<~>
Sebelum Episode ini dimulai, Author cuman mau bilang bahwa Episode request itu tidak terhitung Episode canon ya! Jadi.. Kalau misalnya kayak kemarin nih, Author kan bilang setiap 2 Episode canon akan dilanjut dengan barbar version. Nah kemarin tuh kan Author publish Episode canon2 dilanjut Episode request, nah berarti masih terhitung 1 Episode canon karena dilanjut dengan Episode REQUEST dan BUKAN canon. Sekian, selamat membaca~!
-Val
<~><Kaeya POV>
Pagi ini adalah pagi yang cukup cerah. Ucapku 2 detik sebelum hujan turun."Nevermind..".
Aku langsung memilih baju yang akan kugunakan hari ini. Tadi udah milih sih tapi ya ujan dah jelas ganti lah.
Aku memilih atasan kaus berwana hitam dengan dua garis putih, kayak bajunya Crying Child dari game FNaF itu loh. Aku juga mengambil jaket berwarna biru tua untuk luaran kaus ku. Untuk bawahan, aku menggunakan jeans. Cukup susah mencari yang tidak berlubang, ternyata celana jeans yang ada di lemariku yang tidak berlubang hanya ada 2. Salah satu nya celana pendek, kayaknya sih punya Diluc. Kok nyasar ke lemari gw ya nih celana nya si Diluc, pikir gw. Setelah mencari lagi, ternyata celana jeans ku yang belum— maksudku tidak berlubang itu berwarna hitam. Matching sama kaus ku sih, pikirku, padahal awalnya mau cari yang matching sama jaket, tapi ya sudahlah. Untuk sepatu aku menggunakan sepatu berwarna gelap, nanti kotor kalau yang berwarna cerah dipakai saat hujan, bukan itu alasan sebenernya sih, yang bener tuh gegara sepatu berwarna cerah gw ada di rak sepatu gw yang terletak di ruangan belakang, samping gudang. "Males lagi kebelakangnya, dahlah pake yang ini aja".
Setelah selesai bersiap-siap aku melihat jarum jam. Otomatis aku terkejut karena jarum jam sudah menunjukkan jam 10 pagi. Aku langsung panik dan mengecek handphone ku. "Astaga ternyata janjiku dengan Lisa itu jam 1 siang.." Ucapku dengan nada relief atau apa ya Bahasa Indonesia nya.. Kayak tenang gitu deh.
Ternyata Diluc sudah pergi langsung ke tavern nya. Setelah aku mengecek dapur, sudah jelas kalau Diluc pergi tanpa makan sarapan. Aku langsung memasak hal yang mudah dan cepat dimasak lalu aku langsung siap-siap berangkat ke tavern nya Diluc untuk memberinya sarapan miliknya.
"Whew akhirnya sampe juga.."
"Eh liat tuh ada Kaeya.."
"Lu naksir ya sama Kaeya!? Muka lo merah gitu hahaha!"
"Eits, bagi dua!!"
"Bagi dua? Heh! Berbagi itu indah! Mendingan berbagi ber.. untuk semua simp nya dah! Hahaha!"Walaupun mereka berbicara dari jarak yang jauh dariku, sudah terdengar dengan sangat jelas bahwa mereka membicarakanku. Aku memang senang disukai banyak orang.. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini aku tidak peduli dengan orang lain. Seperti ada energi baru di hidupku yang menghilangkan energi ku yang lama.
"Eh? Kaeya! Tumben kesini?" Ucap seorang perempuan yang aku ketahui. "Ah.. Y/N. Ini aku cuman ada.. Suatu hal buat Diluc." Yap, perempuan itu adalah Y/N. Sudah sekitar 4 bulan dia di Teyvat. Dia adalah perempuan baik hati, namun juga kuat walaupun tanpa vision. Namun, melihat Y/N dan mendengar ceritanya, aku jadi teringat masa kecilku tanpa vision. Yang akhirnya Ayah Diluc membantuku untuk mendapatkan sebuah vision. Dan akupun mendapatkan vision Cryo.
"Lu.. Mikirin sesuatu?" Tanya Y/N sambil menepuk bahuku. Aku yang tadinya melihat kebawah sambil memperhatikan gelang pemberian Diluc pun seketika melihat ke arah Y/N. "Eh? Astaga maaf ya! Hahaha.. Aku gak mikirin apa-apa kok! Tadi cuman.." Aku sadar, aku salah jawab. "Nahkan, tadi kamu mikirin apa? Apa kamu mikirin Diluc?" Tanya Y/N. "Hmm.. Sepertinya kamu gak mau— maksudku gak bisa jawab ya? Yasudah, sana langsung ke Dilucnya aja, gw pamit ye, bye!" Ucap Y/N sambil mulai meninggalkanku. "Bye.."