Happy Reading
[Song For Today]
●Untuk Mencintaimu - Seventeen●
Jika menyangkut soal Ceyna, mustahil Maitreya tidak peduli. Buktinya, ia menguping obrolan teman sekelasnya ketika Ceyna sedang izin ke toilet. Akan ia pastikan jika mereka tidak mengobrol hal yang aneh-aneh.
Jam pulang sebentar lagi akan tiba, Maitreya tak sabar mengajak Ceyna pulang. Tentunya mereka akan naik sepeda ontel hitam miliknya.
Maitreya tersenyum kepada Ceyna yang baru kembali dari toilet. Saat perempuan itu sudah duduk disampingnya, Maitreya membisikan sesuatu.
“Ayok pulang bareng Cey!” Bisiknya.
Ceyna hanya diam sambil membereskan alat tulisnya. Biarkan saja Maitreya yang terus berbisik. Jika ia ladeni, maka pembicaraan tak berguna akan terjadi.
Saat bel pulang berbunyi, Ceyna segera menggendong tasnya dan keluar dari kelas diikuti oleh Maitreya. Laki-laki itu dengan setia mengikuti Ceyna dari belakang. Saat sampai diparkiran, Maitreya menahan tangan perempuan itu.
“Kamu gak mau bareng?” Tanya dengan raut wajah sedih.
“Enggak.” Jawab Ceyna. Perempuan itu segera pergi dari halaman sekolah.
Maitreya yang awalnya ingin mengejar Ceyna, lantas berhenti. Sepedanya tak boleh tertinggal. Dengan segera Maitreya mengambil sepeda itu dan segera mengejar Ceyna yang sudah lumayan jauh.
“CEY! AYOK BARENG AKU!” Teriak Maitreya.
Ceyna pun panik. Dengan sekuat tenaga ia berlari ke arah halte bus yang letaknya tak jauh dari dirinya berada saat ini. Tepat sekali, saat Ceyna sampai bis itupun baru sampai. Dimasukinya bis itu dan berharap Maitreya tak mengejarnya lagi.
Ternyata salah. Ceyna dibuat tak bisa berkata-kata saat melihat Maitreya mengejar bis yang ia naiki menggunakan sepedanya.
“Itu cowok punya masalah hidup apasih? Heran gua!”
Perempuan itu memilih duduk di belakang sambil menonton Maitreya yang masih terus menggoes sepedanya. Karena kasihan, Ceyna menggeleng kepada Maitreya. Mengisyaratkan Maitreya untuk tidak mengejarnya lagi.
“GAK MAU CEY! AKU AKAN TEMANI KAMU KEMANA AJA! SAMPAI KAMH KE BULAN PUN BISA! AKU AKAN PASTIKAN KAMU AMAN CEYCEY!” Teriakan itu terdengar sampai ke dalam bis.
Ceyna menepuk keningnya. Heran dengan melakukan laki-laki satu ini. Kedua telapak tangan Ceyna ia letakkan pada kaca bis, lalu Ceyna kembali menggeleng. Dirinya tak tega melihat Maitreya yang sudah berkeringat. Bukannya mengiyakan, Maitreya malah tetap mengejar Ceyna.
Saat bisa berhenti disalah satu halte, Ceyna memutuskan untuk turun dan menghampiri Maitreya. Saat ini laki-laki itu sedang mengatur nafasnya.
“Ha.. hah.. halo Cey!” Ucapnya.
Ceyna berdecak kesal. Kemudian dikeluarkan selembar tissue dari dalam tasnya. Dengan sabar Ceyna mengusap kening Maitreya yang berkeringat.
“Nagapain ngejar?” Tanya Ceyna.
“Ngawal kamu dong. Tuan putri harus dikawal, biar aman. Hehe,” Jawab Maitreya yang kesenangan karena perilaku Ceyna.
Ceyna menghela nafas berat,
“Tapi gue bukan tuan putri Mai,” katanya sambil mengambil selembar tissue lagi.
“Mungkin didunia ini kamu bukan tuan putri, tapi bagi aku, bagi hati aku, kamu tuan putrinya!” Ucap Maitreya bersemangat.
Ceyna hanya menggeleng heran. Kasihan juga batinnya. Terkadang perempuan itu berpikir bahwa Maitreya adalah ODGJ yang sedang kabur. Tapi terkadang pikiran itu hilang kala melihat senyum Maitreya yang begitu tulus.
“Jadi gimana Cey? Kamu mau bareng aku?” Tanya Maitreya yang dibalas dengan anggukan pasrah Ceyna.
Dengan hati senang Maitreya menyuruh Ceyna agar naik ke jok belakang dan memeluk pinggangnya. Keselamatan nomor satu katanya.
“Keberangkatan menuju rumah Cecey! Dimulai!!” Ucapnya sambil mengayuh sepedanya kembali.
Beda dengan tadi pagi, kali ini Maitreya memilih jalan utama. Karena suasana yang sepi, Maitreya memelankan sepedanya. Tentunya agar bisa lebih lama bersama Ceyna.
Sepertinya saat bekerja nanti, Maitreya akan merindukan Ceyna. Jujur, Maitreya tidak mau jauh dari Ceyna.
“Cey,” Panggil Maitreya pelan.
“Apa?”
“Aku tuh, bingung banget loh!”
“Bingung karena?”
“Aku bingung kenapa kamu bisa cantik banget. Kan jadi nyusahin hati aku,”
“Dih. Hahahaha!”
Mendengar orang yang ia sayang tertawa, Maitreya ikut tertawa. Senang sekali rasanya bisa membuat orang disekitarnya bahagia.
“Semenyusahkan itu kah gue buat hati lo?” Tanya Ceyna sambil mengusap ujung matanya yang mengeluarkan air.
“Iya. Hati aku bimbang jadinya. Mau sayang kamu, kamunya enggak.”
Jawaban itu membuat Ceyna terdiam sebentar, kemudian terkekeh. Maitreya ini unik orangnya.
“Yaudah. Gini aja deh,”
“Tok! Tok! Tok!” Ucapnya sambil mengetuk pelan punggung Maitreya.
“Hatinya Maitreya! Semangat ya! Cepetan bikin Ceyna sayang balik, entar Ceyna direbut orang loh! Hihihi,” Katanya sambil menutup mulutnya.
Maitreya menggeleng. “Kata hati aku gini, siap bos! Cepat atau lambat, kamu jadi milik aku!”
Lagi dan lagi Ceyna tertawa. Tentunya karena Maitreya seorang.
Siang itu, jalanan serasa milik Maitreya dan Ceyna. Dua orang itu asik mengobrol dan sesekali tertawa. Mungkin matahari akan iri saat melihat mereka yang begitu bahagia. Iya, mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maitreya
Teen FictionSemenjak pindah ke sekolah baru, Ceyna sering diikuti oleh Maitreya. Laki-laki dengan wajah tampan dan juga badan yang tinggi. Risih? Tidak usah ditanya lagi. Dari awal bertemu, Maitreya sudah berkata jika ia menyukai dirinya. Maitreya.. Maitreya...