Menuju

3 1 0
                                    

                                   • • • •
dreeet.......dreeet......
alarm di handphone anara berbunyi ia membuka mata sedikit demi sedikit untuk mematikannya kemudian ia bangun untuk membersihkan badannya, sehabis mandi anara langsung merapihkan buku buku yang akan ia bawa untuk pergi ke kampus
"apa lagi yaa..yang gue mau bawa nanti buku udah pensil pulpen udah owh iya laptop haduh jangan sampai ketinggalan bahaya nanti" desisnya sambil memasukkan laptop ke dalam ranselnya
lalu setelah itu ia turun menuju meja makan untuk sarapan bersama kedua orang tuanya
"nar kamu pergi samaa siapaa Gavin ?" desis mamah anaraa
Ting..... (bunyi notifikasi chat masuk dari Gavin) kemudian anara menarik chat tersebut untuk membalas-nya
ka Gavin:
ke kampus bareng sayaa, sebentar lagi saya sampai
anara yang sedang mengunyah nasi goreng buatan mamahnya sampai tersedak membaca chat dari Gavin
"uhuk"
"raa kamu kenapaa ? Makannya pelan pelan jangan sambil main handphone" ucap mamah Ira sangat memperihatinkan
"gapapa mah, aku ke kamar sebentar yaa aku ambil tas soalnya ka Gavin sudah on the way kesini sebentar lagi sampai. aku gaenak kalau sampai dia nunggu lamaa"
iraa dan nugroho tersenyum bahagia melihat kedekatan anaknya
setelah beberapa menit akhirnya Gavin sudah berada di rumah milik orang tuanya anaraa
"assalamualaikum om tantee" sambil menyodorkan tangan-nya untuk mencium punduk tangan orangtuanya anaraa
"hai Vin sini masuk duduk dulu" ucap Nugroho sambil menyuruh Gavin duduk
"Mah tolong buatkan Gavin minum"
"gausah repot repot om tantee"
"Sebentar yaa Tante panggil anara dulu"
iraa membalikkan badannya dan berjalan menuju anak tangga untuk memanggil anaraa
"raa Gavin sudah dibawah menunggu kamu"
"iyaa mam sebentar"
kemudian anara turun menuju ruang tamu
"ka gue udah siap, mau berangkat sekarang ?" desis anara ketus
"oh iya om tantee aku berangkat dulu yaa"
"Iyaa nak hati hati yaaa"
anara dan gavin membalikkan badannya menuju garasi kemudian mereka masuk dan berjalan menuju kampuss, setelah mereka di mobil Gavin berbicara kepada anara masalah hubungan perjodohan kedepannya
Gavin yang tengah fokus menyetir dan menengok anara untuk mengobrol
"Ra aku boleh bicara gaa" tanya Gavin kagok sehingga membuat anara yang tengah melamun tercoleh dan menatap kedua bola mata Gavin
"Hem boleh yaudah bicara ajaa"
"jadi Ra tadi papah sama mamah aku bilang katanya bulan depan udah resepsi pernikahan"
anara celetuk kaget mendengar yang Gavin katakan sehingga membuat gavin memberentikan mobilnya di sebrang jalan
"lah ko bisaa ka, aku aja belum siapa sama sekali Lo lagipula aku ini masih kualiah baru semester 1 kaa kan janjinya sehabis aku kuliah masa jadi gini si" desis anara bernada tinggi sehingga membuat ia frustasi
"gatau raa tiba-tiba papah langsung mau mempercepat semuanyaaa"
"serius ka aku belum siap sama sekali, ak...ak...akuu" belum saja anara berbicara selesai Gavin telah memotong nya
"ra emang aku sudah ada pengalaman-nya ? iyaa aku tau aku sudah siap tapi kita ngejalanin-nya kan sama-sama saat berumah tangga" desis Gavin panjang lebar sambil memegang pundak anaraa
pada saat itu keadaan anara bener-bener frustasi bimbang akan perasaan saat ini
"its okey, gue gapapa yasudah kalau ini yang kalian semua mau mungkin ini sudah jalan takdir guee, gue terima ! tapi gue mau hubungan kita kedepannya backstreet ! hubungan diam diam tanpa ada seorang pun yang tahu kalau gue sudah menikah sama lo ka gue gamau temen temen bakalan tahu soalnya ini kecuali Caca temen SMA guee diaa sudah tahu semuanya gimana setuju !"
Gavin pun terdiam mengangguk menerima semuanya
setelah sampai di kampus anara telah disambut oleh 2 orang teman-nya yaitu "Manda dan Tania"
"eh Lo lagi deket yaa sama mas dosen kampuss itu iya kan !" titah taniaa meneror anaraa
"apasih kalian heboh gue sama dia cuman sepupuhan jangan Ngadi Ngadi deh"
sementara Gavin mendengar ucapan Anara yang membuat ia tak semangat ia pun langsung pergi menuju ruang dosen yang ia tempati sehari harinya lalu isi kepala nya seakan akan ribut dengan pertanyaan pertanyaan konyol
"ah mungkin mau anara backstreet karena anara masih takut masih belom berdamai sama diri sendiri-nya akan hal yang kemari kemarin terulang" desis hati Gavin
"raa Kaka duluan ya"
"aaah sosweet mau dong di gituin mas dosen" ucap Tania tengil sehingga membuat anara dan Manda merasaa geli
kini merasa masuk ke-pelajaran pertama
kemudian selama jam pelajaran anara terbengong sehingga membuat Manda dan taniaa kesal
"Ra Lo kenapasi bengong teruss ish ada masalah ?" desis Manda berbisik di telinga kanan anara
"apasih gue ga kenapa kenapaa yaa, gue tuh cuman ngantuk"
"yakin Lo ngantuk ? apa jangan jangan Lo semalam maraton Drakor"
jam pulang anara kini menunjukkan pukul 3 soree kini ia berjalan bersama 2 temannya Manda dan taniaa berjalan menuju pintu gerbang setelah di ambang pintu gerbang tangan anara di genggam ada suaraa yang menyuruh masuk kedalam mobilnya serasa suara terasa engga aneh kemudian anara berbalik dan alhasil orang itu Gavin
"pulang bareng sayaa"
anara menolak untuk pulang bersama nyaa Manda dan taniaa membujuk anara untuk pulang bersama Gavin
"gue pulang sendiri aja kaa"
"tapi yaa setelah gue liat liat kalian berduaa seperti gak sedarah deh menurut gue si kaya agak aneh aja sama kalian berdua" celetuk taniaa merasa aneh dengan tingkah mereka
"apaan yang aneh man gue sama ka Gavin emang sepupuhan jangan Ngadi Ngadi deh"
Gavin pun terus menerus memegangi tangan anara sehingga membuat anara tak berkutik menurutinya
"masuk mobil saya sekarang !"
"Iya iya"
kemudian anara masuk kedalam mobil milik Gavin, Gavin melaju untuk menyetir mobil tersebut menuju rumah anara
sesampainya dirumah anara Gavin melihat mobil yang tak asing di depan rumah milik anara, kemudian mereka turun dan masuk kedalam setelah diambang pintu anara serentak kaget melihat kedua orangtuanya Gavin
"hai om Tante" sapa anara kepada orang tua Gavin dengan memberikan senyuman mengembang di raut wajahnya
"loh ko papah sama mamah ada di sini" desis Gavin tak heran lagi pasti yang mereka omongin hal perjodohannya
"jadi ra papahnya Gavin mau mempercepat-nya menuju pernikahan jadi gimana sudah siap kamu raa " ucap nugroho ayah anara tersenyum dan mengangguk untuk membuat anara menyetujui nya
"kenapa ya harus dipercepat kan perjanjian nya sesudah aku lulus kuliah om "
"gini raa kan lebih cepat lebih baik toh"
"iyaa si, tapi kan aku siap ga siap"
"jangan ragu raa, setelah berumah tangga pasti kamu bahagia senang dan semuanya kamu jalanin berduaa" desis papah Gavin menasihati anara
"jadi rencana repsepsi bulan depan, kebutulan bsk menuju weekend jadi kalian berduaa fitting baju pernikahan kalian yaa"
anara mengangguk menuruti perintah calon ayah mertua nyaa Ira dan Nugroho pun tersenyum bahagia kini ia harus ikhlas melepas anak bungsu anak perempuan semata wayangnya ke laki laki pilihan-nya
     Pada pukul jam delapan malam ia merebahkan tubuhnya sambil melihat langit langit kamarnya kepala anak kini berbisik pertanyaan pertanyaan sehingga membuat ia frustasi entah apa yang ia rasakan antara perasan sedih senang semua tercampur aduk, kemudian anara menelvon Caca kerabat dekatnya semasa sekolah di SMA, lalu respons Caca sangat sangat bahagia mendengar kabar bahagia kepada anara
"eh serius Lo bulan depan mau nikah sama ka Gavin ? Anjir gila seneng banget gue denger nyaa akhirnya nya setelah berbulan bulan Lo luluh juga gue lebih setuju Lo sama ka Gavin dari pada Lo sama si oncom itu ish, eh tapi Lo udah siap kan raa"
anara meghela napas dan tersenyum
"yaa....siap ga siap harus gue jalanin mungkin ini udah jalan takdir gue kali ca gue yakin orang tua mana yang mau anaknya bahagia ca, tapi gue bakalan backstreet ca gue belum siap cerita ke temen kampus gue setelah gue menikah Gavin udah ga jadi dosen dia pegang perusahaan papahnya"
"tapi ka Gavin setuju backstreet ?"
"ka Gavin setuju dan ka Gavin ngertiin guee banget sangat amat ngertiin gue ca itu yang buat gue sekarang Luluh"
"yaudah intinya gue berdoa yang terbaik buat lo kedepannya, yaudah raa see you on the wedding day naraa"
Anara mematikan telvonnyaa kamudian entah kenapa perasaan ia sangat legah ketika ia sehabis cerita dengan Caca sahabatnya

ArahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang