delapan: berlari

29 4 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senyum manis itu terbentuk ketika retina Senja menemukan Baskara. Tak bisa ia pungkiri bagaimana terbangan kupu-kupu diperutnya bergerak cepat, juga pada dentuman jantung yang berpacu melihat tawa mengudara dari Baskara. Namun, wajah gadis itu berhenti tersenyum ketika tatapannya bergeser. Sekiranya ada beberapa orang yang tergabung dalam perbincangan seru itu. Ada satu perempuan yang menganggu pemandangan Senja.

Perempuan itu tampak akrab melingkarkan lengannya pada lengan Baskara. Seolah sudah hal biasa bagi mereka.

Sepertinya Senja terlalu jauh.

Seharusnya, kebaikan yang Baskara beri, bukan ia artikan seperti ini: seperti perasaannya yang kian hari kian bertambah seperti ledakan kembang api di pukul dua belas malam.

Senja seharusnya bisa menempati perasaanya dengan benar. Bukan pada Baskara yang tentu saja bukan untuknya.

Senja harus berhenti berlari untuk Baskara yang bahkan berjalan untuknya pun tidak.

***

"Rat, itu kamera kamu?"

Pandangan Senja beralih dari kamera dimeja, memandang jawaban Ratna, adik kelasnya yang tengah berkumpul dengannya di perpustakaan.

"Iya, Kak. Punya Abang aku," jawab Ratna. Tatapannya berubah melihat Senja terus memandang kamera itu.

"Kak Senja kalau mau pinjem, pinjem aja. Aku udah selesai kok, foto-fotonya."

Kepala Senja bergerak cepat, retinanya agak berbinar melihat tawaran itu. "Boleh?" katanya memastikan.

Ratna mengangguk. "Nanti balikin aja pulang sekolah, Kak."

Senja tersenyum, mengangguk. Tangannya beralih mengambil kamera itu. "Aman kok, Rat. Aku pinjem dulu, ya," ujarnya sembari berdiri, terus memperhatikan kamera itu hingga mengitari perpustakaan mencari sesuatu yang menarik untuk dipotret.

Senja sangat menyukai foto, dulu.

Dulu ia juga punya kamera yang sama seperti Ratna. Tapi, benda itu rusak, lalu hilang setahun lalu karena sebuah tragedi. Alhasil, Mama tak mengizinkannya membeli kamera kembali.

Badan Senja termundur melihat objek yang pas—rak-rak buku yang berantakan dengan dua kursi kosong tak teratur didekat tumpukan buku. Gadis itu mengatur kameranya secara telaten, langkahnya terus begerak mencari sudut yang pas. Agar mendapatkan banyak objek dalam satu frame, gadis itu memilih mengambil gambar secara luas.

Ia tersenyum simpul. Menyadari sudut yang diambil sudah pas, gadis itu hendak mengambil gambar.

Namun, lagi-lagi Abimanyu Baskara muncul ketika ia tak memikirkannya.

Membawa beberapa buku novel horor, pemuda itu mengambil satu kursi yang tak teratur tadi, lalu mendudukinya tanpa melihat ada Senja di sana. Baskara langsung membuka halaman buku—sepertinya sangat tak sabar menjelajahi cerita itu.

Laki-laki itu membenarkan letak kacamatanya, lalu membuka halaman berikutnya.

Senja bergeming. Memandangi hal itu dalam bisu. Pemandangan yang kian membuat perasaannya terus tercampur tak berdaya. Sorot matahari dari luar menembus jendela berukuran sedang dihadapan meja Baskara, mengarah pada laki-laki itu;

.... seolah Baskara adalah tokoh utama panggung yang selalu mendapat perhatian penonton.

Juga selalu, mendapat perhatian dari retina Senja setiap waktu.

Namun, bolehkah Senja untuk tak suka akan hal itu?

Karena ini akan memperburuk proses Senja untuk berhenti berlari.

"Senja?"

Tubuh Senja membeku dengan suara berat yang menawang itu, tatapannya bertemu menyambut manik mata coklat Baskara diujung sana.

"Mau foto, ya? Oh! Ala candid? Oke!"

Sedetik kemudian, pemuda itu memutar tubuh, kini wajahnya terlihat lebih serius membaca bukunya.

Senja tak melakukan apapun.

"Nja'! Jadi foto, nggak?"

Gadis itu tertegun, refleks mengangkat kameranya mengarahkan bidikan pada pemuda itu.

Tapi, satu langkah lagi, tidak apa-apa, kan?

Sekali ini saja. Setelah itu, ia akan benar-benar berhenti.

***

notes:

hellawww

maaf ya kemaren-kemaren gak update :( aku ga dapet feel nya and then denger soundtrack obs hehehe (( Christmas Tree- V)  mendadak jadi semangat nuliss.

oh iyaaa 2 bab lagi ending. again, sad end atau happy end menurutmu?



Baskara Senja (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang