Chapter 6
Hari ini adalah hari ketiga, sama seperti kemarin, mereka mendiskusikan visi dan misi osis, namun kali ini kara lebih heran melihat tingkah rey yang menjauhi Maura dan Maura yang kebingungan dengan hal itu. Tepat pukul 13.15 ketika jam istirahat Maura menemui rey, namun Rey menjauhinya tanpa menyerah Maura berlari untuk meraih lengan rey “Rey, kau kenapa?” Tanya Maura heran
“taka pa” jawab rey singkat
“kenapa kau menjauhiku?”
“ah ituu.. ku rasa memang seharusnya aku menjauhimu” jawab rey dingin
“why?”
“karena aku tak mau berteman dengan orang yang suka mempermainkan laki-laki” kata rey sinis dan dengan kasar menghempaskan tangan Maura dan pergi meninggalkan Maura sendirian.
Maura kembali ke aula dengan lesu, dan rey menatap Maura dengan tatapan benci dan kecewa, kara yang melihat keadaan mereka yang memburuk merasa senang dan dia mendekati rey “ rey?” panggil kara
“ya? Kenapa?” jawab rey
“aku mau Tanya kenapa tidak sama Maura?”
“kara bisakah kau tidak menyebut namanya ?” kata rey dingin, kara yang mendapat respon begitu semakin melebarkan senyumnya”oke” jawabnya pelan
Malam pun tiba Maura masih tidak mengerti kenapa rey sebegitu benci padanya. Karena penasaran Maura pun memutuskan untuk bertanya kembali pada rey, saat sedang mencari rey Maura melihatnya sedang duduk sendirian dan dia pun menghampirinya dan duduk di sebelah rey “ ada yang harus kita bicarakan “ kata Maura tegas
“ga ada yang harus aku bicarakan denganmu” kata rey dingin
“ku mohon “ mendengar nada memelas dari Maura rey pun menganggukkan kepalanya pelan
“oke jadi apa yang mau kau bicarakan?” Tanya rey
“rey, sebenarnya kamu ini kenapa sih? Ada masalah apa ?”
“ga ada”
“ada aku tau ada sesuatu kan?”
“hah baiklah kalau itu yang kau mau” kata rey menjeda kata kata nya dan membalikkan badanya menghadap Maura
“jadi, kau ingin tau ya?” lanjutnya
“ehm, ya” jawab Maura antusias
“aku tidak mengerti apa yang sebenarnya ada di pikiranmu tapi satu hal yang aku yakinin dan aku tau sekarang bahwa wajah dan penampilan lugu mu itu hanya topeng yang sangat palsu”
“apa maksudmu?” Tanya Maura yang cukup bingung mendengar penuturan rey
“udahlah ga usah pura pura” jawabnya ketus
“rey bukan begitu aku benar benar tidak mengerti apa maksudmu”
“maksudku mulai hari ini dan seterusnya kita ga usah ketemu lagi, ga usah bicara lagi, saling sapa juga lupakan kata kata ku pada malam itu lupakan juga apa yang telah kita lalui bersama, anggap itu ga pernah terjadi dan anggap kedekatan kita hanya angin lalu” ka trey dingin dengan penuh kebencian, Maura yang mendengar perkataan rey itu mulai berkaca kaca dia tak sanggup menahan rasa sakit di dada, rasanya sesak
“ bagaimana kau bisa bicara begitu?” kata Maura serak
“tentu karena aku tau semuanya termasuk hubunganmu dengan Chandra”
“rey, aku dan Chandra hanya sekedar teman ga lebih rey”
“teman macam apa yang berpelukan di tengah hujan?”
“itu.. waktu itu itu karena itu…” belum sempat Maura meyelesaikan perkataannya di otong oleh rey “sudahlah aku tidak perlu penjelasanmu”
“tai kau harus tau jika kami hanya taman dan aku tidak menyukainya “
“pembohong” kata rey sambil meninggalkan Maura sendirian yang sedang menangis tanpa membalikan badanya kembali.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
not mine (End)
Teen FictionMaura awalnya menyukai Rey diam diam, namun suatu saat semuanya terbongkar dengan tak sengaja Rey yang mendengar hal itupun mencoba mencari tau tentang kebenaran perasaan Maura, namun di satu sisi Rey jatuh cinta pada Kara sang primadona Sekolah di...