7

284 29 4
                                    

Warning : banyak typoan belum direvisi :)
.
.
.
Seminggu berlalu begitu cepat. Mereka tidak pernah membicarakan kejadian itu. Bahkan di birthday Levi sekalipun.

Levi dan eren banyak menghabiskan waktu bersama dalam diam. Di dalam mobil,misalnya. Levi memilih tidur,sedangkan eren memilih asyik dengan earphone-nya. Namun,larangan menjauhi Jean dengan segala cara tetap diberlakukan. Eren bahkan selalu diawasi dengan ketat. Hari-harinya penuh dengan perintah yang kadang tak masuk akal. Sebenarnya hal ini tidak perlu karena Jean Kristein jarang berada di lokasi akhir-akhir ini. Katanya dia sibuk membagi waktu dengan rekaman.

Bagi Levi,kesulitan yang terjadi malah memperparah situasi. Ia terus teringat pada apa yang ia lakukan terhadap eren,dan ia meraa bersalah. Ia sendiri bingung,atas dasar apa sampai ia mencium eren tiba-tiba. Ia kesal melihat eren tenang-tenang saja menghadapinya. Tidak ada rasa marah,apalagi malu.

Bagaimana bisa bocah itu menganggap peristiwa itu biasa saja? Apakah dia sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini? Saat memikirkan itu,levi mendapati dirinya mudah marah-marah terutama pada eren.

Hari ini adegan yang diambil sepertinya akan membuatnya lelah.

Levi berkali-kali menghembuskan nafas membaca naskah. Adegan yang harus diperankan adalah adegan perpisahan dengan tokoh yang diperankan oleh petra. Walaupun tidak sama,hal ini mengingatkannya pada masa lalu. Sepertinya petra juga demikian,entah sudah kali keberapa ia memergoki gadis bersurai karamel itu memandanginya.

Tak lama kemudian,Jean datang diikuti suara gaduh para kru. Levi melirik kedatangannya dengan setengah hati. Pria lebih muda darinya itu melirik ke kanan,dan kekiri. Mungkin mencari eren.

Levi tertawa kecil.

Eren sudah diungsikan terlebih dahulu ke tempat yang tak dapat dijangkau Jean. Ia menyuruh eren membereskan apartemennya,berikut dengan cucian kotor dan peralatan makan yang sengaja ia tumpuk sejak hari sebelumnya. Untuk pertama kali ia melihat ekspresi lain eren selain mengangguk. Bibir pria manis itu terangkat sebelah,tanda sebal tanpa kata.

Ia tahu ada kemungkinan Jean menelpon eren. Dan untuk yang satu itu,ia tidak bisa melakukan apa-apa. Ia tidak mungkin menyita ponselnya eren.

Tapi Levi cukup puas mengetahui eren dan Jean tidak bisa bertemu hari itu.

Sutradara memanggilnya untuk mengambil adegan tak lama kemudian. Levi mungkin terlihat mudah mengeluarkan air mata dan mengucapkan dialognya,tapi sejujurnya ia tidak sabar menunggu syuting berakhir dan petra menghilang dari pandangannya.

Levi memang aktor yang sangat berkompeten dalam bidangnya. Ia mampu berakting mesra dan juga terlihat setengah mati patah hati. Saat sutradara meneriakkan cut,Levi langsung mengusap air mata dan berjalan menjauhi kerumunan. Orang mungkin akan salah mengira bahwa Levi perlu waktu untuk menta kembali perasaanya. Padahal ia hanya perlu ruang untuk menghirup udara segar dalam-dalam.

Sepertinya petra juga salah mengira. Levi baru menyadari bahwa wanita itu mengikutinya.

"Kau menangis," katanya. "Teringat yang lalu?"

Levi hanya memandangnya,tidak yakin hanya tertawa keras. Atau menendang wanita itu jauh-jauh.

"Aku tak bisa mengubah apa yang sudah terjadi di masa lalu," lanjut petra. Perlahan wanita itu berjalan mendekati Levi. "Tetapi,aku bisa berusaha untuk masa yang akan datang."

Levi jelas bingung dengan arah pembicaraannya petra. Terutama setelah wanita itu membelai pipinya dengan lembut. Levi memandangj petra,alisnya nyaris bertaut,namun ia terlalu malas mengomentari tindakan petra.

"Aku mencintaimu. Selalu mencintaimu," tegas petra. Sekarang alis Levi naik sebelah. "Kau tidak tahu betapa beratnya berpisah denganmu. Aku senang kau pikir hal yang sama. Sekarang kita bisa melakukan hal yang baik dari awal."

Levi x Eren   A Love Like An Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang