ᴋᴀᴏʀᴜ ᴠᴇʀʟɪᴄᴇ | Part 2 | TW: Blood ~ Episode 3

42 7 1
                                    

Bukan END dari buku ye, tapi END dari "Kaoru Verlice".

"Jean?" Ucap seorang pria yang terduduk di kursi sebelah tempat tidur rumah sakit yang ditiduri Jean. "H-ha? K-Kaoru!?" Ucap Jean sambil langsung terduduk di tempat tidur nya. "Hei! Tenang dong.." Ucap Pria tersebut. "Hah? A-aku di.." "Rumah sakit." Sambung Pria tersebut sambil meninggalkan Jean dan pergi ke sebuah meja yang diatasnya terletak segelas air putih. "Nih" Ucap Pria tersebut sambil memberikan Jean segelas air putih tersebut. Jean yang tadinya sedang melamun memandang kebawah akhirnya langsung melihat keatas sambil menerima segelas air putih tersebut.

"Oh.. Kaeya?" Ucap Jean kepada pria tersebut yang ternyata adalah Kaeya. "Hm, ya?" "Aku.." "Menemukan surat yang aku tulis untuk Kaoru kan? Bersama Lisa dan Y/N. Tapi surat tersebut tidak sempat dibaca oleh Kaoru." Lanjut Kaeya panjang lebar seperti mengetahui hal yang akan diucapkan oleh Jean. "Ya.. Kok.. Kamu bisa tau? K-kamu gak marah kan..?" Tanya Jean khawatir "Hahaha, gak kok, gak apa-apa~! Aku juga tau kalian baca kertas itu karena aku lagi di lantai bawah perpustakaan, sementara kalian di lantai atasnya." Jawab Kaeya. "Oh.."

Quick Info—
Pertama, Kaeya dan Kaoru itu selama di Mondstadt selalu ikut bertarung (lumayan kan padahal masih 14 dan 9 tahun). Mereka itu yang paling membantu di pertarungan-pertarungan antara manusia dan abyss dll. Sementara sekarang, yang paling membantu adalah Y/N dan Traveler. Kaeya sudah tidak ingin terlalu ikut terhadap banyak pertarungan, kecuali yang sangat besar. Kaoru 'dibunuh dan jasadnya diambil' oleh para abyss di umur 11 tahun, yap, sudah 3 tahun setelah kejadian itu. Tapi, Jean merasa sangat bersalah, karena dia seharusnya menjaga Kaoru, tapi dia gagal.

Kedua, Jean bukan mempercayakan Kaeya dalam pekerjaannya, tetapi Kaeya lah yang memberikan Jean kedudukan sebagai Acting Grandmaster. Awalnya memang harus mengikuti keluarganya, tapi karena mereka sadar bahwa Kaeya lebih bijak, kuat, dll. mereka memberikan Kaeya sebagai kedudukan ini. Tapi Kaeya tau, ini tidak benar. Ia tau bahwa seharusnya mereka mengikuti keluarga. Maka dari itu, Kaeya pun mempercayakannya kepada Jean. Awalnya pada terkejut, pada akhirnya, semuanya menerima pilihan Kaeya tersebut.
End of Quick Info—

"Aku.." Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Kaeya lagi-lagi melanjutkan. "Mau ketemu Lisa dan Y/N serta Barbara kan? Dan juga mau memastikan tidak ada hal buruk yang terjadi di Mondstadt selama kau disini." "Ah.. Iya." "Istirahat dulu. Kamu belum sepenuhnya pulih. Aku bisa panggil Lisa, Y/N dan Barbara kesini.. Atau, aku bisa panggil Lisa aja y'know~" Ucap Kaeya dan saat diakhir, Kaeya menggunakan nada y'know alias ngeship Lisa dan Jean. "E-eh!?" Jawab Jean sambil mulai memerah. "AHAHAHA c-canda kok! Can-da AHAHA" Ucap Kaeya sambil tertawa melihat muka merah Jean dan pastinya kesusahan bernapas soalnya ketawa mulu.

(Jadi keinget Author dan temen-temen Author jir)

"I-ihh!!" Jawab Jean sambil memasang muka ngambek. "Hahaha, oh ya, untuk Mondstadt aman ko gak ada hal buruk yang terjadi." Ucap Kaeya sambil menahan tawanya.

"Makasih.." Ucap Jean. "Hm? Untuk apa?" Tanya Kaeya penasaran. "Untuk tetap membuatku bahagia dan senang walaupun tidak dalam keadaan yang memungkinkan" Jawab Jean. "!?" Kaeya terkejut, tidak pernah ada yang berterimakasih untuk hal ini. "Oh.. sama-sama~!" Jawabnya sambil tersenyum lebar. Jean membalasnya dengan senyuman juga, walaupun Jean tau bahwa senyuman Kaeya tersebut bukanlah senyuman asli. Melainkan hanya senyuman palsu, yang selalu dia gunakan setiap hari.

"Ah iya, mau aku panggil sekarang? Lisa, Y/N dan Barbara? Atau.." Tanya Kaeya yang lagi-lagi mengakhiri kata-kata nya dengan nada y'know. "E-ehh!! Gak! Intinya panggil tiga-tiganya..!" Jawab Jean menggunakan nada marah seperti saat dia masih anak-anak. Dan juga muka ngambek ala-ala Jean pas ngambek dulu kalo kodok nya diculik Diluc. Otomatis mengingatkan Kaeya pada masa kecilnya, masa bahagia bersama Diluc dan om Crepus, masa-masa dimana Diluc belum kehilangan beberapa ingatannya, mungkin sekarang mereka masih bahagia, sangat bahagia. "Hahaha, oke kalo gitu tunggu sini ya~!"

(SUDAH DI REMAKE, TOLONG CEK DI WORKS PROFILKU.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang