10

297 25 7
                                    

Eren duduk di tengah ingar-bingar acara musik milik stasiun "S". Suara teriakan mereka membuat kepalanya pusing. Berada di tengah fandom yang berbeda membuatnya berpikir berapa musik bisa menyatukan sekaligus mengotak-ngotakkan orang secara bersamaan. Semua datang untuk menikmati musik,namun atribut dan pembagian tempat duduk yang spesifik seakan menciptakan batas yang jelas di antara mereka.

Eren nyaris bosan. Kalau tidak karena Jean yang memintanya,ia tidak akan datang ke acara ini.

Pria itu datang dua malam  sebelumnya membawa dua tiket konser. " ini buat apa?" tanyanya. "Aku ada pertunjukan come back minggu ini. Masa kau tidak tahu?" cetus Jean pura-pura sedih.

Eren nyengir dan minta maaf.

"Aku tidak begitu suka konser. Kupingku sensitif terhadap suara kencang," katanya memberi alasan.

Jean menahan tangannya. "Kau harus datang akan sangat berat bagiku kalau kau tidak datang."

Eren mengernyit,"mengapa?" tanyanya

Jean hanya tersenyum. "Pokoknya,kau harus datang. Aku akan marah padamu kalau kau tidak datang."
.
.
.
.
.
Jadi,disinilah eren. Menikmati teriakan sambil memaki dalam hati atas keputusannya datang ke sini. Ia tidak enak hati pada Jean.

Ponselnya berbunyi. Jean beberapa kali mengirimkan pesan,mengecek keberadaan eren dan mengingatkan agar pria manis itu datang ke ruangannya setelah pertunjukan. Ia mengira itu pasti dari Jean lagi. Ternyata bukan.

Levi yang mengirimkan pesan singkat,"dimana?"

Eren bingung mau menjawab apa. Kalau jujur,ia akan terlibat masalah. Kalau bohong dan ketahuan,akan lebih buruk lagi. Jadi ia memutuskan tak membalasnya.

Sekarang giliran Jean tampil.

Di acara come back,mereka punya kesempatan membawakan dua lagu. Lagu pertama yang terdengar di panggung adalah lagu yoshiki yang berjudul red swan.

Tanpa sadar eren manggut-manggut mengikuti musik dan menggumamkan bagian refrein.

Jean memberi sinyal padanya begitu konser selesai. Eren hanya mengangguk dan mengikuti Jean.

Seorang pria tambun yang melihatnya langsung bertanya "eren-chan?"

Eren mengangguk. "Mari ikuti saya!" Pinta pria itu,dan eren pun mengikutinya.

Begitu sampai di sebuah Pintu bertuliskan nama band jean,ia diminta menunggu. Namun,tiba-tiba terdengar banyak suara dari wajah families yang sering muncul di tv. Eren berusaha menyembunyikan wajah,pura-pura sibuk dengan ponselnya. Habislah riwayatnya kalau sampai ia ketahuan oleh sang kakak dan teman-temannya bahwa ia kemari menemui jean.

"Hei,kau!" Tegur jean begitu melihatnya. Eren langsung menggamit tangan Jean,membelakangi orang-orang yang lalu-lalang. "Aku tidak boleh ketahuan berada di sini," bisik eren penuh konspirasi. Ia melirik anggota group lain yang mengernyit melihat tingkahnya. Eren tersenyum pada mereka,berusaha memperbaiki situasi.

"Kenapa? Kau takut mereka membunuhmu?" Tanya jean.

"Tidak,kemungkinan besar Aku yang akan bunuh diri kalau mereka tahu. Lebih mungkin bagi mereka membunuhmu daripada membunuhku," Tegas eren.

Jean tertawa. Ia membuka Pintu dan mempersilahkan eren masuk bersama anggota lain,manajer,dan be berapa asisten.

Eren membiarkan Jean sibuk dengan urusannya.

"Kau mau minum?" Tanya Jean sambil menyodorkan minuman dingin.

Eren menggeleng. "Aku mau pulang," katanya.

Levi x Eren   A Love Like An Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang