Light Of Mafia 15

4.4K 862 1.2K
                                    

Hai? Gimana kabarnya? Maaf baru sempat update ya, kemarin agak sibuk soalnya hehe.

Ohiya kali ini aku mau buka kolom absen ya tiap kali kalian baca cerita ini, biar aku tau siapa aja yang aktif dan pasif ehe.
Cukup komen disini dengan emot juga gapapa kok, emot ini '🔫💣' melambangkan cerita ini sih sebenernya emot itu wkwk. Eh tapi bebas deh komen dengan apa, yang pentin uname kalian terpampang disini ya ehe. Biar enak aku milih kalau mau bagi link lagi wkwk.

Dah yuk, sekarang lanjut baca....

Dah yuk, sekarang lanjut baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LIMA BELAS
.
.
.

TANGANNYA terikat begitu kencang. Jisoo kian memerhatikan tiap gerak-gerik Johnny yang sejak tadi terus mengawasi mereka; Jisoo dan satu anak buah Taeyong yang kini tengah menodongkan pistol ke arahnya. Jisoo tahu, bahwa kamera yang berdiri tegak di hadapannya langsung tersalur dengan aula tempat awal ia bertemu Taeyong tadi.

Jisoo pun sangat yakin, bahwa Taehyung sudah berada di sana menghadapi Taeyong. Otaknya terasa begitu penuh, tapi keadaan mendesak Jisoo mesti berpikir keras untuk mencari cara agar terlepas dari para lelaki sialan di ruangan ini. Terutama Johnny, lelaki sialan itu terus menatap ke arah Jisoo dengan pandangan begitu tajam. Sepertinya jika Taeyong memerintahkan Johnny untuk membunuh Jisoo, maka tak butuh waktu lama Johnny akan menarik pelatuknya dan membiarkan peluru menembus masuk ke dalam jantung Jisoo.

Dilihatnya, Johnny secara spontan berjalan ke arah kamera di atas tripod. Jisoo masih terus memerhatikannya, tangan besar Johnny menekan satu tombol di kamera tersebut. Sepertinya Jisoo tahu tombol apa itu. Cahaya kecil yang sebelumnya terus menyala tiba-tiba langsung mati saat Johnny menekannya. Ah, itu adalah tombol power pada kamera tersebut.

"Yuta kau jaga dia, aku akan menyusul Taeyong di aula bawah."

Suara berat Johnny spontan membuat pria yang tengah menodongkan pistol ke arah Jisoo langsung merunduk hormat. Sorot tajam dari manik legam Johnny mengarah pada Jisoo untuk beberapa saat, kemudian sedikit melangkah mendekati Jisoo dan melepas lakban yang menutupi mulut Jisoo secara kasar.

"Kau sudah kalah. Jangan banyak tingkah, aku sungguh akan membunuhmu jika kau kembali membuat rusuh," bisik Johnny di telinga Jisoo. Ia kemudian tersenyum licik menatap wajah penuh emosi dari Jisoo yang bungkam tak memberi respon balasan apapun, tak lama ia langsung meninggalkan ruangan itu.

Ah, ini adalah kesempatan Jisoo untuk melepaskan diri. Pandangannya mengedar dengan cepat menilisik seluruh ruangan tersebut sebelum Yuta yang berdiri di hadapannya kembali menodongkan pistol ke arahnya. Sempat terfokus pada satu titik, Jisoo buru-buru merunduk saat pria itu kembali menodongkan pistol kepadanya.

Aku tahu ini akan sangat memalukan. Tapi jika aku hanya diam, maka sungguh aku akan mati di sini bersama Taehyung.

Batinnya terus menggema risau, secara spontan Jisoo memejam erat. Mengepalkan kedua tangannya yang terikat begitu kuat, seolah mendesak sesuatu dalam dirinya untuk keluar.

Light Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang