chapter 9

4 0 0
                                    

Keesokan harinya rey sibuk mencari Maura kesana kemari dan akhirnya menemukan Maura yang sedang duduk di taman sekolah sambil menangis dan ada agatha di sampingnya, Maura sedang curhat pada Agatha
“oh ayolah Maura untuk apa kau menangisi orang yang tidak menyukaimu bahkan terkesan membencimu itu” kata Agatha
“kau tau Maura di saat kau sibuk melihat punggung rey dari belakang dan dia sama sekali tidak pernah membalikkan punggungnya sekalipun , dan bisa jadi ada orang yang melihatmu dari belaknag dan kau sama sepertinya tidak pernah berbalik” jedanya dan menarik nafas panjang
“jadi Maura bisakh kau melihat kebelakang? Kau pasti akan lebih bahagia” lanjutnya kesal
“tapi Agatha mana ada yang begitu” kata Maura
“ada”
“jika ada siapa yang kau maksud?” Tanya Maura bingung
“hah kalau kau cari juga kau pasti akan tau”
“aku tidak mengerti Agatha”
“ya ampun Maura peka dong”
“iya? Apa?”
“hah itu maksudku Maura ada orang yang menyukaimu kau tahu?” kata Agatha kesal
“iya siapa?” Tanya Maura juga mulai kesal dengan Agatha yang berbelit belit
“kau bohong ya biar aku senang?” lanjut Maura
“hah dasar”
“jadi benar bohong ni?”
“enggak”
“ jadi siapa?” kata Maura yang mulai merasa jika Agatha hanya mengerjainya saja
“Chandra” jawab Agatha santai tanpa tau jika jawabannya membuat Maura terdiam dan membisu, Maura terkejut dengan pernyataanya Agatha. Melihat Maura yang terdiam Agatha un sadar jika dia sudah salah mengucap “ ah.. ah Maura itu.. itu aku dulukan ya ada yang harus aku kerjakan” kata Agatha yang kabur dari Maura dengan secepak kilat tanpa memberikan Maura waktu untuk menjawab. Lima menit setelah kepergian Agatha rey pun datang menghampiri Maura
“hai Maura” panngil rey
“ya?” jawab Maura yang masih belumm hilang keterkejutannya akibat pernyataan Agatha dia kembali terkejut dengan rey yang menyapanya
“ ada yang ingin kubicarakan” kata rey dan dia duduk di samping Maura
“apa? Ada apa?”
“aku itu sebenarnya aku ingin minta maaf padamu”
“maaf?” kata Maura dingin
“ya aku minta maaf Maura” jawab rey yakin
“untuk apa”
“untuk semuanya”
“maaf sudah membentakmu, mempermalukanmu, memperlakukanmu kasar aku minta maaf” lanjutnya
“oh itu ya oke” jawab Maura singkat
“kau memaafkanku?’
“ya”
“beneran ?”
“ya” jawab Maura lagi sebenarnya Maura sudah memaafkan rey dan jujur dia tidak terlalu memikirkan rey untuk sekrang entah kenapa yang ada di dalam pikirannya untuk sekarangitu hanya Chandra, Chandra, Chandra, dan Chandra saja.
“Maura?” panggil rey
“ya? Kenapa rey” jawabnya mencoba untuk focus pada pembicaraan mereka
“aku mau Tanya”
“ya”
“apa kau masih menyukaiku?”
“ya? Apa maksudmu?”
“Maura jujur aku menyukaimu..”
“itu apa kau maumenjadi pacarku?” lanjut rey dengan perasaan was was
Maura terkejud mendengar pernyataan rey namun entah kenapa dia tidak merasakan debaran yang seharusnya ada ketika mendengar pernyataan cinta rey bankan hatinya malah lebih terasa hampa berbeda ketika di sedang bersama Chandra hatinya berdebar bahkan sekarang pun yang ada di pikiranya hanya Chandra saja
“rey maaf” kata Maura
“dulu aku memang menyukaimu, tapi ku rasa itu hanya kagum bukan cinta,” lanjutnya
“itu untuk sekarang ada orang lain yang aku sukai, maaf” kata Maura sambil menundukkan kepalanya
“Chandra ya?” Tanya rey dengan suara berat menahan sakit
“sudah ku duga, suatu hari kau pasti akan menyukainya” lanjutnya
“maaf”
“Maura?” panggil rey setelah diam untuk sekian detik
“bolehkah aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya? Sebelum kau menjadi milik Chandra sepenuhnya?” lanjutnya setelah menarik nafas panjang
“ya?” belum sempat Maura menjawab dengan benar rey sudah memeluk Maura dengan erat seakan menggambarkan bagai mana perasaannya sekarang, tanpa mereka sadara ada sepasang mata yang melihat mereka dengan tatapan penuh luka, sedih, senang, dan kecewa juga penyesalan.
.
.
.
TBC…

not mine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang