lanjutnya
“siapa?” Tanya Maura bingung
“orang itu” lanjut rey tanpa menyebutkan namnya
“Chandra?” Tanya Maura lagi
“ya si jelek itu” kata rey dingin
“hey dia punya nama Rey”
“kenapa kau membelanya?” Tanya rey yang mulai emosi
“kami teman” kata Maura kalem
“tapi sepertnya lebih tu” kata rey dingin dan menusuk
“haha ga si” jawab Maura yang masih kalem
“yakin?” kata rey sarkas
“iya, kau ini bicara apa si” jawab Maura sambil tertawa kecil
“jadi aku benar atau salah?” Tanya Rey
“salah, kami hanya teman “ jawab Maura mantap
“baguslah” guman Rey, setelah itu mereka hanya diam saja
Setelah sekian lama terdiam Maura terlihat mengantuk saat ingin menyenderkan kepalanya kearah jendela dia di tahan oleh Rey yang malah menyandarkan kepalanya di bahunya,Maura yang sangat mengantuk tidak menghiraukan lagi tentang apa yang dilakukan Rey dia sedang tidak mau berpikir akan sikap Rey sekarang.
Di sisi lain Chandra yang melihat Maura dan Rey merasa hatinya sakit. Agatha yang memang dijadikan partner duduknya Chandra menyadari akan keanehan Chandra yang sedari tadi curi curi pandang ke asarh Maura “ jadi kau suka Maura?” Tanya Agatha
Chandra yang tidak siap engan pertanyaan Agatha pun gelagapan “e.e.e.hhh apa ?” Tanya nya
“kau suka Maura” kata Agatha
“engg..enggggakk kok .. asal nuduh ni” jawab Chandra gugup
“ngaku aja si ga apa,keliatan kok”
“eh eh apasi”
“cih ngaku aja kali” kata Agatha malas
Setelah berpikir lma akhirnya Chandra pun membuka mulutnya “ ituu., keliatan banget ya ?”
“iya” jawab Agatha kalem tanpa tau bahka perkataanya membuat Chandra terdiam
“iya aku suka” kata Chandra setelah cukup lama diam
“yups aku benar” jawab Agatha
“ tapi percuma dia udah suka sama yang lain “ lanjut Chandra lesu
“haha berjuang aja si, mana tau dapat” kata Agatha
“lagian kan mereka lagi ga pacaran juga, Maura tu cuman bertepuk sebelah tangan aja si” lanjutnya
“haha makasi” kata Chandra, entah kenapa dia merasa mendapatkan semangatnya lagi.
“yups “ jawab Agatha dan sepanjang perjalan itu Agatha dan Chandra banyak berbicara tentang Maura atau diri mereka sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..

Hey sorry ga up selama tiga hari.. lagi sibuk hehe…
Byee..
See you ..

not mine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang