-11-

4 0 0
                                    

Happy Reading
[Song For Today]
●Interaksi - Tulus●


Setelah kepulangan Ceyna, Maitreya terdiam didalam kamarnya. Apa yang ia rasakan saat Ceyna ada didekatnya, sama persis dengan apa yang ia rasakan saat Mama masih ada. Laki-laki itu mengambil satu bingkai foto yang berisikan foto sang Mama.

"Mai kira, dengan adanya perempuan seperti Mama, Mai akan lebih lega."

Tak peduli orang mengejeknya dengan kata anak Mama. Yang Maitreya pikirkan adalah, jika tidak ada Mama maka tidak ada kebahagiaan. Maitreya sempat merasa kosong dengan hidupnya. Berusaha tersenyum dan tertawa walau semesta terus menyakiti. Berusaha bahagia walau hati sedang menangis. Berusaha tetap hidup walau jiwa ingin menyudahi. Semua itu ia alami sampai Ceyna datang didalam hidupnya. Keberadaan Ceyna seakan memberi warna dan cahaya terang bagi hidupnya.

"Kedatangan Cecey justru bikin Mai tambah kangen sama Mama."

"Mai anak kuat ya, Mama bangga deh sama kamu!"

Kalimat itu yang Mamanya ucapkan kala ia terjatuh dari sepeda. Maitreya yang menangis dibuat tenang oleh ucapan singkat perempuan yang ia sayang. Saat ini ia bertanya-tanya tentang, apa yang akan terjadi pada hari esok? Apa yang akan terjadi pada dirinya jika ia menyerah?

Dua bulan setelah kepergian sang Mama. Maitreya sudah menyiapkan tali yang ia gantung didalam kamarnya. Saat itu, ia benar-benar siap untuk pergi dan menyapa Mama kembali. Detik-detik sebelum menggantung diri, ia mengingat semua kenangan indah keluarganya. Maitreya terjatuh dari atas kursi dan memeluk dirinya yang sangat rapuh kala itu. Hidupnya hancur setelah Mama pergi.

"Sekarang aku punya alasan lagi untuk tetap bertahan. Andai Mama disini, pasti Mama seneng lihat anaknya bawa cewek kerumah." Ucapnya sembari mengelus foto Mamanya dan tertawa.

Akan ada saatnya Maitreya merasa jika semesta itu kejam. Namun kadang ia juga merasa semesta itu tidak kejam karena menghadiri orang baik dalam hidupnya. Saat ini laki-laki itu paham akan satu hal.

Semesta bukan tentang kita yang akan terus bahagia didalamnya. Semesta itu tentang bagaimana kita bertahan hidup disaat masalah terus menerjang. Bagaimana kita yang terus berusaha walau harapan hampir saja hilang. Semesta itu bukan jahat, semesta hanya sedang jujur. Jujur bahwa dunia bukanlah tempat dimana semua akan berjalan seperti apa yang kita ingini. Semesta hanya sedang memberi tahu bahwa dunia adalah tempat dimana kita harus bertahan, berjuang, dan bersyukur.

"Semesta.."

"..apa kamu bakal ambil orang yang aku sayang, lagi?"

***

Pukul empat sore Axen tiba dirumahnya. Ia melihat halaman rumahnya sudah lebih bersih dari tadi pagi. Laki-laki dengan rambut yang mulai beruban itu masuk kedalam rumahnya dan mendapati Maitreya sedang berdiri disamping meja makan. Anaknya itu menyambutnya pulang, sama seperti dulu. Bayang-bayang Lena yang berdiri sambil merangkul Maitreya membuat Axen terdiam.

"Aku udah masak Pah. Banyak sayurnya, dulu Mama pernah bilang kalau Papa suka makan sayur." Ucap Maitreya dengan kepala menunduk.

Axen tak memperdulikan itu. Ia lebih memilih untuk naik kekamar dan meninggalkan Maitreya.

"Nanti, saya mau mandi."

Maitreya yang mendengar itu segera mengangkat kepala dan tersenyum senang. Ia harus tetap berusaha agar Axen bisa akrab seperti dulu. Laki-laki itu mau keluarga yang kembali hangat walau tidak ada Mama disana.

Sembari menunggu Axen, Maitreya memutuskan untuk mencuci alat masak yang digunaknnya tadi. Karena suasana hati yang bagus, iapun mulai bersenandung. Meskipun Maitreya seorang laki-laki, Maitreya itu pintar dalam urusan rumah seperti ini. Ini semua terlatih karena sedari kecil Maitreya sering menemani Lena berberes rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MaitreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang